Jerman Boikot KTT Anti-Rasisme
20 April 2009Gelombang penolakan terhadap Konferensi PBB Anti Rasisme di Jenewa kian meningkat. Setelah Amerika Serikat, Belanda, Kanada, Australia dan Israel yang jauh-jauh hari sudah menyatakan akan memboikot, kini Uni Eropa sedang mempertimbangkan opsi tersebut.
Jerman juga dipastikan tidak akan mengirimkan delegasinya ke Jenewa, demikian disampaikan Juru Bicara Dewan HAM PBB, Rupert Colville kepada kantor berita Asociated Press hari Minggu (19/04). Berlin terutama mengkhawatirkan, konfrensi PBB itu akan dijadikan sebagai ajang untuk mempropagandakan sikap anti Israel.
Kekhawatiran tersebut tidak berlebihan mengingat akan hadirnya Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad. Hari Minggu (19/04) kemarin, Ahmadinejad dalam sebuah wawancara dengan televisi Iran menyebut Israel sebagai pembawa bendera rasisme.
Tidak cuma itu, bahkan perundingan seputar rancangan deklarasi penutup berlangsung alot dan baru berakhir menjelang akhir pekan. Tak heran, jika rona kelegaan tampak pada wajah komisaris PBB untuk HAM Navanethem Pilley yang tampil di hadapan pers pada Jumat (18/04) malam lalu.
"Sebab itu saya sangat gembira bisa mengumumkan kepada Anda semua, bahwa rancangan deklarasi penutup telah diselesaikan oleh komite persiapan dan akan diserahkan kepada peserta konfrensi untuk digodok dan disahkan," ujarnya.
Namun apakah dokumen setebal 16 halaman itu bakal menjadi acuan resmi untuk memerangi rasisme, masih harus dibuktikan. Yang jelas, dengan tidak hadirnya Amerika Serikat dan Jerman, konfrensi yang digelar untuk yang kedua kalinya itu kehilangan sejumlah aktor penting.
Keberatan terbesar sebagian negara-negara barat adalah upaya sejumlah negara seperti Iran, Libya dan Kuba untuk memanfaatkan konfrensi PBB untuk menyudutkan kebijakan Israel di Palestina. Sebaliknya pelanggaran HAM yang terjadi di negara-negara tersebut tidak masuk dalam agenda pembahasan.
Sejumlah negara Islam juga sempat berupaya memasukkan larangan penghinaan terhadap Agama dalam rancangan deklarasi, namun kemudian dicoret sehari sebelum digelarnya konfrensi tersebut. Dengan kompromi yang berhasil dicapai, organisasi HAM Human Rights Watch berharap, PBB dapat menggerakkan sesuatu dalam memerangi rasisme.
"Kami berharap, pada akhirnya akan ada keputusan bulat negara-negara anggota PBB untuk memerangi rasisme," tandas Juru Bicara HRW Juliette de Rivero.
Selain Jerman, Belanda dan Italia juga sebelumnya telah membatalkan keikutsertaannya. Kedua negara menolak ikut serta dalam sebuah konfrensi yang sebagian besar konsepnya ditentukan oleh Libya dan Kuba.
Selain itu rencana pidato Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad di hari pertama juga menjadi ganjalan. Meskipun demikian Navanethem Pilley optimis, konfrensi anti rasisme kali ini akan memunculkan isyarat yang tepat.
"Saya selalu berkata, sangat penting artinya bagi jutaan korban di seluruh dunia yang setiap harinya menderita akibat rasisme dan kebencian terhadap orang asing, bahwa para peserta konfrensi mencapai sebuah kesepakatan, dan itu telah dilakukan," ujarnya.
Israel menyerukan negara-negara peserta konfrensi untuk memboikot pidato Ahmadinejad. Yerusalem juga mendesak Presiden Swiss, Hans-Rudolf Merz untuk membatalkan pertemuan dengan Presiden Iran hari ini. Selain itu Israel juga menyambut langkah sejumlah negara Eropa untuk memboikot konfrensi anti rassisme tersebut.
Jerman sendiri melalui Menteri Luar Negeri Frank Walter Steinmeier berdalih, konfrensi tersebut tidak seharusnya dijadikan sebagai ajang untuk memaksakan kepentingan sebagian negara.
Axel Weiss/Rizki Nugraha
Editor: Ziphora Robina