Jerman Berencana Sederhanakan Legalisasi Perubahan Gender
1 Juli 2022
Transgender di Jerman akan lebih mudah secara resmi mengubah kelamin dan nama mereka. Undang-undang ini akan menggantikan aturan “hukum transeksual" yang disusun 40 tahun lalu.
Iklan
Pemerintah Jerman pada hari Kamis (30/06) mengumumkan rencana untuk memudahkan transgender untuk memiliki nama depan dan jenis kelamin yang mereka identifikasi dengan diakui secara hukum.
Langkah itu diumumkan oleh Menteri Urusan Keluarga Lisa Paus saat konferensi pers di Berlin. Usulan undang-undang "penentuan nasib sendiri" ini akan menggantikan aturan “hukum transeksual" Jerman, yang mengharuskan orang yang bersangkutan mengajukan perubahan ke pengadilan dan ada peninjauan dari ahli, biasanya dari psikoterapis, agar nama depan dan jenis kelamin mereka diubah pada dokumen resmi. Undang-undang tersebut telah berlaku di Jerman selama 40 tahun.
Di bawah rencana undang-undang baru yang diusulkan, pemohon berusia dewasa dapat pergi ke kantor pendaftaran setempat dan menyatakan perubahannya. Anak-anak berusia 14 tahun ke atas juga diizinkan melakukannya dengan izin dari orang tua atau wali sah mereka.
Lika-Liku Seorang Gadis Spanyol Menjadi Transpria
Seorang perempuan Spanyol bertekad mengubah kelaminnya menjadi laki-laki. Perjalanan Gabriel Diaz yang penuh pengorbanan dan rasa sakit diabadikan oleh fotografer Reuters, Susana Vera.
Foto: Reuters/Susana Vera
Pria di Tubuh Wanita
Gabriel Diaz de Tudanca terlahir seorang perempuan. Tapi sejak kecil dia mengidentifikasikan diri sebagai laki-laki. "Ketika saya berusia tiga tahun, saya mengatakan kepada ibu saya bahwa jika saya besar, saya akan menjadi seorang laki-laki bernama Oscar," kisahnya.
Foto: Reuters/Susana Vera
Dilahirkan Kembali di Meja Operasi
Dengan dukungan teman dan keluarga, Gabriel menjalani operasi kelamin dan terapi hormon. Dia lalu mengubah nama dan mengurus pergantian surat identitas. Singkat kata, perempuan berusia 15 tahun ini dilahirkan kembali sebagai seorang pria. Perjalanan Gabriel diabadikan oleh fotografer Reuters, Susana Vera, selama tiga tahun.
Foto: Reuters/Susana Vera
Diskriminasi Transgender
Spanyol mewajibkan setiap orang menjalani pemeriksaan mental sebagai syarat perubahan dokumen identitas pribadi. Pasalnya transgender hingga kini masih dianggap penyakit mental di banyak negara Eropa, termasuk Spanyol. "Saya tidak merasa terhina didiagnosa mengidap penyakit mental," kata Gabriel. "Tapi saya marah karena itu dijadikan syarat untuk mengubah jenis kelamin di dokumen pribadi."
Foto: Reuters/Susana Vera
Pengakuan oleh PBB
Badan Kesehatan Dunia (WHO) Juni 2018 silam sudah menginstruksikan agar transgender tidak lagi diklasifikasikan sebagai gangguan mental. Sebaliknya WHO kini menganggapnya sebagai "ketidaksesuaian gender" yang berarti perbedaan antara jenis kelamin dan perilaku gender yang dialami individu secara konsisten. Tampak dalam gambar Gabriel sedang menunggu suntikan hormon testosteron.
Foto: Reuters/Susana Vera
Lompatan Besar Menuju Kebebasan
Gabriel memulai terapi hormon untuk memperkuat karakter maskulin, yakni untuk memperberat suara dan mengubah pola distribusi lemak menjadi serupa pria. Dua tahun sebelumnya dia menjalani operasi pengangkatan payudara. "Ini perubahan besar dalam hidup saya," kata dia ihwal kehilangan payudara. "Operasi itu adalah sebuah pembebasan."
Foto: Reuters/Susana Vera
Hidup di Tengah Prasangka
Meski diterima sebagai pria di lingkup sosialnya, sebagian masih menolak mengakui perubahan gender pada Gabriel. Seorang teman lama bahkan mengatakan dia tidak menganggapnya sebagai pria lantaran tidak memiliki alat kelamin laki-laki. Meski demikian, Gabriel kini telah memiliki seorang kekasih perempuan.
Foto: Reuters/Susana Vera
Melawan Persepsi Miring dan Kebencian
Tidak heran jika Gabriel kini mengabdikan hidupnya untuk membantu pemerintah kota menyebar kampanye buat melawan delik kebencian terhadap kaum LGBT. Dia antara lain membiarkan dirinya dijadikan sampul poster kampanye yang disebar di stasiun-stasiun kereta di ibukota Spanyol, Madrid. "Kebencian dan intoleransi yang mereka tunjukkan disebabkan oleh ketidaktahuan tentang kaum trans," imbuhnya.
Foto: Reuters/Susana Vera
7 foto1 | 7
Sejumlah negara Eropa lainnya, seperti Belgia, Denmark, dan Swiss, telah mengizinkan perubahan status gender yang sah melalui deklarasi diri.
Koalisi pemerintahan Jerman berjanji untuk menghapus aturan "hukum transeksual" sebelumnya, ketika baru berkuasa pada Desember 2021. "Hak untuk menjalani kehidupan yang ditentukan sendiri adalah hal mendasar bagi semua orang," kata Paus saat konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa prosedur saat ini "bukan hanya panjang dan mahal tetapi juga sangat memalukan. Tetapi di atas segalanya, benar-benar berlebihan.“ Ditambahkannya: "Sudah waktunya kita menyesuaikan kerangka hukum dengan realitas masyarakat."
Paus mengatakan bahwa setelah perubahan gender resmi didaftarkan seseorang, maka tidak diizinkan ada perubahan lebih lanjut selama satu tahun. Hal ini dimaksudkan untuk "memastikan keseriusan keinginan untuk berubah". ap/yf (AP, AFP)