Keputusan Jerman menerapkan lagi kontrol di perbatasan ke Austria berarti pembatalan politik pengungsi yang berlaku selama ini. Hal tersebut memicu pertanyaan menyakitkan. Opini Kersten Knipp.
Iklan
Keputusan datang tiba-tiba. Jerman untuk sementara akan menerapkan lagi kontrol di perbatasan ke Austria. Menteri Dalam Negeri Thomas de Maizière mengajukan argumen: Jerman membantu, tapi kesiapan menolong tidak boleh melewati kapasitas kemampuan.
Pernyataan ini sejujurnya adalah pengakuan, bahwa praktek yang diterapkan pekan silam, menerima suaka pengungsi asal Suriah tanpa batas dan membiarkan mereka masuk Jerman secara bebas, sudah gagal. Hingga akhir pekan lalu, yang masuk lewatMünchen saja sudah sudah lebih dari 60.000 pengungsi. Terlalu banyak, dan kota kewalahan. Juga terlalu banyak buat Jerman, yang tak mampu lagi kendalikan situasi.
De facto keputusan menerapkan kembali kontrol di perbatasan, adalah juga sebuah pengakuan bahwa konstitusi dalam teorinya tidak mengenal batasan jumlah pemohon suaka, namun dalam prakteknya, batasan ini tercapai hanya setelah beberapa minggu.
Dampak pengakuan Jerman ini amat dramatis. Lalulintas kereta antara Austria dan Hongaria dihentikan. Polisi dikerahkan menjaga perbatasan Jerman-Austria. Patroli diperketat di perbtasana antara Republik Ceko dan Polandia. Artinya: para pengungsi tidak dapat lagi mencapai Jerman lewat jalan memutar. Dengan pengerahan polisi perbatasan, Jerman juga hendak mencegah masuknya pengungsi secara ilegal.
Perkembangan terbaru ini, tentu saja dipantau di dunia Arab. Setelah gambar-gambar "budaya penyambutan" pengungsi menyebar luas. kini citra penutupan perbatasan juga menyebar cepat. Kita hanya bisa berharap, bahwa pernyataan Jerman sudah mencapai batasan kapasitasnya bisa dimengerti dan dihormati. Jika tidak, di mata dunia Arab, Jerman yang sebelumnya dipuji akan dengan cepat menjadi negara yang dicemoohkan.
Eropa Mulai Tutup Pintu Perbatasan Bagi Pengungsi
Jerman yang paling ramah terima pengungsi kini kewalahan dan terapkan lagi pemeriksaan ketat di perbatasan, Hungaria dan Serbia pasang pagar kawat berduri. Sementara Austria dan Denmark terapkan buka tutup perbatasan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
Kroasia Tutup Perbatasan ke Serbia
Kroasia yang juga kewalahan menahan serbuan pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan negara Afrika, menutup tujuh dari delapan pintu perbatasannya ke Serbia. Pemerintah di Beograd memptotes tindakan itu, karena kini ribuan pengungsi terdampar di Serbia. Pelan tapi pasti, Eropa kini mulai memasang tirai besi untuk menahan arus pengungsi.
Foto: Reuters/A. Bronic
Pagar Kawat Berduri di Hongaria
Hongaria memasang pagar kawat berduri untuk menutup perbatasannya ke Kroasia sepanjang 41 Kilometer. Sebelumnya Hongaria juga sudah memasang pembatas pagar kawat berduri untuk menutup perbatasan ke Serbia. Akibat penutupan perbatasan itu gelombang pengungsi kini mencari rute-rute alternatif untuk masuk ke Jerman atau Austria,
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ujvari
Slovenia Perkuat Penjagaan Perbatasan
Polisi menangkap pengungsi yang berusaha naik kereta secara ilegal di perbatasan Slovenia-Kroasia. Slovenia memperkuat penjagaan di perbatasan untuk cegah arus pengungsi yang melintasi negara ini. Akibat penutupan perbatasan di berbagai negara, para pengungsi kini memilih rute baru menuju kawasan Schengen yang juga mulai menutup pintunya denagn menerapkan aturan suaka lebih ketat.
Foto: Getty Images/AFP/J. Makovec
Kontrol Perbatasan
Arus pengungsi tak terkendali ke Jerman memaksa pemerintah menerapkan lagi pemeriksaan dokumen di perbatasan. Mendagri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, selain demi keamanan dalam negeri, alasan penutupan perbatasan adalah agar pengungsi mendapat fasilitas lebih manusiawi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Lalulintas Kereta Austria-Jerman Dihentikan
Seluruh lalulintas kereta dari Austria ke Jerman dihentikan segera setelah Berlin umumkan kontrol perbatasan. Ribuan pengungsi, kebanyakan berasal dari Suriah, tertahan di stasiun kereta Wina. Uni Eropa menyatakan memahami kebijakan Jerman dan memanggil anggota untuk bersidang darurat.
Foto: Reuters/H.-P. Bader
Hongaria Kerahkan Tentara
Tentara Hongaria kini dikerahkan menjaga perbatasan di Roszke. Langkah Budapest ini merupakan reaksi dan antisipasi terhadap kebijakan terbaru Jerman. Sepekan lalu Kanselir Angela Merkel masih nyatakan pengungsi "welcome" di Jerman.
Foto: Reuters/D. Ruvic
Kawat Berduri Perbatasan Serbia-Hongaria
Pagar kawat berduri di perbatasan Hongaria ke Serbia yang masih ada celahnya, kini akan ditutup total. Hongaria kewalahan dan tak punya anggaran sebagai negara transit ratusan ribu pengungsi asal Suriah, Afghanistan, Irak dan negara Afrika menuju Jerman, Austria dan Swedia. Serbia yang juga jadi rute transit alami kondisi serupa.
Foto: Reuters/B. Szabo
Austria Buka-Tutup Perbatasan
Austria yang juga salah satu tujuan utama pengungsi, juga berulang kali lakukan kontrol perbatasan dengan cara buka-tutup. Tujuannya menahan arus pengungsi yang terus membludak. Akibatnya kemacetan lalulintas panjang terjadi di jalan bebas hambatan di perbatasan ke Hongaria.
Foto: Reuters/H.P. Bader
Denmark Tolak Pengungsi
Pemerintah Denmark dengan tegas menolak kedatangan pengungsi. Penutupan perbatasan ke Jerman dilakukan dan lalulintas kereta juga dihentikan. Ratusan pengungsi ini dikawal polisi, berjalan kaki melintasi jalan bebas hambatan melewati Denmark, menunju Swedia yang ramah terhadap pengungsi seperti Jerman dan Austria.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Nolte
Polandia Tolak Kuota Pengungsi
Ribuan warga Polandia gelar aksi protes menentang rencana pembagian kuota penampungan pengungsi. Walau tidak terimbas langsung krisis pengungsi dan PM Polandia Donald Tusk nyatakan siap terima pengungsi secara sukarela, tapi pemerintahan di bawah dia juga menggalang inisiatif tolak kuota pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
10 foto1 | 10
Juga jangan dilupakan, keputusan mengizinkan pengungsi asal Suriah tanpa kendala dan tanpa batasan memasuki Jerman, sebelumnya juga sudah memicu iritasi di sejumlah negara tetangga di timur Eropa. Para tokoh politik di Eropa Timur juga sudah mengingatkan, janji semacam ini akan memicu "efek tarikan pengungsi" yang sulit dikalkulasi dampaknya. Mereka menegaskan, selaman perbatasan terluar Eropa tidak diamankan, aturan sesuai ketentuan Schengen, yang mengizinkan masuknya pengungsi secara tidak terkontrol ke Jerman, tidak dapat dan tidak boleh terjadi.