Jerman Anggarkan 3 Miliar Euro Sewa Terminal Terapung LNG
Jon Shelton
16 April 2022
Berlin akan menyewa empat terminal terapung gas alam cair (LNG) untuk menghentikan penggunaan gas Rusia. Jerman ingin secepatnya melepaskan diri dari ketergantungan pada energi dari Rusia.
Iklan
Pemerintah Jerman menganggarkan 3 miliar euro untuk menyewa empat terminal terapung LNG selama 10 tahun, kata Kementerian Keuangan Jerman hari Kamis (14/04). Berita tentang rencana itu pertama kali muncul di situs berita online The Pioneer.
Sebuah surat dari Kementerian Keuangan yang ditujukan kepada Komite Anggaran di parlemen mengatakan, anggaran itu dibutuhkan untuk menyewa empat terminal terapung LNG untuk memungkinkan impor gas cair, mengingat perkembangan terakhir di Rusia sebagai pemasok utama gas ke Jerman.
Jerman saat ini berada di bawah tekanan politik untuk melepaskan diri sepenuhnya dari gas Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina. Dua hari sebelum Rusia meluncurkan invasi miliiter pada 24 Februari lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz secara resmi menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 senilai 9,5 miliar euro yang baru saja diselesaikan.
Namun Berlin selama ini menolak seruan untuk memberlakukan boikot minyak dan gas terhadap Rusia, langkah yang membuat kesal banyak sekutu Barat. Jerman berharap bisa membebaskan diri sepenuhnya dari energi Rusia pada pertengahan 2024.
Jerman berharap kapal pertama siap mengirim gas akhir tahun 2022
Perusahaan energi Jerman RWE, yang akan terlibat dalam proyek tersebut, mengatakan kapal LNG pertama dapat mulai mengirimkan gas akhir tahun ini, tapi semuanya tergantung pada seberapa cepat infrastruktur di darat dapat disiapkan.
Iklan
Pemerintah Jerman saat ini sedang mengkaji di lokasi mana terminal LNG paling baik dibangun. Pelabuhan seperti Wilhelmshaven, Brunsbüttel dan Rostock sedang dipertimbangkan.
Laporan Kemajuan Keamanan Energi dari Kementerian Keuangan yang diterbitkan pada bulan Maret menyebutkan, pemerintah telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan RWE dan Uniper untuk pengelolaan tiga terminal terapung. Surat Kementerian Keuangan kepada parlemen Jerman Bundestag meminta konfirmasi untuk terminal yang keempat.
Lingkaran Setan Energi Batu Bara
Batu bara adalah energi murah yang dibutuhkan setiap negara berkembang untuk menggerakkan roda produksi dan menjamin pertumbuhan ekonomi. Tapi ironisnya batu bara juga bisa menggerogoti kemakmuran yang telah dicapai.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Energi Murah
Energi adalah syarat utama kemakmuran. Terjaminnya pasokan listrik dan bahan bakar tidak cuma menggerakkan roda produksi, tetapi juga menambah kualitas hidup masyarakat. Tidak ada negara yang menikmati kemajuan pesat tanpa mengandalkan energi murah di fase awal pertumbuhan. Pada saat itulah batu bara berperan besar.
Foto: picture-alliance/AP/M. Meissner
Kilau Batu Bara
Batu bara adalah jenis sumber energi paling murah saat ini. Produksinya yang padat karya dan menyediakan banyak lapangan kerja membuat batu bara sering dilirik negara-negara berkembang dan bahkan industri maju. Selama lebih dari satu abad Cina menggerakkan roda produksinya dengan mengandalkan batu bara. Energi dan tenaga kerja yang murah adalah kunci keberhasilan negeri tirai bambu itu.
Foto: Getty Images/K. Frayer
Dahaga Batuan Hitam
Sejak tahun 2001, Cina menggandakan produksi batu bara dari satu milyar ton menjadi hampir empat miyar ton per tahun. Sebagian besar cadangan batu bara Cina digunakan untuk pembangkit listrik, industri dan buat energi panas untuk rumah tangga. Saat ini lebih dari 60% produksi listrik di Cina mengandalkan batu bara.
