1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Pemerintah Jerman Gandeng Pengusaha Berinvestasi di Ukraina

7 April 2023

Pemerintah menggandeng dunia usaha Jerman buat membantu pembangunan kembali Ukraina. Untuk itu, Berlin menjamin ganti rugi kerusakan akibat perang. Tapi jaminan tersebut dinilai tidak cukup.

Robert Habeck di Ukraina
Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck, di UkrainaFoto: Christoph Soeder/picture alliance/dpa

Meski remuk dihantam perang, Ukraina perlahan menjadi negara tujuan investasi yang menarik, menurut Asosiasi Industri Jerman (BDI), baru-baru ini.

"Yang paling menentukan adalah keinginan kuat masyarakat untuk membangun kembali negeri,” kata Presiden BDI, Siegfried Russwurm, Kamis (6/4) kemarin, "dan tekad bulat politisi dan pejabat negara untuk mengerjakan reformasi yang diperlukan,” imbuhnya.

Russwurm termasuk ke dalam delegasi ekonomi yang pekan ini dibawa Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck, berkunjung ke Ukraina.

Prakarsa bisnis dari Berlin itu ditawarkan ketika Ukraina kehilangan 30 persen kekuatan ekonominya akibat perang pada 2022 lalu. Menyusul kekacauan di awal invasi Rusia, kini medan pertempuran lebih banyak terkonsentrasi di wilayah timur. Situasi kondunsif di barat Ukraina dinilai memungkinkan pembangunan kembali.

Menurut Kementerian Ekonomi, pemerintah saat ini mengawal sebelas proyek pembangunan di Ukraina dengan 21 jaminan investasi senilai 221 juta Euro. 

Jerman terutama ingin mendulang untung dari sektor-sektor yang mencatatkan angka permintaan tinggi, seperti energi terbarukan, teknologi pertanian, bahan baku konstruksi dan logistik.

"Industri pertahanan Ukraina mungkin juga akan bisa menjadi mitra kerja sama bagi perusahaan Jerman,” kata Presiden BDI, Russwurm.

Untuk melindungi proyek investasi, pemerintah berjanji akan mengganti kerugian jika terjadi kerusakan akibat perang. Jaminan tersebut bertolak dari pengalaman raksasa kimia Jerman, Bayer, yang kehilangan pabrik barunya senilai 200 juta Euro akibat pemboman Rusia di Ukraina, lapor mingguan Rheinische Merkur.

Risiko logistik dan praktik korupsi

Namun jaminan pemerintah dianggap tidak cukup oleh Asosiasi Bisnis Jerman Timur, OA. Lembaga yang ikut mewakili perusahaan dan investor Jerman di timur Eropa itu meminta Berlin ikut menjamin transportasi dan logistik.

Saat ini, tidak ada perusahaan yang mau mengasuransikan transportasi dari dan ke Ukraina. Kondisi tersebut menyulitkan perusahaan logistik, kata Michael Harms, direktur asosiasi. 

"Pemerintah federal harus mau menanggung risiko yang lebih besar ketimbang biasanya,” kata dia, dan selayaknya "tidak berusaha menanggung risiko bisnis perusahaan, melainkan membantu dengan instrumen-instrumen yang kreatif,” imbuhnya.

Asosiasi Bisnis Jerman Timur mewakili 350 perusahaan yang aktif di 29 negara di Eropa Timur. Michael Harms, yang ikut menemani Habeck ke Kyiv, juga mewanti-wanti pemerintah soal budaya korupsi yang masih marak.

Menurutnya, penyelenggara negara di Ukraina harus mampu menyediakan "kerangka kerja yang transparan, stabil dan bisa diandalkan,” kata Harms. Dia juga mengritik Kyiv yang giat menekan perusahaan Jerman untuk mengakhiri bisnis dengan Rusia, dan menilainya sebagai langkah yang "tidak cermat.”

Relasi bisnis Jerman di Rusia dibatasi di sektor-sektor yang sudah ditentukan oleh Uni Eropa, seperti teknologi kesehatan, farmasi atau pertanian. "Ini adalah soal mematuhi kewajiban humaniter internasional,” tukasnya.

Namun begitu, Harms meyakini Ukraina akan mampu menanggulangi budaya korupsi di pemerintahan. Dia mengatakan para investor mengabarkan banyak perbaikan sejak 2014.

"Kepemimpinan Ukraina kini diemban kaum muda hasil didikan Barat. Mereka tidak lagi punya ‘agenda terselubung' seperti dulu,” katanya.

rzn/hp (dpa,rtr, bdi)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya