Jerman Butuh 288.000 Pekerja Asing Setiap Tahun hingga 2040
27 November 2024
Meski telah mereformasi undang-undang migrasi tenaga kerja, Jerman masih menghadapi defisit tenaga kerja terampil yang parah. Studi terbaru menunjukkan, kekurangan ini harus diisi oleh imigran.
Iklan
Angkatan kerja Jerman dapat menyusut hingga 10% pada 2040 tanpa adanya imigrasi "substansial," demikian menurut studi yang ditugaskan oleh Bertelsmann Foundation.
Studi tersebut menemukan bahwa tanpa arus masuk sekitar 288.000 pekerja asing terampil per tahun, jumlah angkatan kerja Jerman dapat turun dari sekitar 46,4 juta saat ini menjadi 41,9 juta pada 2040. Pada 2060, angkanya bahkan dapat turun menjadi 35,1 juta.
"Hilangnya generasi baby boomer dari pasar tenaga kerja menjadi tantangan besar,” kata Susanne Schultz, pakar migrasi di Bertelsmann.
Schultz mengatakan bahwa potensi tenaga kerja lokal di Jerman perlu lebih dimaksimalkan, namun "pergeseran demografis ini juga menuntut adanya imigrasi.”
Skenario kedua dengan proyeksi data yang lebih pesimistis menghitung sebanyak 368.000 pekerja imigran mungkin diperlukan setiap tahun hingga 2040, sebelum turun menjadi 270.000 per tahun hingga 2060.
Profesi yang Dicari di Jerman
Jerman kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu. Sehingga kini Jerman berusaha rekrut dari negara-negara di luar Uni Eropa. Pemerintah dan para pemimpin bisnis sudah capai kesepakatan. Berikut enam di antaranya.
Foto: imago/Westend61
Pekerja bidang metalurgi
Untuk menambah pekerja di bidang ini, pemerintah membuat rencana untuk mengurangi birokrasi sehingga Jerman tampak lebih menarik bagi pekerja dari luar negeri.
Foto: Imago Images/photothek/T. Trutschel
Insinyur bidang listrik
Selain itu, para pemimpin bisnis juga setuju akan membantu para pekerja yang datang dari luar negeri untuk bisa berbahasa Jerman, mencari tempat tinggal yang sesuai, dan membantu melalui sulitnya birokrasi.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Perawat di rumah sakit
Pekerjaan ini kerap melibatkan tekanan tinggi terhadap pekerja, ditambah lagi stres karena mengurus orang sakit. Dalam kesepakatan yang dicapai pemerintah Jerman dan para pemimpin bisnis, pekerja dari luar negeri juga akan mendapat kemudahan mengurus izin tinggal di Jerman serta dapat segera mulai bekerja.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
Perawat lanjut usia
Seperti halnya perawat orang sakit, perawat lansia juga kerap mengalami stres berat, apalagi jika orang lanjut usia yang diurus juga menderita sakit. Untuk mempermudah pekerja yang berminat datang dan mulai bekerja di Jerman, kualifikasi dari negara lain akan mendapat pengakuan lebih mudah.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
Ilmuwan komputer
Ilmuwan bidang komputer dan pengembang piranti lunak juga termasuk profesi yang jumlahnya sedikit di Jerman. Menteri Perekonomian Jerman, Peter Altmaier mengatakan, perekonomian Jerman bisa lebih berkembang lagi, jika punya lebih banyak pekerja yang handal di bidangnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/C. Gateau
Juru masak
Ternyata Jerman juga kekurangan juru masak handal. Untuk menutupi kekurangan di bidang ini dan bidang-bidang lain, pemerintah sudah berusaha untuk menarik pekerja berkualifikasi antara lain dari Meksiko, Filipina, Brazil, India, serta Vietnam. (Sumber: AFP, dpa, AP; Ed.: ml/rap)
Foto: imago/Westend61
6 foto1 | 6
Aturan migrasi baru Jerman tidak cukup?
Dengan tingkat migrasi tenaga kerja saat ini yang masih di bawah kebutuhan, Schultz mengatakan bahwa hambatan perlu dihilangkan dan tawaran yang lebih menarik bagi imigran harus ditingkatkan.
Iklan
Hukum migrasi tenaga kerja Jerman sebelumnya direformasi pada 2023 untuk mempermudah dan menarik pekerja asing terampil untuk bekerja di Jerman. Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser bahkan menyebut aturan baru ini sebagai "undang-undang imigrasi paling modern di dunia.”
