Jerman Akan Tindak Tegas "Hasutan COVID-19" di Dunia Maya
10 Desember 2021
Dalam pertemuan perdana dengan kanselir baru, 16 perdana menteri negara bagian meminta agar undang-undang ujaran kebencian di dunia maya diperluas, termasuk tindak kekerasan dan ancaman terkait pandemi COVID-19.
Iklan
Kanselir baru Olaf Scholz pada Kamis (09/12), menggelar pertemuan bersama para pemimpin dari 16 negara bagian Jerman. Pandemi virus corona menjadi topik utama pembahasan, di mana para perdana menteri negara bagian meminta kejelasan pemerintah federal kepada Scholz tentang kewajiban hukum vaksinasi bagi pekerja sebagai kunci dan upaya baru melawan "hasutan COVID-19” yang beredar secara online.
Usai pertemuan tersebut, Scholz mengatakan bahwa pemerintahnya sedang mempersiapkan serangkaian tindakan baru untuk mengatasi pandemi, dengan menjanjikan "kami tidak akan menunggu, kita akan segera bersatu.”
Semua 16 pemimpin dengan suara bulat meminta Scholz mengambil tindakan terhadap pegiat teori konspirasi dan kelompok anti-vaksin di dunia maya. Permohonan itu muncul sehari setelah polisi negara bagian di Saxony mengatakan mereka sedang menyelidiki ancaman pembunuhan yang dialami Perdana Menteri Michael Kretschmer dari kelompok anti-lockdown lewat aplikasi pesan Telegram.
"Ancaman pembunuhan dan prosesi obor di depan rumah-rumah pribadi tidak dapat diterima,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, juga merujuk pada insiden lain yang melibatkan demonstrasi ilegal di luar rumah Menteri Kesehatan di Saxony.
Jerman telah menyaksikan gelombang aksi protes anti-lockdown dengan kekerasan semakin masif, meskipun ada larangan pertemuan publik, sehingga semuanya diselenggarakan secara online.
Para pemimpin regional mengatakan bahwa mereka "melihat dengan sangat prihatin fakta bahwa secara online, semakin banyak teori konspirasi, kebohongan, hasutan, permusuhan, dan seruan untuk melakukan kekerasan ke ribuan orang.”
Para pemimpin negara bagian meminta Scholz untuk mempertimbangkan undang-undang untuk melarang hasutan melakukan kekerasan dunia maya diperluas.
Kanselir Scholz berjanji Menteri Kehakiman barunya Marco Buschmann "memiliki minat yang besar” dalam menangani masalah ini dengan segera.
Jerman Terjebak dalam Gelombang Keempat COVID-19
Setidaknya 100.000 orang di Jerman kini telah meninggal karena COVID-19. Ketika pandemi berlanjut, tingkat infeksi naik lebih tinggi dari sebelumnya. Sementara vaksinasi kini melambat karena penolakan sebagian warga.
Foto: Jan Woitas/dpa/picture alliance
Angka tragis
Seorang pria di kuburan di Bonn berduka atas istrinya yang telah meninggal - salah satu dari 100.000 orang di Jerman yang telah meninggal karena COVID-19. Selama beberapa minggu terakhir, jumlah mereka yang meninggal karena COVID atau terkait dengan corona meningkat setiap hari.
Foto: Ute Grabowsky/photothek/imago images
Peringatan terakhir
Pengurus pemakaman telah kewalahan, dengan peti mati berbaris di sini di depan oven krematorium. Di salah satu tutupnya, kata "Corona" telah ditulis dengan kapur — peringatan bagi orang-orang yang bekerja di sana. Orang lanjut usia dan yang tidak divaksinasi yangaling berisiko meninggal karena virus, tetapi makin banyak orang yang terinfeksi walaupun sudah divaksin.
Foto: Robert Michael/dpa/picture alliance
Situasi mencemaskan bagi manula...
Dalam beberapa minggu terakhir, ada banyak kasus infeksi COVID-19 di panti jompo dan komunitas pensiunan dan kasus yang meninggal. Inilah salah satu alasan mengapa pemerintah Jerman mempertimbangkan vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan. Italia, Prancis, dan Yunani telah melakukan langkah tersebut, dan Austria akan segera mengikutinya.
Foto: Jens Kalaene/dpa/picture alliance
...dan bagi yang muda
Tes Covid-19 di taman kanak-kanak dan sekolah menjadi rutinitas bagi anak-anak. Tidak ada kelompok populasi lain yang diuji secara teratur dan ekstensif untuk COVID-19. Namun angka infeksi pada anak berusia 5 hingga 14 tahun juga naik tiga kali di atas rata-rata. Dalam upaya untuk membendung laju infeksi, Badan Obat Eropa pada 25 November menyetujui vaksin BioNTech-Pfizer untuk kelompok usia ini.
Foto: Christian Charisius/dpa/picture alliance
Unit perawatan intensif penuh
Seorang dokter merawat pasien COVID-19 di unit perawatan intensif rumah sakit universitas di Leipzig. Tingkat rawat inap - jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 - belum mencapai tingkat tertinggi sejak Desember lalu, tetapi staf kesehatan sudah membunyikan alarm dan memperingatkan bahwa rumah sakit kewalahan.
Foto: Jan Woitas/dpa/picture alliance
Lebih lama tinggal
Seorang pasien COVID-19 dengan jalur akses vena dan trakeostomi duduk di unit perawatan intensif rumah sakit. Menggunakan tingkat rawat inap sebagai nilai kejadian kontroversial: Juga banyak pasien COVID yang lebih muda. Mereka menghabiskan lebih lama dalam perawatan intensif, yang berarti kapasitas tempat tidur juga terisi untuk waktu lama.
Foto: Robert Michael/dpa/picture alliance
Virus di sepanjang perjalanan
Sejak minggu lalu, aturan baru telah diterapkan di kereta api, trem, dan bus, seperti di Hamburg ini. Hanya mereka yang telah divaksinasi, dites negatif, atau baru saja pulih dari infeksi yang dapat menggunakan transportasi umum. Penggunaan masker tetap wajib.
Foto: Eibner/imago images
Rumahku adalah kantorku
Siapa pun yang tidak benar-benar harus pergi ke tempat kerja harus bekerja dari rumah. Persyaratan bekerja dari rumah sebelumnya sudah dicabut, namun kini diberlakukan lagi. Dengan tingkat infeksi yang meningkat, pengurangan kontak menjadi prioritas. (rs/hp)
Foto: Imago/S. Midzor
8 foto1 | 8
Belum ada kejelasan wajib vaksin
Di saat Jerman berjuang memerangi gelombang keempat virus corona, perdana menteri negara bagian meminta kejelasan kepada Scholz atas rencana terkait kewajiban vaksin bagi setiap karyawan di bidang medis pada 15 Maret 2022.
Iklan
Pemerintah koalisi baru telah mengumumkan niatnya untuk memperkenalkan tindakan seperti itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Menanggapi pertanyaan dari DW pada konferensi pers, Kanselir Scholz menghindari seruan pelarangan ketat pada perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun, meminta setiap orang mengingat "rumah sakit yang kewalahan dan banyaknya pasien di unit perawatan intensif,” dan diharapkan bisa menahan diri dari "perayaan besar” terutama pada malam Tahun Baru.
Robert Koch Institute (RKI) melaporkan ada 70.611 kasus COVID-19 baru dan 465 dilaporkan meninggal pada Kamis (09/12) dan secara nasional tercatat 422,3 kasus per 100.000 orang selama tujuh hari.