1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanselir Jerman Mencari Sekutu Dagang di KTT G20 Brasil

18 November 2024

Di masa-masa sulit politik saat ini, Jerman mencari mitra di Amerika Selatan yang bersedia merampungkan perjanjian dagang UE-Mercosur. Namun, penentangan makin meningkat setelah 25 tahun perundingan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) menyambut Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dalam rangka Konsultasi Pemerintah Jerman-Brasil yang ke-2 di ibu kota Jerman, pada 4 Desember 2023
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva (kiri) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berharap mampu menyegel kesepakatan pekan ini di Rio de JaneiroFoto: Bernd von Jutrczenka/dpa/picture alliance

Ketika Olaf Scholz kembali ke Jerman dari KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada hari Rabu (20/11) mendatang, Kanselir yang sedang menghadapi krisis itu diharapkan membawa sesuatu yang benar-benar bersejarah, seperti perjanjian perdagangan bebas antara Uni Eropa (UE) dan negara-negara Mercosur yakni Argentina, Bolivia, Brasil, Paraguay, dan Uruguay. Namun, "oleh-oleh" itu baru bisa tercapai jika Scholz dapat merampungkan kesepakatan.

"Perjanjian perdagangan bebas ini akan menjadi 'angin segar' bagi ekonomi Jerman. Hampir tidak terbayangkan situasi geopolitik yang lebih sulit dari ini. Kita harus memanfaatkan peluang ini," kata Volker Treier, pemimpin kebijakan luar negeri Kamar Dagang dan Industri Jerman.

"Saat ini, jendela peluang sedang terbuka. Anda tidak bisa bernegosiasi selama 25 tahun tanpa kesepakatan, dan tetap percaya bahwa Anda bisa terus memperpanjangnya seperti permen karet. Jika bukan saat ini, kapan lagi?" tambahnya.

Rumah "Hijau" Berkualitas Tinggi Khusus bagi Masyarakat Kelas Bawah

03:46

This browser does not support the video element.

Perekonomian Jerman berharap ada terobosan

Treier berbicara kepada DW tentang survei bisnis terbaru dari Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Eropa di Brussel. Katanya, hasilnya "cukup suram."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Menghadapi ancaman proteksionisme Amerika Serikat (AS) yang makin menguat di bawah pemerintahan Donald Trump di masa depan, Treier mengatakan perjanjian UE-Mercosur ini akan menjadi sinyal penting bagi bisnis di blok Eropa dan Jerman tentunya. Dalam hal baterai, panel surya, energi angin, dan hidrogen hijau, Treier menyebut Eropa bisa mencapai transformasi hijau dengan lebih cepat dan berkelanjutan dengan bantuan bahan baku mentah dari Amerika Selatan.

Sebagai imbalannya, bisnis Eropa tidak lagi harus membayar tarif sebesar €4 miliar (sekitar Rp67,2 triliun) untuk mengekspor barang mereka ke negara-negara Mercosur, menurut Treier. "Kami sudah memiliki hubungan yang baik dengan Mercosur, tetapi tidak ada dinamika yang nyata. Sebagian itu karena negara-negara Mercosur mengenakan tarif 25-30% pada produk ekspor klasik Jerman seperti mobil, serta barang elektronik dan mesin," ujarnya.

Kaja Kallas, Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa yang baru, menggemakan sentimen-sentimen tersebut. "Jika kami tidak melakukan perjanjian perdagangan dengan mereka, maka kekosongan ini akan diisi oleh Cina,” katanya dalam sidang konfirmasi di hadapan Parlemen Eropa. Cina telah meningkatkan investasinya di kawasan tersebut sebanyak 34 kali lipat antara tahun 2020 dan 2022, dan pelabuhan besar pertama yang dikendalikan oleh Cina di Amerika Selatan baru saja dibuka untuk bisnis di Chancay, Peru. 

Jika perjanjian tersebut tidak ditandatangani saat KTT G20 kali ini, para pendukung UE-Mercosur berencana untuk menyelesaikan kesepakatan di KTT Mercosur yang akan diadakan di Montevideo, Uruguay, pada awal Desember mendatang.

Penentang kesepakatan UE-Amerika Selatan semakin menguat

Pada saat yang sama, oposisi terhadap kesepakatan ini juga makin berkembang di Eropa dan Amerika Selatan, dan bukan hanya datang dari para aktivis lingkungan. Petani Eropa sangat marah, mengkritik standar ganda dan persaingan itu tidak adil dengan rekan-rekan mereka di Amerika Selatan.

Dalam sebuah seruan yang dicetak di surat kabar harian Prancis Le Monde, sekitar 600 anggota parlemen Prancis meminta Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk menahan diri dari menandatangani perjanjian tersebut. Selain itu, yang mungkin lebih mengkhawatirkan, Perdana Menteri (PM) Prancis Michel Barnier mengatakan Paris tidak akan setuju dengan kesepakatan itu jika masih dalam bentuknya saat ini.

"Kesepakatan antara Mercosur dan UE itu jauh lebih menguntungkan bagi Eropa daripada Amerika Selatan," kata Raul Montenegro, seorang ahli biologi Argentina dan penerima Right Livelihood Award 2004, kepada DW. "Pihak yang paling dirugikan dalam kesepakatan yang mungkin tercapai ini adalah keanekaragaman hayati di Amerika Selatan, serta usaha kecil dan menengah serta masyarakat miskin di kedua wilayah."

Bitterfeld: Upaya Eropa untuk Swasembada Industri

04:16

This browser does not support the video element.

Brasil menuju peran global yang lebih besar

Tuan rumah KTT G20, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, berharap mampu menegaskan perjuangan melawan kelaparan dan perubahan iklim dalam komunike akhir KTT Rio, serta menghadapi tugas berat terkait pembahasan yang tiada habisnya tentang perjanjian perdagangan bebas, tetapi ia tetap optimis.

"Saya belum pernah seoptimis ini tentang UE-Mercosur," kata Presiden Brasil itu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada September lalu. Lula bertekad untuk membawa Brasil ke peran pemain global pada masa jabatan ketiganya, yang mungkin juga merupakan peluang terakhirnya.

Itulah salah satu alasan lain mengapa Treier dari Kamar Dagang dan Industri Jerman mengatakan waktu terus berjalan dengan cepat.

"Kepercayaan diri meningkat di antara negara-negara Mercosur, sama halnya dengan negara-negara di belahan dunia Selatan. Kami berada di India dua setengah minggu yang lalu untuk konferensi Asia dan hal yang sama juga terjadi di sana: Mereka masih bersedia untuk menjangkau kami, tetapi keadaan tidak akan selamanya seperti itu,” kata Treier.

Artikel ini diadaptasi dari bahasa Jerman

Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait