1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Jerman Memfasilitasi Proses Repatriasi Ribuan Warga Irak

23 April 2018

Menteri Pembangunan Jerman Gerd Müller mengatakan, Jerman dan Irak akan meningkatkan kerja sama untuk proses reintegrasi pengungsi Irak. Sekitar 10,000 orang Irak akan dibantu untuk kembali ke tanah air mereka.

Entwicklungsminister Gerd Müller im Irak
Foto: picture-alliance/dpa/K. Nietfeld

Menteri Pembangunan Jerman, Gerd Müller, mengatakan pada Minggu (22/04) bahwa kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam membantu warga Irak, yang permohonan suakanya ditolak Jerman, untuk kembali ke tanah air mereka.

"Tujuannya adalah untuk membantu 10.000 orang Irak yang kembali dari Jerman agar mereka bisa membangun kembali kehidupan mereka dan memulai hal baru", kata Müller setelah rapat dengan pejabat Irak di Baghdad.

Müller mengatakan orang-orang Irak tersebut harus memiliki kesempatan untuk kembali ke tanah air mereka berdasar kemauan sendiri dan tidak dianggap sebagai "pecundang". Ia menambahkan, Jerman dan Irak akan bekerja sama menciptakan lapangan pekerjaan dan pendidikan.

Dalam kunjungannya Müller meresmikan pembukaan pusat konsultasi untuk pengungsi yang kembali dari Jerman di kota Irbil, di utara Irak. Pusat konsultasi serupa direncanakan akan dibangun di Baghdad.

Menteri Pembangunan Jerman, Gerd Müller, berbincang dengan pengungsi Irak yang kembali dari Jerman, setelah meresmikan pembukaan pusat konsultasi untuk pengungsi di kota Irbil, Irak.Foto: picture-alliance/dpa/K. Nietfeld

Donor yang besar

Sebelum terbang ke Irak pada Sabtu (21/04), Müller menekankan pentingnya membangun kembali infrastruktur di negara ini, terutama sekolah dan fasilitas pendidikan, "supaya terorisme tidak lagi bisa menginjakkan kakinya."

Kementerian Pembangunan Jerman mengatakan 12.000 dari 240.000 orang Irak yang sekarang tinggal di Jerman adalah pencari suaka yang permohonan suakanya telah ditolak. Kementerian juga menyatakan Jerman adalah pemberi bantuan terbesar kedua untuk Irak dengan bantuan finansial sekitar 1,3 miliar euro (sekitar 20 triliun rupiah) sejak 2014. Selain itu, Jerman juga menyediakan bantuan militer dalam bentuk peralatan dan pelatihan untuk pasukan keamanan Irak dan sekutu mereka.

Proses pembangunan yang lambat

Irak mulai fokus pada rekonstruksi area yang hancur lebur karena perang bertahun-tahun setelah Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan akhir tahun lalu bahwa kelompok ekstrimis ISIS berhasil dikalahkan.

Namun, situasi keamanan di negara ini masih rapuh karena risiko tinggi serangan teroris di seluruh negeri. Serangan bom bunuh diri pada 15/01 di Baghdad, yang diklaim oleh ISIS, menewaskan hampir 40 orang. ISIS diperkirakan akan melakukan tindakan terorisme lagi meskipun sudah kehilangan wilayah yang dulu mereka kuasai.

na/hp (dpa/epd)