1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sesumbar Nazi Erdogan Sulut Kemarahan Jerman

6 Maret 2017

Politisi Jerman bereaksi marah pada pernyataan Presiden Turki Erdogan, yang menuduh pemerintah Jerman melancarkan metode NAZI. Tudingan dinilai kelewatan dan tidak bisa diterima.

Türkei Erdogan wirft Deutschland «Nazi-Praktiken» vor
Foto: Reuters/M. Sezer

Menteri Kehakiman Heiko Maas mengecam kata-kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang menyinggung metode Nazi dalam kritiknya. Erdogan mengritik Jerman yang melarang penyelenggaraan kampanye-kampanye dia di Jerman, dan cara yang diambil pemerintah Jerman sama dengan metode yang dilancarkan NAZI di jaman Perang Dunia II. 

Walaupun Maas menyebut perkataan Erdogan "tidak bisa diterima dan kelewatan," ia memperingatkan untuk tidak terlalu menanggapi manuver Erdogan itu dengan serius. Menteri kehakiman Jerman itu mengatakan, "Erdogan ingin memprovokasi. Dan kita harus hati-hati untuk tidak terprovokasi."

Tensions rise between Germany and Turkey

00:43

This browser does not support the video element.

Selain itu, Maas menegaskan tentu tidak ada yang menfghendaki eskalasi tersebut memuncak hingga putusnya hubungan diplomatis antara Turki dan Jerman. Oleh sebab itu, menteri kehakiman Jerman itu juga tidak mendukung larangan sepenuhnya terhadap politisi Turki yang ingin tampil dan berbicara pada warga Turki di Jerman.

Erdogan tuduh Jerman tidak demokratis

Erdogan mengatakan di Istanbul hari Minggu (05/03): "Saya pikir masa NAZI di Jerman sudah berlalu, tapi ternyata sekarang masih ada." Presiden Turki itu menambahkan, Jerman tidak demokratis. Komentar tajam itu dilancarkannya, setelah sejumlah pemerintah daerah Jerman melarang kampanye yang akan dilakukan politisi Turki terkait eferendum ramandemen UU kepresidenan Turki di beberapa daerah Jerman. Alasannya karena masalah keamanan.

Menanggapi berita, bahwa Erdogan juga merencanakan hadir dalam kampanye politik di Jerman, dia sesumbar, "Kalau saya ingin, saya akan datang besok. Saya datang, dan kalau dilarang masuk atau dilarang berbicara, saya akan menyebabkan huru-hara."

Menteri Ekonomi Turki, Nihat ZeybekciFoto: picture alliance/dpa/H. Kaiser

kampenye referendum

Menteri Ekonomi Turki Nihat Zeybekci berusaha meredam kemarahan Jerman, ketika berbicara di depan pendukung pemerintah Turki di Köln Minggu malam.Zeybekci mengatakan di depan 300 tamu dan 70 jurnalis di pusat kota Köln bahwa tiga juta warga Turki tinggal di Jerman yang jadi tema penting bagi Turki. Pada kesempatan itu ia juga mengecam upaya kudeta yang gagal Juli tahun lalu.

Zeybekci mengharapkan lewat kehadirannya di depan warga Turki di Köln, ini akan mendulang sokongan warga Turki di Jerman untuk memilih "ya" dalam referendum yang akan digelar April. Jika meraih suara mayoritas dalam referendum, hal ini memungkinkan presiden Turki memperluas kekuasaan dan kewenangannya, dan sekaligus akan mengurangi wewenang parlemen.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Cavusoglu diagendakan berbicara dengan warga Turki yang bermukim di kota Hamburg Selasa besok, Di Jerman saat ini bermukim sekitar 1,5 juta warga Turki yang berhak memberikan suara dalam pemilu atau referendum di Turki.

ml/as (dpa, rtr, afp)