Polisi Jerman melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak dan remaja. Peningkatan kasus terkait penyebaran gambar pelecehan sangatlah mencolok.
Iklan
Jumlah kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak dan remaja di Jerman meningkat secara signifikan tahun lalu, menurut laporan polisi yang diterbitkan pada Senin (08/7).
Kantor Polisi Kriminal Federal (BKA) Jerman mengungkapkan bahwa dalam kasus produksi dan distribusi gambar pelecehan, jumlah kasusnya meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Iklan
Bagaimana rincian angka-angka tersebut?
Jumlah kasus pelecehan seksual terhadap anak yang terdaftar meningkat 5,5% pada tahun 2023 menjadi 16.375 kasus, dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, terdapat 18.497 korban pelecehan seksual terhadap anak, dan sekitar tiga perempatnya adalah perempuan. Lebih dari separuh korban terbukti pernah menjalin hubungan sebelumnya dengan tersangka.
Solusi Inovatif untuk Mengatasi Kasus Pelecehan Seksual
Hampir satu dari tiga perempuan pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual setidaknya sekali seumur hidup, demikian laporan WHO 2021 lalu. Berikut ragam solusi digital sebagai upaya atasi pelecehan seksual.
Foto: Montira Narkvichien/UN Women | CC BY-NC-ND 2.0
Cincin alarm
Katya Romanovskaya awalnya pernah diserang. Pengalaman ini mendorongnya mendirikan perusahaan Nimb, yang menciptakan tombol darurat berbentuk cincin. Perhiasan buatan Rusia ini dirancang untuk memberi rasa aman pada perempuan. Jika tidak sengaja mengaktifkan peringatan, pengguna dapat membatalkannya dalam hitungan 20 detik. Namun, ada kata sandinya, jadi tidak semua orang bisa menghapusnya.
Foto: Mark Lennihan/AP/picture alliance
Cara kerja Nimb
Pengguna mengirimkan peringatan dan lokasi ke daftar nomor telepon yang telah dipilih sebelumnya. Pesan disampaikan dalam bentuk pemberitahuan baik berupa getaran, panggilan telepon, atau email. Orang yang memakai Nimb akan melihat cincin mereka bergetar dan tahu bahwa ada teman dan kerabat dalam bahaya. Informasi peringatan itu juga diteruskan ke layanan darurat dan kantor polisi.
Foto: Stephen Chung/ZUMA/imago
Berbicaralah kepada Spot
Insinyur dari Jerman dan Swiss menciptakan Spot, sebuah chatbot khusus yang memungkinkan karyawan melaporkan tuduhan pelecehan seksual secara anonim. Bot diprogram untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan informasi serta saran untuk membantu mereka menyelidiki insiden ini. Jawaban akan dirangkum ke dalam PDF, dengan lembar sampul yang tampak formal, yang dapat dikirim melalui email ke HRD.
Foto: Andriy Popov/PantherMedia/imago images
Sis bot buatan Thailand
Letkol Peabrom Mekhiyanont membuat chatbot yang memberikan informasi 24/7 bagi para penyintas kekerasan seksual. Bot ini dapat diakses melalui perangkat seluler atau komputer. Penyintas dapat mengirim pesan lewat Facebook Messenger, dan nanti akan otomatis dipandu terkait bagaimana cara melapor ke polisi, cara menyimpan barang bukti, dan layanan dukungan yang didapat para penyintas secara hukum.
Foto: Montira Narkvichien/UN Women | CC BY-NC-ND 2.0
Terkoneksi di malam hari dengan bthere
Aplikasi ini ditujukan untuk pengguna yang berusia 18-22 tahun demi mengurangi kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus-kampus di AS. Teknologi ini berupaya untuk membantu penggunanya menghindari situasi berbahaya dengan mendorong mereka terkoneksi di malam hari. Alat ini dilengkapi dengan fitur berkirim pesan, berbagi lokasi, bahkan hadiah yang mendorong pengguna habiskan waktu bersama.
Foto: bthere
Bagaimana cara kerja bthere?
Pengguna mendaftar dan membuat "lingkaran" dengan teman kampus, keluarga, atau teman serumah, yang dapat bersifat permanen atau sementara, misalnya hanya untuk keluar malam di hari tertentu. Aplikasi ini memiliki dua tujuan yakni menjaga anak muda tetap aman, tetapi juga memberi peluang agar mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama dalam kehidupan nyata, dengan memanfaatkan kekuatan digital.
Foto: bthere
Callisto di kampus di Amerika Serikat
Kasus kekerasan seksual di berbagai kampus di AS mendasari terbentuknya Callisto. Platform ini dapat mendeteksi pelaku kekerasan seksual dengan teknologi AI yang menjalankan fungsi pencocokan. Penyintas akan melaporkan rincian pelaku ke dalam sistem, lalu penyintas lain juga memberi rincian serupa. Dengan cara ini, pelaku berantai dapat diidentifikasi terlepas dari afiliasi universitas.
Foto: Spencer Grant/imago images
Safecity di India
Dibentuk setelah kasus pemerkosaan Nirbhaya Gang 2012 di India, platform Safecity menjadi tempat berbagi cerita tentang pelecehan seksual atau pemerkosaan yang terjadi. Dengan menggunakan teknologi AI, secara visual akan terlihat lokasi berbahaya, dan rute aman. Lewat laporan berbasis crowdsoursing ini, otoritas keamanan dan pembuat kebijakan diharapkan dapat menciptakan ruang aman. (ts/ha)
Foto: safecity
8 foto1 | 8
Dari 11.900 orang yang terdaftar sebagai tersangka dalam kasus tersebut, 94% adalah laki-laki.
Pada periode yang sama, tercatat 1.200 pelanggaran yang melibatkan remaja berusia 14-17 tahun yang mengalami pelecehan seksual. Angka ini naik sebesar 5,7% dibanding tahun 2022.
"Tingginya jumlah tersangka yang merupakan anak-anak atau remaja, lagi-lagi sekitar 30%, patut diperhatikan," kata BKA.
Sebagian besar kasus tercatat di negara-negara bagian berpenduduk padat dengan wilayah metropolitan yang luas.
Namun, polisi mengatakan pola peningkatan kasus dari tahun ke tahun tidak serta merta menimbulkan kekhawatiran. Menurut polisi, dengan banyaknya kasus pelanggaran jenis ini yang tidak dilaporkan, tetapi jumlah kasusnya terdekteksi, maka angka tersebut kemungkinan besar mencerminkan peningkatan pemantauan dan penyelidikan. Meski begitu, mereka juga memperingatkan banyak kasus yang mungkin masih belum dilaporkan.
Sementara itu, jumlah kasus eksploitasi visual terkait pelecehan seksual terhadap anak melonjak 7,4% menjadi sekitar 45.000 kasus.
Tercatat dari 2019 hingga 2023, jumlah kasus meningkat lebih dari tiga kali lipat,yakni dari 12.268 menjadi 45.191.
Polisi mengaitkan sebagian besar hal ini dengan meningkatnya perilaku online dan komunikasi, serta meningkatnya kewenangan polisi untuk mengadili tindakan tersebut.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Bagaimana respons pemerintah Jerman?
"Setiap hari, 54 anak dan remaja di Jerman menjadi korban pelecehan seksual," kata Menteri Dalam Negeri Federal Nancy Faeser saat presentasi laporan tersebut.
"Ini adalah tindakan mengerikan yang sangat memengaruhi kami dan membuat kami tidak bisa berkata-kata. Sebagian besar korban mengetahui pelakunya karena mereka adalah anggota keluarga, teman atau kenalan."
Dia berbicara tentang tindakan mengerikan yang membuat orang tercengang dan menyerukan diskusi mengenai penyimpanan data online.
"Pelanggar tidak boleh merasa aman di mana pun. Oleh karena itu, kami juga memerlukan kewajiban bagi penyedia untuk menyimpan alamat IP," kata Faeser.
Dalam laporannya, BKA menyatakan bahwa jumlah kasus pelecehan anak yang terungkap terkait erat dengan aktivitas pemantauan polisi dan perilaku pelaporan.
"Mengingat semakin banyaknya cara dan jumlah kasus yang meningkat, kami telah memperkuat kemampuan evaluasi dan kerja sama dengan kepolisian negara dan akan terus memperluas kemampuan teknis kami untuk mengidentifikasi pelaku dengan lebih cepat dan efektif," kata Wakil Presiden BKA, Martina Link.