Jerman-AS Kirim Tank Tempur, Rusia Serukan Gencatan Senjata
6 Januari 2023
Ukraina akan mendapatkan bantuan signifikan persenjataan dari Jerman dan Amerika Serikat. Sementara itu, Rusia secara sepihak menyerukan gencatan senjata pada 6-7 Januari 2023, bersamaan dengan perayaan Natal Ortodoks.
Iklan
Jerman dan Amerika Serikat akan mengirim kendaraan lapis baja untuk Ukraina, kata para pemimpin kedua negara dalam pernyataan bersama. Pengumuman itu dirilis setelah panggilan telepon antara Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden AS Joe Biden pada Kamis (05/01).
Scholz dan Biden menambahkan bahwa mereka akan memenuhi permintaan "bantuan tambahan sistem pertahanan udara dan kendaraan tempur" sekutu.
Washington akan menyediakan kendaraan tempur infanteri Bradley, sedangkan Berlin siap memasok kendaraan tempur infanteri Marder dan sistem rudal Patriot.
Jerman tidak merinci berapa banyak Marder yang akan dipasok, tetapi Der Spiegel melaporkan jumlahnya bisa mencapai 40 unit. Sementara itu, paket senjata AS untuk Ukraina akan mencakup sekitar 50 Bradley, Humvee, sejumlah besar rudal dan amunisi lainnya.
Sebelumnya, Jerman telah setuju untuk memasok Ukraina dengan tank anti-pesawat "Gepard", tetapi bukan kendaraan tempur infanteri Marder yang berulang kali diminta Ukraina.
Iklan
Ukraina: Tawaran gencatan senjata Rusia hanyalah 'tipuan'
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (05/01) memerintahkan gencatan senjata sepihak selama 36 jam, dari siang 6 Januari hingga tengah malam pada 7 Januari, bersamaan dengan perayaan Natal Ortodoks.
Kremlin mengatakan Putin dipengaruhi oleh pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, dalam membuat keputusan.
"Dengan mempertimbangkan seruan Yang Mulia Patriark Kirill, saya menginstruksikan Menteri Pertahanan Federasi Rusia untuk gencatan senjata dari pukul 12:00 pada 6 Januari 2023 hingga 24:00 pada 7 Januari 2023 di sepanjang garis kontak antara pihak-pihak di Ukraina," kata pernyataan dari Kremlin.
Pengumuman itu menjadi yang pertama kalinya untuk seruan gencatan senjata nasional dalam perang tersebut. Tidak jelas apakah Putin dan militer Rusia benar-benar akan menindaklanjuti keputusan itu.
Inilah Persenjataan Jerman yang Disuplai untuk Perang Ukraina
Jerman mulanya dikritik mitra NATO, karena dinilai lamban memasok persenjataan berat ke Ukraina. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, persenjataan modern dari Jerman sudah dikirim dan dikerahkan dalam perang di Ukraina.
Foto: Marcus Brandt/dpa/picture alliance
Tank artileri pertahanan udara Gepard
Sedikitnya 30 tank pertahanan udara tipe Gepard dari Jerman sudah ikut bertempur di Ukraina. Dipersenjatai meriam ganda kaliber 35 mm, Gepard mampu menembak sasaran pesawat tempur, helikopter tempur, atau drone hingga ketinggian 3.500 meter. Tank ini juga bisa dikerahkan menyasar tank atau panser di darat.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Howitzer - Panzerhaubizte 2000
Panser Howitzer 2000 dari Bundeswehr ini sedikitnya sudah 10 unit dikirim ke medan tempur di Ukraina. Dilengkapi meriam kaliber 155 mm, panser artileri otonom ini mampu menghancurkan sasaran pada jarak hingga 40 km. Panser bisa melaju hingga kecepatan 60 km/jam dan dapat melewati genangan air hingga kedalaman 1,5 meter.
Foto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance
Pelontar rudal MARS 2
Sedikitnya tiga unit pelontar rudal multi MARS 2 sudah dikirim ke Ukraina. Bersama dengan sistem artileri jarak menengah itu, juga dikirim ratusan rudalnya yang mampu mencapai sasaran sejarak 80 km. Pelontar mampu menembakkan hingga 12 roket dalam semenit, untuk menyasar terget pada jarak 16 hingga 85 km.
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance
Sistem artileri pertahanan udara IRIS T SLM
IRIS T SLM mampu menangkal serangan rudal, roket, drone, atau helikopter tempur pada ketinggian hingga 20 km. Satu unit sistem pertahanan udara paling modern yang harganya sekiar 145 juta euro ini sudah dioperasikan di Ukraina. Ironisnya, angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, hingga kini belum punya sistem arhanud ini.
Foto: Joerg Carstensen/picture alliance
Tank pembangun jembatan Biber
Pemerintah di Berlin menjanjikan pengiriman 16 unit tank pembangun jembatan tipe Biber. Enam unit dijanjikan dikirim hingga akhir tahun 2022, sisanya tahun depan. Rentang jembatan hingga 22 m, lebar 4 m, dan hanya dalam hitungan waktu menit. Jembatan mampu menahan bobot hingga 55 ton atau setara satu unit tank Gepard.
Foto: Patrik Stollarz/AFP via Getty Images
MANPADS Stinger
Sistem pertahanan udara portabel Stinger sudah dikirim saat awal pecah perang di Ukraina. Berlin sudah mengirim sedikitnya 500 unit Stinger ke medang perang Ukraina. Senjata ini dipuji sangat efektif menghancurkan sasaran pesawat tempur atau helikopter hingga ketinggian 4.000 m. Roket yang ditembakkan akan mengejar sasaran secara otonom dan biasanya meledakkan tanki bahan bakar pesawat.
Foto: Ingo Wagner/dpa/picture alliance
Senjata penghancur Bunker dan Panser
Jerman sudah mengirimkan ribuan unit senjata portable penghancur bunker dan panser ini sejak awal perang Ukraina. Ditembakan dari pundak serdadu, amunisi bisa menyasar objek diam hingga 400 m atau objek bergerak hingga 300 m. Amunisinya bisa menembus baja pelindung panser setebal 300 mm atau mengancurkan bunker beton bertulang baja setebal 240 mm. (as/ha)
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance
7 foto1 | 7
Ukraina menolak seruan Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pengumuman gencatan senjata Putin adalah tipu muslihat untuk menghentikan kemajuan militer Ukraina.
"Mereka sekarang ingin menggunakan Natal sebagai kedok, meski sebentar, untuk menghentikan gerak maju anak laki-laki kita di Donbas dan membawa peralatan, amunisi, dan pasukan yang dimobilisasi lebih dekat ke posisi kita," kata Zelenskyy dalam pidato video.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan jika Putin benar-benar menginginkan perdamaian, "dia akan membawa pulang tentaranya."
"Apa yang disebut gencatan senjata tidak membawa kebebasan atau keamanan bagi orang-orang yang hidup dalam ketakutan sehari-hari di bawah pendudukan Rusia," tulis Baerbock di Twitter.
Sebelumnya, Ukraina mengatakan setiap seruan Rusia untuk gencatan senjata akan menjadi upaya untuk mengamankan kelonggaran bagi pasukannya, sentimen yang tampaknya dimiliki oleh Presiden AS Joe Biden.