Jerman Awasi Lebih Ketat Donor Organ Tubuh
10 Agustus 2012Hampir setiap hari ada informasi baru yang mencemarkan citra praktek sumbangan organ tubuh manusia di Jerman. Dokter yang korup dan manipulasi daftar tunggu. Atau seperti baru-baru ini proses kilat yang kontroversial, dimana hati dari donatur berusia tua dicangkok pada pasien dalam satu kawasan atau satu rumah sakit, dan bukannya melalui daftar nasional seperti yang diatur. Sebuah proses yang dari segi hukum benar, tapi menurut wakil para dokter dan pakar kesehatan masih kurang transaparan. Hal itu menimbulkan rasa tidakpercaya di pihak calon donatur organ tubuh di Jerman.
Kini politisi bidang kesehatan dan dokter berusaha memperbaiki citra buruk tersebut. Ketua Ikatan Dokter Jerman Frank Ulrich Montogmery menginginkan kewenangan lebih besar bagi komisi pengawasan dokter. "Pengawasan untuk pendaftaran pasien bagi daftar tunggu dan alokasi organ tubuh harus ditingkatkan," demikian dikatakan Montgomery setelah rapat dengan wakil-wakil perusahaan asuransi dan rumah sakit. Ia mengusulkan "pengawasan independen dan komprehensif" serta keterbukaan lebih besar lewat publikasi laporan pengujian.
Para dokter yang melanggar peraturan transplantasi, terancam akan dicabut ijin prakteknya. Ijin praktek dokter semacam ini hanya dapat dicabut oleh negara. "Sayangnya tidak oleh dewan dokter,” disesalkan Montgomery. "Selama ini tindakan pelanggaran hanya dianggap sebagai kejahatan ringan," demikian kesimpulan Montgomery. Konsekuensinya amat kecil.
Langkah Konkrit Segera Diambil
Dalam tiga pekan mendatang serangkaian usulan perubahan konkrit untuk prosedur transplantasi organ tubuh akan diajukan dan dibahas dalam pertemuan puncak dengan menteri kesehatan Jerman Daniel Bahr. Dalam beberapa hari teakhir, Daniel Bahr berulang kali melontarkan nada kritis terkait ketidakberesan pada pusat transplantasi organ tubuh di Göttingen dan Regensburg. Menteri Bahr juga meminta transparansi lebih besar. Ia akan mencari kkekurangan dalam peraturan yang telah ada dan melengkapinya. Dikatakan Bahr, para pelanggar akan dikenai hukuman berat. Namun di masa depan tidak akan ada alokasi nasional organ tubuh manusia, demikian ditekankan menteri kesehatan Jerman dalam sebuah wawancara.
Hal tersebut didukung Ketua Ikatan Dokter Jerman Montgomery. Perdebatan publik yang kritis memang menyerukan untuk pengawasan lebih besar, namun bagaimanapun menurutnya, sistem yang ada sekarang sebenarnya tidak terlalu buruk. "Masalah di Jerman sebetulnya bukan pada prosedurnya melainkan pada kurangnya sumbangan organ tubuh," ujar Montgomery.
Ketua Komisi Tetap Transplantasi Organ Tubuh Hans Lilie mendukung sikap ini angka-angka, "Dari 30 ribu pencangkokan organ tubuh pada 11 tahun terakhir hanya ada laporan 20 kasus pelanggaran prosedur." Secara total terdapat 119 kasus yang diteliti komisi. Ini adalah presentase yang sangat kecil. Namun ditambahkan Lilie, ini bersifat relatif karena setiap satu laporan bisa mengenai banyak transplantasi. Misalnya pada kasus di Regensburg. Di sana dilakukan sekitar 24 operasi namun dicatat hanya sebagai satu laporan.
Bukan Sistem yang Salah
Montgomery membela pengadaan organ tubuh yang kontroversial berdasarkan proses “penyaluran yang dipercepat”. Jerman memiliki tingkat penggunaan organ tubuh manusia tertinggi di dunia. Praktek ini bermanfaat bagi penerima organ, yang ada pada wilayah yang sama atau bahkan pada pusat transplantasi yang sama seperti donaturnya. Dalam hal ini Ikatan Dokter Jerman mencatat kenaikan dari 26,8 persen pada tahun 2007 menjadi 38,6 persen pada tahun 2011. Apakah terdapat manipulasi? “Stigma melakukan lobby secara sembunyi-sembunyi harus dihilangkan,“ tuntut Montgomery. Jumlah tersebut dapat dijelaskan dengan peningkatan jumlah organ yang “buruk“, yang memang dapat disalurkan dengan cepat.
Sementara Georg Baum, pimpinan perhimpunan rumah sakit Jerman, tidak melihat adanya "kegagalan sistem" dalam pengadaan organ tubuh. Namun mengakui adanya resiko penyalahgunaan dalam sistem pemberian honor di pusat-pusat transplantasi organ tubuh. Ia mengusulkan agar di masa depan pembayarannya tidak lagi dihitung per transplantasi, melainkan secara keseluruhan per tahun bagi rumah sakit-rumah sakit.
Heiner Kiesel/Dyan Kostermans
Editor: Yuniman Farid