Foto: Getty Images/K. Frayer
Dua Wajah Batu Bara
Tapi energi murah ibarat dua sisi mata uang. Pembakaran bahan bakar fossil di Cina menciptakan masalah polusi udara yang ironisnya mengancam kemakmuran yang telah tercapai. Sebuah studi tahun 2004 menyebut polusi di Cina mencatat kerugian sebesar 3% dari ekonomi nasional. Penelitian University of California tahun 2015 bahkan menyebut 1,6 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat polusi udara
Foto: Reuters/A. Song
Energi Menjawab Kemiskinan
Kini India berniat mengambil jalan serupa. Lebih dari 300 juta penduduk India hidup tanpa akses listrik dan 840 juta orang masih menggunakan bahan bakar organik untuk memasak semisal kayu bakar atau kotoran sapi yang telah dikeringkan. Pertumbuhan ekonomi juga cendrung terhambat oleh minimnya infrastruktur energi dan transportasi. Saat ini perekonomian India cuma tumbuh 5% per tahun.
Foto: Dibyangshu Sarkar/AFP/Getty Images
India Haus Bahan Bakar
Sebab itu pemerintah India menggenjot konsumsi batu bara untuk memproduksi energi. Tahun 2012 silam sekitar 45% kebutuhan energi dan 75% produksi listrik mengandalkan batu bara. Diyakini selama 25 tahun ke depan permintaan energi India akan meningkat sebanyak 4% setiap tahun. International Energy Agency memperkirakan konsumsi energi India akan menyamai Eropa tahun 2040.
Foto: picture-alliance/dpa/Jaipal Singh
Rencana Besar New Delhi
India tercatat sebagai negara pengimpor batu bara terbesar kedua di dunia setelah Cina. Oktober silam pemerintah memublikasikan peta energi berbasis batu bara paling agresif di dunia. Sebanyak 600 pembangkit listrik berbasis batu bara dengan kapasitas 300 Gigawatt akan dibangun. Hingga tahun 2020 mendatang, India ingin menggenjot kapasitas produksi batu bara menjadi satu milyar ton per tahun
Foto: MANAN VATSYAYANA/AFP/Getty Images
Racun di Udara
Saat ini pun India telah kelimpungan menghadapi polusi udara. Awal November, New Delhi misalnya mencatat kualitas udara terburuk dalam sejarah. Catatan serupa bisa ditemukan di Chandrapur, sebuah kawasan industri berbasis batu bara. Studi WHO 2014 silam menyebut hingga 627.000 kematian prematur di India disebabkan oleh penyakit pernafasan akibat polusi udara.
Foto: Getty Images/D.Faget
Arus Balik di Cina
Sejak 2005 silam pemerintah Cina mulai melirik energi terbarukan sebagai motor ekonomi. Tahun lalu saja Beijing mengucurkan dana investasi senilai 103 milyar Dollar AS ke sektor energi terbarukan. Saat ini produksi energi hijau di Cina mampu menutupi sekitar 23% kebutuhan energi nasional. Tidak ada negara lain yang lebih agresif menggenjot produksi energi hijau ketimbang Cina.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Chinatopix
Siklus Maut
India masih mengandalkan batu bara seperti Cina 10 tahun silam. Pasalnya dengan harga energi terbarukan yang masih tinggi, New Delhi tidak punya pilihan selain membakar batu bara untuk menjamin pasokan energi buat penduduk. Tapi cepat atau lambat, polusi yang disebabkan konsumsi batu bara akan mulai menggerogoti kemakmuran, dan hingga saat itu India sudah harus menyiapkan sumber energi alternatif
Foto: Getty Images/AFP/P. Paranjpe
10 foto1 | 10
Penghematan energi, bisa bantu Jerman lepaskan diri dari Rusia?
Pekan lalu, lembaga think tank penelitian ekonomi Jerman DIW yang berbasis di Berlin mengatakan bahwa Jerman dapat menghentikan ketergantungannya dari impor energi Rusia sebelum musim dingin, antara lain dengan menurunkan konsumsi dan membuat penggunaan infrastruktur yang ada lebih efisien.
DIW menyarankan untuk menggunakan terminal LNG yang ada di Prancis, Belgia dan Belanda, serta jaringan pipa gas dari Eropa selatan untuk mengimpor bahan bakar dari Aljazair dan Libya.
Lembaga think tank Bruegel yang berbasis di Brussels memperkirakan, negara-negara Uni Eropa saat ini setiap hari membayar Moskow sampai 450 juta euro untuk gas.
Permohonan anggaran untuk sewa dan pengoperasian terminal terapung LNG dijadwalkan akan ditandatangani pada 20 April mendatang.