Rekor Baru, Jerman Catat 11.000 Kasus Corona dalam Sehari
22 Oktober 2020
Untuk pertama kalinya sejak awal pandemi, Jerman mencatat lebih dari 11.000 kasus COVID-19 dalam satu hari. Rekor harian baru itu terjadi tak lama setelah Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dinyatakan positif COVID-19.
Iklan
Robert Koch Institute (RKI) yang bertanggung jawab untuk monitoring kasus penyakit infeksi di Jerman pada hari Kamis (22/10) melaporkan lebih dari 11.200 kasus COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir. Ini merupakan rekor tertinggi pertama sejak pandemi Covid-19 menerpa Jerman, dengan laporan lebih dari 10.000 kasus baru dalam satu hari.
Jerman saat ini tengah menghadapi lonjakan drastis kasus COVID-19, dengan rekor harian terakhir yang tercatat adalah lebih dari 7.800 infeksi baru, yang dilaporkan pada Sabtu (17/10) lalu.
Lonjakan kasus ini telah mendorong para pejabat untuk memberlakukan tindakan yang lebih keras pada kehidupan publik guna membendung penyebaran virus.
Jerman saat ini telah mencatat tingkat kasus tujuh harian lebih dari 50 infeksi per 100.000 orang. Parameter ini menjadi patokan yang digunakan oleh pihak berwenang untuk memutuskan kapan akan memperketat pembatasan. Menurut data RKI, saat ini tingkat kasus corona berada di angka 51,1 untuk seluruh negara.
RKI desak warga patuhi aturan
Presiden RKI, Dr. Lothar Wieler mengatakan kepada DW pada hari Rabu (21/10), meyakini Jerman dapat menahan laju penyebaran virus. Hal itu bisa tercapai jika orang-orang mematuhi aturan.
“Kami tidak melihat banyak kasus penularan di tempat kerja atau di transportasi umum. Tetapi sebagian besar kasus terjadi secara bersamaan dalam perkumpulan pribadi, dalam pesta-pesta, dalam perayaan dan pernikahan,” kata Wieler. “Kita seharusnya tidak mengadakan terlalu banyak acara semacam ini,” tambahnya.
Sementara menjelang musim dingin, kepala badan kontrol penyakit infeksi dan non i feksi di Jerman itu mengatakan, rumah sakit Jerman “sangat siap” untuk menangani potensi lonjakan pasien COVID-19, seraya menambahkan bahwa Jerman memiliki jumlah unit perawatan intensif (ICU) yang cukup tinggi berbanding dengan populasi warganya.
“Tentu kita sudah belajar dari dulu, dari puncak pertama wabah yang kita alami pada April dan Maret,” ujarnya.
“Jika kita bisa menurunkan angka infeksi, kita pasti bisa mengelolanya, dan itu adalah [hal] terpenting – tapi kita hanya bisa menurunkan angka infeksi jika kita berpegang pada aturan-aturan ini,” kata Wieler menekankan.
Iklan
Menteri Kesehatan Jerman positif COVID-19
Rekor lonjakan kasus infeksi corona di Jerman terjadi tak lama setelah Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dinyatakan positif COVID-19 pada Rabu (21/10).
Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan bahwa Spahn yang berusia 40 tahun itu langsung menjalani isolasi dan dilaporkan mengalami “gejala seperti flu”.
Kementerian kesehatan menyatakan, semua orang yang melakukan kontak dengan Spahn telah diberi tahu tentang informasi positif Covid-19 tersebut. Namun, tidak ada anggota kabinet Kanselir Angela Merkel yang akan mengisolasi diri, meski telah bertemu dengan menteri kesehatan selama rapat yang sebelumnya berlangsung pada Rabu (21/10).
Setelah dinyatakan positif COVID-19, Spahn kemudian menuliskan rasa terima kasihnya atas seluruh dukungan dan harapan baik yang ia terima. “Saya harap semua orang yang pernah kontak dengan saya tetap sehat. Mari kita semua terus menjaga satu sama lain!”, tulisnya di Twitter.
gtp/as (AFP, dpa, Reuters)
Eropa Perketat Pembatasan Hadapi Gelombang Kedua COVID-19
Eropa menghadapi situasi serius dengan mencatat rekor tertinggi kasus corona baru sejak wabah menyebar pada awal tahun. Eropa kembali perketat aturan pembatasan, namun berupaya hindari lockdown untuk melindungi ekonomi.
