1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Batal Tinggalkan Energi Nuklir

7 September 2010

Pemerintah Jerman perpanjang operasi PLTN. Keputusan meninggalkan energi nuklir yang disepakati pemerintahan sebelumnya dibatalkan. Langkah ini bisa mempengaruhi persepsi Eropa tentang energi nuklir.

Pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman selatanFoto: picture alliance/dpa

Pemerintah Jerman memperpanjang masa operasi pembangkit listrik tenaga nuklir. Keputusan meninggalkan energi nuklir yang sudah disepakati oleh pemerintahan sebelumnya dibatalkan. Langkah ini bisa mempengaruhi persepsi Eropa tentang energi nuklir.

Harian liberal kiri Spanyol El Pais berkomentar:

Keputusan pemerintah Jerman merupakan perubahan besar dalam haluan politik energi di Eropa. Sampai saat ini, sikap Jerman soal energi nuklir punya pengaruh besar, sehingga opini publik di Eropa menentang pembangkit listrik tenaga nuklir. Sikap ini mempengaruhi haluan politik negara-negara lain termasuk Spanyol. Sekarang Jerman berbalik arah dan mengikuti politik Amerika Serikat. Presiden Barack Obama sedang mempromosikan pembangunan reaktor nuklir baru. Alasannya, emisi karbondioksida perlu diturunkan. Untuk itu, selain penggunaan sumber energi terbarukan, produksi listrik tenaga nuklir harus dipertahankan atau malah ditingkatkan.

Harian liberal kanan Spanyol, El Mundo, menyambut langkah Jerman dan menulis:

Sementara kalangan politik di Spanyol tidak mampu membenahi sistem energi yang serba kekurangan, pemerintah Jerman berhasil mencapai kesepakatan penting dengan perusahaan energi. Kesepakatan ini perlu jadi contoh bagi negara-negara Eropa lain. Industri energi di Jerman tadinya diliputi kekhawatiran. Sebab menurut keputusan pemerintahan sebelumnya di bawah pimpinan Gerhard Schröder, pembangkit listrik tenaga nuklir harus berhenti beroperasi awal dekade mendatang. Kekhawatiran ini sekarang lenyap. Kanselir Angela Merkel paham, bagaimana menyelaraskan pemasokan energi dengan kepentingan perusahaan dan kas negara.

Harian Swiss Basler Zeitung menulis:

Dari tahun 2000 sebenarnya sudah jelas, pembangkit listrik tenaga nuklir Jerman tidak bisa begitu saja berhenti beroperasi. Sekalipun dibatalkan, keputusan untuk meninggalkan tenaga nuklir ada manfaatnya. Karena selama 10 tahun lalu, energi terbarukan mendapat bantuan besar. Selain itu, keputusan meninggalkan tenaga atom akhirnya membuat perusahaan energi mau membagi keuntungan dan ikut membantu pengembangan energi terbarukan. Jadi keputusan meninggalkan tenaga nuklir, sekalipun tidak terlaksana, telah membawa manfaat ganda.

Harian Austria Der Standard berkomentar:

Kesan yang ditinggalkan dalam proses pengambilan keputusan ini cukup fatal. Lobi energi atom bersorak sorai, sementara masyarakat kembali terpecah. Padahal, selama sepuluh tahun berlaku agenda untuk meninggalkan energi nuklir yang dirintis oleh pemerintahan SPD dan Partai Hijau dengan persetujuan perusahaan energi. Konsep yang ditawarkan kanselir Merkel juga meninggalkan satu pertanyaan penting. Yaitu kemana dengan limbah nuklir? Hal ini masih tetap belum jelas.

Harian Perancis Le Figaro menyoroti aksi protes menentang reformasi sistem pensiun Perancis dan menulis:

Satu atau dua juta demonstran boleh saja terus melakukan aksi protes dan mogok. Tapi masalah dana pensiun tetap belum selesai. Faktanya sangat jelas. Itu tertera dalam berbagai laporan tim ahli, yang sejak tiga puluh tahun memperingatkan: tanpa pembaruan sistem pensiun, Perancis akan bangkrut. Ini bukan sikap ideoligis, melainkan kenyataan matematis.

Hendra Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Robina