Namun, dalam laporan studi barunya, Bertelsmann Foundation mengatakan pekerja asing tidak akan datang tanpa adanya "budaya yang lebih ramah dari otoritas lokal dan bisnis,” serta tanpa "perspektif untuk tinggal jangka panjang.”
Berkarir di Perusahaan Kereta Api Jerman
Ternyata orang Indonesia juga ada yang berkarir di Jerman dengan bekerja di kereta super cepat ICE. Glen Mohlberg merintis karir di perusahaan kereta api Jerman, Deutsche Bahn sebagai kepala restoran.
Foto: DW/M. Linardy
Meniti karir
Awalnya ia tertarik bekerja di perusahaan kereta api Deutsche Bahn bisa dibilang spontan. Rasa tertariknya muncul ketika naik kereta super cepat dan duduk di kelas1, karena mendapat tiket yang dikorting. Ia melihat bahwa kelas 1 di kereta ICE memiliki "service on board", demikian tuturnya. Ia kemudian mencoba melamar.
Foto: DW/M. Linardy
Semakin meningkat
Karena memiliki pendidikan dari sekolah tinggi di bidang ekonomi, dan berprestasi bagus, ia ditawarkan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi. Setelah mengikuti pelatihan tambahan, ia kini menjabat kepala restoran di kereta api super cepat ICE.
Foto: DW/M. Linardy
Biasa hadapi tantangan
Glen Mohlberg bertutur, waktu kecil ia pernah berjualan koran di terminal Amplas di Medan. Ketika itu, jika melihat turis-turis asing ia merasa ingin berkomunikasi dengan mereka. Oleh sebab itu, setelah mulai belajar bahasa Inggris di sekolah, ia selalu berusaha mengoles kemampuannya untuk berbahasa asing.
Foto: privat
Hobi bernyanyi
Glen senang bernyanyi dan aktif dalam usaha untuk meningkatkan kemampuannya. Desember 2019 ia ikut bernyanyi dengan paduan suara Radio Jerman WDR, yang termasuk paduan suara terkenal di Jerman. Selain itu, ia juga punya sejumlah binatang peliharaan, antara lain dua ekor anjing dan sejumlah ekor kura-kura.
Foto: DW/M. Linardy
Kota kecil yang tenang
Pekerjaannya di kereta api super cepat membuatnya sering tidak di rumah. Kadang berhari-hari ia "di jalan" dan berkeliling di seluruh Jerman. Sementara tempat tinggalnya ada di kota Rösrath tak jauh dari kota Köln.
Foto: DW/M. Linardy
Berjalan-jalan di hutan
Tempat tinggalnya yang berlokasi dekat kawasan hutan, sangat menolong, "jika hati sedang galau", kata Glen. Ia kerap berjalan-jalan di hutan, di sepanjang sungai dengan dua ekor anjingnya. (Ed.: ap)
Foto: DW/M. Linardy
6 foto1 | 6
"Saya inginkan kesetaraan, tapi saya tidak akan memohon"
Satu contoh yang dikutip oleh kantor berita DPA Jerman dapat memberikan bahan renungan.
Kantor berita tersebut mewawancarai seorang pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang saudara di negaranya pada 2016. Ia datang ke Jerman saat berusia 21 tahun, dan melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar sarjana dan magister di universitas di Jerman bagian barat.
Kini, ia menjadi spesialis IT yang dilatih di Jerman, dan memilih pindah ke Swiss.
"Saya sudah memberikan yang terbaik di sini agar diperlakukan setara, tetapi saya merasakan diskriminasi dan penolakan," katanya. Ia mengaku pernah mengalami penghinaan di lingkungan sosial dan di pekerjaan paruh waktu ketika ia menunggu tawaran kerja yang lebih layak, namun akhirnya tak pernah datang.
"Saya ingin diperlakukan setara,” tambahnya. "Tapi saya tidak akan memohon untuk itu.”
Bagi Schultz dari Bertelsmann, kasus ini "sayangnya bukan anomali. Jerman tidak bisa terus kehilangan tenaga kerja seperti ini dan harus menjadi lebih menarik."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Dampak angkatan kerja yang menyusut di berbagai wilayah
Negara bagian seperti Nordrhein-Westfalen mungkin mengalami penyusutan rata-rata 10%, tetapi wilayah yang secara demografis lemah seperti Thüringen, Sachsen-Anhalt, dan Saarland akan lebih terdampak.
Bahkan daerah kaya seperti Bayern dan Baden-Württemberg juga akan merasakan dampaknya, meskipun lebih ringan.