Foto: Getty Images/AFP/M. Medina
Jerman memperketat pembatasan di sejumlah kota
München menjadi kota besar terbaru yang melampaui ambang batas angka kasus virus corona di Jerman. Sementara di Berlin, untuk pertama kalinya dalam 70 tahun terakhir, aturan jam malam kembali diberlakukan. Semua kegiatan bisnis di Berlin harus tutup pukul 11 malam, setidaknya hingga akhir Oktober 2020. Jumlah orang yang diperbolehkan bertemu di luar pada malam hari dibatasi hingga lima orang.
Foto: Fabrizio Bensch/Reuters
Republik Ceko memperketat lockdown
Republik Ceko yang sebelumnya dipuji karena tanggap merespons pandemi, kini tertatih-tatih di ambang lockdown kedua. Pemerintah menetapkan keadaan darurat sejak 5 Oktober. Warga diwajibkan memakai masker dan gereja hanya dibatasi untuk 10 orang. Pusat perbelanjaan telah diinstruksikan untuk mematikan Wi-Fi untuk mencegah kaum muda berkumpul.
Foto: Gabriel Kuchta/Getty Images
Spanyol menetapkan keadaan darurat
Pemerintah Spanyol telah menetapkan keadaan darurat selama 15 hari di Madrid. Namun, langkah yang memungkinkan pemerintah pusat untuk memberlakukan tindakan karantina di seluruh negeri itu memicu protes. Pemerintah pusat memberlakukan tindakan itu karena pemerintah daerah Madrid menolak seruan untuk memberlakukan langkah yang lebih ketat guna mengendalikan penyebaran virus.
Foto: SOPA Images/ZUMA Wire/picture-alliance
Polisi di Prancis patroli menegakkan aturan pembatasan
Bar di Paris ditutup setelah kasus COVID-19 meningkat tajam. Dua kota lainnya, Toulouse dan Montpellier, meningkatkan kewaspadaan ke level paling tinggi. Pada Sabtu 10 Oktober 2020, Prancis mencatat hampir 27.000 kasus COVID-19, yang menjadi angka kasus harian tertinggi. Di Paris dan sekitarnya, polisi melakukan patroli untuk memastikan bar ditutup dan pengunjung restoran mematuhi jarak sosial.
Foto: Kiran Ridley/Getty Images
Polandia terapkan aturan baru, namun tetap membuka sekolah
Polandia menerapkan aturan baru setelah mencatat rekor infeksi selama lima hari berturut-turut. Namun, sekolah di Polandia tetap dibuka. Warga berusia antara 60 hingga 65 tahun memiliki jam belanja khusus dari jam 10 pagi hingga siang hari. Setiap orang diwajibkan memakai masker di ruang publik. Negara berpenduduk 38 juta jiwa itu sejauh ini mencatat 121.638 kasus dan 2.972 kematian.
Foto: Reuters/K. Pempel
Slovakia larang kerumunan lebih dari enam orang
Di Slovakia, aturan baru hanya memperbolehkan maksimal enam orang untuk berkumpul, namun anggota keluarga mendapat pengecualian. Warga diwajibkan memakai masker dan semua acara publik dilarang, termasuk layanan keagamaan di gereja. Pusat kebugaran ditutup, sementara restoran tidak boleh melayani makan di tempat. Foto di atas menunjukkan penggemar hoki di Bratislava yang memprotes aturan baru.
Foto: Pavel Neubauer/dpa/picture-alliance
Inggris gunakan sistem peringatan tiga tingkat
Pemerintah Inggris memperkenalkan sistem peringatan tiga tingkat untuk memberi informasi terkait angka kasus COVID-19. Sistem baru ini mengklasifikasikan area yang memiliki risiko "sedang", "tinggi", atau "sangat tinggi". Liverpool diperkirakan berada di tingkat tertinggi dan akan memperketat aturan pembatasan, seperti menutup pusat kebugaran, pub, dan kasino. (pkp/rap)