Jerman Bantu India Dengan 330 Ribu Alat Tes Covid-19
7 September 2020
Jerman akan mengirim bantuan corona ke India, termasuk 330 ribu alat tes Covid-19. Kementerian Kerjasama Pembangunan Jerman mengatakan inilah bantuan corona "terbesar di dunia" yang digelontorkan.
Iklan
Menteri Kerjasama Pembangunan Jerman Gerd Müller mengatakan Jerman secara signifikan memperluas program bantuan corona ke India, ketika kasus infeksi Covids-19 di negara itu melonjak dengan cepat. Angka infeksi India saat ini menyusul Brasil dan menduduki posisi kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat.
Gerd Müller mengatakan kepada wartawan hari Minggu (6/9), Jerman akan memberi India 330.000 alat tes Covid-19 dan 600.000 perangkat pakaian pengaman dengan nilai total 15 juta euro. Dia menekankan, bantuan itu ditujukan untuk "memperlambat penyebaran lebih lanjut" Covid-19 di negara itu.
Kementerian Kerjasama Pembangunan juga akan memberikan pinjaman darurat jangka pendek senilai 460 juta euro kepada India.
"Dengan cara ini, kami bekerja sama untuk memastikan bahwa makanan dapat didistribusikan kepada 800 juta orang dan bahwa bantuan darurat dapat diberikan kepada 320 juta orang yang kehilangan pekerjaan selama krisis virus corona," kata Gerd Müller. Dia menyebut program bantuan Jerman sebagai "salah satu bantuan dukungan virus corona terbesar di dunia."
Angka Covid-19 India sekarang peringkat 2 dunia
Angka infeksi corona di India meningkat tajam dan sampai hari Senin (7/9) negara itu menyusul Brasil menjadi negara dengan angka infeksi kedua terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat.
Menurut data-data dari Johns Hopkins University, dalam 24 jam terakhir India mendapat tambahan kasus sehingga secara keseluruhan tercatat ada 4,2 juta kasus infeksi, di belakang Amerika Serikat yang mencatat 6,2 juta kasus infeksi
Kementerian Kesehatan India hari Senin melaporkan 1.016 kasus kematian, menambah angka kematian total menjadi total 71.642. Dalam sebulan terakhir, India mencatat 2 juta kasus infeksi baru dan virus corona telah menyebar ke seluruh negeri, sampai ke kota-kota kecil dan desa-desa, kata pemerintah India.
Bagaimana Virus Corona Ubah Pertanian dan Peternakan
Restriksi akibat COVID-19 ganggu berbagai sektor vital, termasuk juga pertanian dan peternakan. Mulai dari penutupan peternakan, hingga bertambahnya pertanian di perkotaan. Pandemi bisa ubah rantai makanan kita.
Foto: DW/K. Makoye
Peternakan Pabrik atau Factory Farming
Asal COVID-19 belum jelas. Tetapi pandemi belakangan ini, seperti flu burung dan flu babi kemungkinan besar berkembang di peternakan dalam bangunan dengan kepadatan tinggi. Karena kaitan antara peternakan seperti ini dan risiko pandemi sudah nyata, kemungkinan jenis peternakan ini harus ditinjau kembali.
Foto: picture alliance/Augenklick/Kunz
Keburukan Industri Daging Terungkap
Pandemi juga menunjukkan kondisi buruk industri produk daging. Jerman sudah melihat bagaimana virus COVID-19 merebak di antara pekerja pabrik daging. Lebih dari 1.550 pekerja perusahaan Tönnies tertular virus itu. Kini seruan makin kuat, agar regulasi di seluruh sektor industri daging diperbaiki.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Thissen
Menghentikan peternakan hewan liar
Pakar yakin, virus COVID-19 berasal dari hewan liar yang dijual di pasar kota Wuhan, Cina. Setelah pandemi muncul, Cina melarang perdagangan hewan liar, dan menutup hampir 20.000 peternakan hewan liar. Sebagian provinsi Cina kini berikan sokongan dari pemerintah untuk menolong peternak yang harus beralih menjadi petani atau beternak babi atau ayam.
Foto: Getty Images/AFP/M. Bernetti
Sektor yang lebih kuat
Pandemi sudah berdampak pada rantai makanan kita. Industri yang sudah dikembangkan untuk bisa memasok kebutuhan secara global, kini harus diperkecil menjadi skala lokal di banyak kasus. Kesulitan bagi petani: kurangnya makanan ternak dan juga kurangnya pekerja.
Foto: picture-alliance/dpa
Pertanian di perkotaan berkembang
Karena harus melewatkan lebih banyak waktu di rumah, semakin banyak orang yang mulai mencoba menanam sendiri kebutuhan pangannya. Ini bisa jadi kemajuan bagus untuk jangka panjang. Diperkirakan dua pertiga populasi dunia akan tinggal di perkotaan tahun 2050.
Foto: Imago/UIG
Kembalikan lahan ke alam
Diperkirakan penduduk dunia akan mencapai 10 miliar orang tahun 2050. Produksi bahan pangan harus bertambah, tetapi kekhawatiran akan semakin bertambahnya perusakan alam demi kepentingan produksi bahan pangan membuat orang semakin sering mempertimbangkan ulang bagaimana cara kita menggunakan lahan.
Foto: Kate Evans / Center for International Forestry Research (CIFOR)
Beralih ke makanan berbasis tanaman
Saat kesadaran akan bahaya pasar daging bertambah, Cina semakin beralih ke produk berbasis tanaman. Di negara-negara barat sudah ada tren makanan berbasis tanaman sejak beberapa tahun lalu. Dan ini kemungkinan akan semakin kuat mengingat konsumen semakin ingin tahu perihal asal daging yang mereka konsumsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/C. Neibergall
Jaminan bahan pangan bagi negara berkembang
Pandemi COVID-19 diduga akan berakibat sangat berat bagi negara berkembang, terutama dalam hal terjaminnya bahan pangan. PBB sudah beberapa kali memberikan peringatan. Selain bantuan segera, mitigasi kelaparan yang makin meluas juga butuh proteksi tanah yang lebih baik, keragaman tanaman dan sokongan bagi petani. (Ed.: ml/gtp)
Foto: DW/K. Makoye
8 foto1 | 8
Jaringan kereta Metro Delhi kembali beroperasi
Para pakar kesehatan khawatir, jumlah kasus Covid-19 yang sebenarnya jauh lebih tinggi, karena banyak kasus infeksi yang tidak dilaporkan.
India sempat memberlakukan lockdown untuk mengekang penyebaran virus, namun pemerintah kemudian memutuskan pelonggaran pembatasan sosial dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi.
Hari Senin (7/9), jaringan kereta api Metro Delhi, sistem transit cepat yang melayani New Delhi dan daerah sekitarnya, kembali beroperasi. Namun hanya penumpang tanpa gejala yang diizinkan naik ke kereta api. Penumpang sebelumnya diukur suhu tubuhnya dan selama di kereta wajib menggunakan masker pelindung wajah dan menjaga jarak aman.
Jaringan kereta api Metro Delhi adalah jaringan transportasi terbesar di India. Sebelum pandemi corona, Metro Delhi rata-rata melayani 2,6 juta penumpang setiap hari.