1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Akan Perbarui Jaringan Radar dan Sistem Anti Rudal

William Noah Glucroft
30 Maret 2022

Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Jerman memutuskan pembangunan sistem pertahanan anti rudal baru. Yang dilirik adalah sistem Arrow dari Israel. Untuk itu, jaringan radar pendeteksi di Jerman juga harus diperbarui.

Sistem anti rudal Israel Iron Dome menghadang roket Hamas, Mei 2021
Sistem anti rudal Israel Iron Dome menghadang serangan roket Hamas, Mei 2021Foto: Amir Cohen/REUTERS

Israel selama ini sukses menghadapi serangan ribuan roket yang ditembakkan kelompok radikal Hamas dari kawasan Palestina. Itu sebabnya para pejabat pertahanan Jerman pertama-tama melirik Israel, yang punya sistem Iron Dome dan sistem Arrow.

Rencana pemerintah Jerman memperbarui sistem pertahanan udara juga mendapat sambutan positif kalangan oposisi.

"Ini adalah jawaban strategis yang patut diperhatikan atas ancaman yang kita lihat dari Rusia terhadap negara kita sendiri," kata Friedrich Merz, ketua CDU, partai oposisi terbesar, kepada wartawan awal minggu ini.

Sebelumnya Jerman sudah mengumumkan rencana untuk membeli jet tempur siluman F-35, yang juga bisa membawa bom nuklir. Namun sistem anti rudal yang mana yang akan dibeli Jerman dari Israel, belum ada keterangan rinci dari Kementerian Pertahanan.

Sistem anti rudal jarak jauh Arrow 3 buatan Israel yang dilirik JermanFoto: Israeli Defence Ministry/AFP

Tidak ada satu sistem anti rudal untuk semua jenis serangan

Kalangan pengamat mengatakan, sistem Iron Dome tidak cocok untuk digunakan Jerman. Karena sistem ini khusus dirancang untuk mencegat roket jarak pendek yang ditembakkan oleh Hamas atau kelompok radikal lainnya di perbatasan negara.

Jadi Jerman akan fokus pada sistem Arrow, yang sekarang ada dalam generasi ketiga dan generasi keempat sedang dalam pengembangan. Arrow dirancang untuk menangkal serangan rudal yang lebih canggih, yang terbang d lebih tinggi dan punya daya jangkau lebih jauh, misalnya rudal dari Iran.

Analis keamanan Andreas Flocken mengatakan kepada stasiun siaran NDR, sistem anti rudal Arrow dirancang untuk senjata jarak menengah dengan jangkauan 1.500 kilometer. Rusia memang  memiliki rudal semacam itu yang ditempatkan di Kaliningrad, katanya, wilayah Rusia terletak di antara Polandia dan Lithuania, dengna jarak kurang dari 700 kilometer dari Berlin.

Tetapi sistem pertahanan rudal adalah sistem yang rumit, yang harus bisa mendeteksi dan kemudian mencegat rudal secara akurat. Karena kalau hanya satu saja rudal jarak jauh yang luput, akibatnya bisa sangat menghancurkan, terutama jika rudal tersebut dipasangi hulu ledak nuklir. Karena itu, Jerman juga harus memperbarui jaringan radarnya.

Saat ini Jerman mengandalkan sistem anti rudal Patriot buatan ASFoto: Stringer/YONHAP NEWS/dpa/picture alliance

Perlindungan militer dan sipil prioritas utama

Menurut pemerintah Jerman, sistem anti rudal Arrow 3, atau sistem serupa, dapat beroperasi mulai tahun 2025 dan akan menelan biaya sekitar 2 miliar euro. Pengamat pertahanan mengatakan itu adalah perkiraan yang rendah.

Menurut Lembaga lobi pertahnanan Missile Defense Advocacy Alliance, sebuah baterai Arrow 3 saja harganya 170 juta dolar AS, dengan masing-masing rudal pencegat berharga sekitar tiga juta dolar. Belum terhitung biaya operasional selama masa pakai sistem.

Jerman juga akan membutuhkan jaringan radar dan baterai rudal yang jauh lebih luas daripada Israel, yang luasnya hanya sepertiga Jerman. Pemerintah Jerman memang sudah menganggarkan dana investasi khusus untuk militer Jerman Bundeswehr sebanyak 100 miliar euro setiap tahun.

Setelah bertahun-tahun investasi di bidang sistem pertahanan diabaikan, pemerintah dan para pejabat pertahanan Jerman sekarang menjadikan sistem perlindungan militer dan sipil sebagai prioritas utama.

(hp/yf)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait