Jerman Catat Rekor Baru Korban Tewas Harian Akibat Covid-19
30 Desember 2020
Ini adalah jumlah kematian akibat virus corona terbesar yang dirangkum di Jerman dalam kurun waktu 24 jam. Tingkat kematian yang tinggi tercatat di tengah lockdown yang ketat.
Iklan
Jerman mencatat total 1.129 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir, lapor Robert Koch Institute (RKI), Rabu (30/12).
Ini adalah pertama kalinya lebih dari 1.000 kematian harian akibat COVID-19 dilaporkan di negara tersebut.
Rekor sebelumnya adalah sebanyak 962 kematian dalam 24 jam - tercatat pada Rabu pekan lalu.
RKI juga mencatat 22.459 infeksi baru virus corona dalam kurun waktu 24 jam yang sama.
Tingkat kematian harian yang tinggi terjadi saat Jerman berada di fase lockdown kedua. Sebagian besar toko, bersama dengan bar, klub, dan restoran tutup. Sekolah dan pusat penitipan anak sebagian besar juga ditutup. Langkah-langkah tersebut ditetapkan untuk berlaku hingga setidaknya 10 Januari.
Jerman, bersama dengan banyak negara Uni Eropa lainnya, juga mulai meluncurkan vaksinasi mulai 27 Desember lalu, dengan para lansia dan pekerja perawatan kesehatan di sebagai penerima pertama.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dan Presiden RKI Lothar Wieler akan mengadakan konferensi tentang peluncuran vaksin, Rabu (30/12).
Pemerintah federal dan negara bagian diperkirakan akan membahas tindakan lebih lanjut pada 5 Januari mendatang.
vlz/rzn (Reuters, AFP)
Aturan Jaga Jarak dan Higiene Saat Pandemi Covid-19, Apakah Ampuh?
Saat pandemi COVID-19, jaga jarak itu penting. Tapi aturan jarak yang ditetapkan, tidak akan dapat mencegah penyebaran virus secara nyata yang amat kompleks. Juga banyak fenomena baru dalam penularan virus corona.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Wüstneck
Harap jaga jarak minimal 1,5 meter
Pandemi Covid-19 memunculkan serangkaian aturan baru. Salah satunya jaga jarak minimal 1,5 meter. Selain itu faktor higiene dan mengenakan masker. Namun, hal itu tidak menjelaskan bagaimana realita penyebaran virus SARS-CoV2 lewat aerosol yang amat rumit. Demikian laporan para peneliti dari Oxford dan London di Inggris serta Cambridge di AS dalam British Medical Journal akhir Agustus lalu.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Dari mana asalnya aturan jarak 2 meter?
Pakar kedokteran Jerman Carl Flügge tahun 1897 sarankan agar menjaga jarak 2 meter dari penderita TBC agar tidak tertular. Partikel cairan yang yang mengandung bakteri streptococcus disemburkan saat penderita batuk, masih menular pada jarak 2 meter. Riset lainnya pada tahun 1948 menunjukkan, sekitar 90% bakteri tuberkolosa yang disemburkan saat batuk, tidak sampai mencapai jarak 1,70 meter.
Foto: picture-alliance/dpa/PA/Jordan
Jarak dua meter tidak mencukupi
Riset dari tahun 1948 itu dipublikasikan dalam American Medical Journal. Namun, juga ditunjukkan sekitar 10% bakteri mencapai jarak lebih jauh, hingga 2,90 meter. Foto ilustrasi menunjukkan, warga yang berjemur di bantaran sungai Rhein ikut aturan menjaga jarak berupa lingkaran berdiameter dua meter. Tapi sekarang yang kita hadapi adalah virus SARS-CoV2 bukan bakteri TBC.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Virus menyebar lewat aerosol
Virus lebih kecil dari bakteri, dan mampu mengambang di udara selama beberapa jam dan bisa menyebar dalam ruangan. Karena itu para ahli menyarankan, bukan hanya jaga jarak dua meter sebagai kriteria keamanan. Melainan juga beberapa faktor lainnya: ventilasi ruangan, memakai masker, dan jangan berbicara atau menyanyi terlalu kencang.
Foto: picture-alliance/dpa/Bayerischer Rundfunk
Jangan batuk atau menyanyi
Sejumlah riset teranyar juga menunjukkan, saat batuk atau bersin paket virus bisa tersembur hingga jarak 8 meter. Juga berbicara kencang atau menyanyi, membuat turbulensi aerosol di dalam ruangan. Jika berbicara lirih, seperti di perpustakaan dan orang berada di udara terbuka, jarak antara dua orang bisa jauh lebih dekat.
Foto: Getty Images/AFP/A. McBride
Berapa lama aman berada di dalam ruangan?
Yang juga menentukan untuk mitigasi bahaya, adalah lamanya berada dalam ruangan yang terkontaminasi dan berapa banyak orang berada dalam ruangan. Dari beragam faktor ini, para ahli membuat model seperti lampu pengatur lalu lintas. Yang jelas: di dalam ruangan dengan banyak orang, sebaiknya hanya tinggal sebentar, masukkan udara segar, memakai masker, dan bicara lirih.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Fenomena kontak hanya semenit
Kontak sangat singkat mencukupi untuk terinfeksi virus pemicu COVID-19. Contoh kasus di AS, di mana seorang sipir tertular virus corona dari seorang narapidana, padahal dia hanya kontak beberapa menit saja. Karenanya jawatan kesehatan AS-CDC terapkan aturan baru yang lebih ketat. Definisi kontak erat adalah: jarak di bawah dua meter, minimal 15 menit namun terakumulasi dalam waktu 24 jam. (as/rap)