Jerman Catat Rekor Jumlah Kejahatan terhadap Pers di 2022
13 Maret 2023
Sebuah laporan dari polisi federal Jerman mengungkap bahwa serangan terhadap jurnalis telah meningkat tiga kali lipat selama empat tahun terakhir. Seperlima di antaranya berkaitan langsung dengan protes virus corona.
Iklan
Layanan pelaporan nasional dari Polisi Kriminal Federal Jerman (BKA) mencatat ada sebanyak 320 tindakan kriminal terhadap jurnalis pada tahun 2022. Angka kejahatan ini adalah yang tertinggi sejak tahun 2016, di mana pengumpulan data kejahatan semacam itu pertama kali dilakukan di Jerman.
Surat kabar Jerman, Welt, dengan mengutip laporan tersebut menyebutkan bahwa dari 320 serangan bermotif politik terhadap media tersebut, 46 di antaranya adalah tindakan yang melibatkan kekerasan, 41 melibatkan ancaman, 31 melibatkan kerusakan properti, dan 27 melibatkan penghasutan.
Saxony menjadi negara bagian dengan daftar kejahatan terbanyak, yaitu 69 kejahatan. Diikuti oleh Berlin dengan 66 kejahatan, dan Bayern dengan 40 kejahatan. Sementara di negara bagian terpadat Jerman, North Rhine-Westphalia, tercatat sekitar 20 kejahatan.
Statistik yang dikutip oleh Welt dan beberapa media Jerman lain tersebut menunjukkan bahwa tingkat kejahatan yang menargetkan media di Jerman telah meningkat tiga kali lipat selama empat tahun terakhir. Di tahun 2018, tercatat sebanyak 93 serangan terhadap media.
Kekerasan terhadap Jurnalis di Jantung Eropa
Eropa dikejutkan dengan serangan penembakan terhadap Peter R. de Vries, seorang jurnalis Belanda. Meski Uni Eropa punya reputasi bagus dalam kebebasan pers, namun terkadang para jurnalis jadi korban serangan kekerasan.
Foto: Getty Images/AFP/Stringer
Amsterdam syok berat
Peter R. de Vries, wartawan kriminal terkemuka ditembak orang tidak dikenal saat meninggalkan studio televisi Selasa, 6 Juli 2021 malam di pusat kota Amsterdam, Belanda. Beberapa indikasi menunjukan sindikat kriminal terorganisir menjadi otak penyerangan tersebut. Dua orang tersangka diamankan beberapa jam setelah penembakan.
Foto: Evert Elzinga/ANP/picture alliance
Wartawan kriminal terkemuka di Belanda
De Vries telah meliput kejahatan terorganisir di Belanda selama bertahun-tahun. Sebelum aksi penembakan, dia jadi penasihat pribadi seorang saksi mahkota yang akan bersaksi terhadap seorang pimpinan organisasi kriminal besar. Saudara dan pengacara saksi mahkota tersebut telah dibunuh beberapa tahun lalu. Saat ini De Vries masih berjuang antara hidup dan mati di sebuah rumah sakit.
Foto: ANP/imago images
Harapan dan ketakutan
“Kejadian seperti ini tidak boleh terjadi di jantung Eropa!” Begitu reaksi dari masyarakat Belanda atas kejadian penembakan Selasa malam tersebut. Sejumlah orang terlihat di TKP meninggalkan bunga dan ucapan belasungkawa. Sayangnya, de Vries bukanlah jurnalis pertama yang menjadi korban pembunuhan berencana di benua Eropa.
Foto: Koen Van Weel/dpa/picture alliance
Negara tempat demokrasi dilahirkan
Jurnalis Yunani, Giorgos Karaivaz dibunuh di selatan kota Athena pada 9 April 2021. Dua orang bermasker yang mengendarai sepeda motor menembak wartawan kriminal senior ini sebanyak 10 kali. Sebagai wartawan berpengalaman, Karaivaz telah meliput sejumlah kasus korupsi yang melibatkan otoritas Yunani dan sindikat kriminal terorganisir.
Daphne Caruana Galizia (53), seorang jurnalis investigasi yang meliput kasus korupsi dalam bidang politik dan bisnis di Malta, tewas setelah mobilnya diledakkan menggunakan bom yang dipicu dari jarak jauh 16 Oktober 2017. Pelakunya divonis 15 tahun penjara setelah mengakui perbuatannya. Namun, dalang kejahatan, seorang pebisnis terkenal masih diadili untuk pembunuhan itu.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Klimkeit
Dibunuh di kediaman pribadi
Jurnalis investigasi Slovakia, Jan Kuciak dan tunangannya, Martina Kusnirova ditembak pembunuh bayaran 21 Februari 2018. Jurnalis berusia 28 tahun ini memfokuskan liputannya pada sindikat kriminal terorganisir, pengemplang pajak dan korupsi di kalangan politisi dan penguasa Slovakia. Pembunuhannya mengejutkan Eropa dan berujung dengan pengunduran diri Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico.
Foto: Mikula Martin/dpa/picture alliance
Bebaskan media!
Lukasz Masiak, jurnalis Polandia, dipukuli hingga tewas di pusat boling, 2015 silam. Masiak meliput kasus korupsi, bisnis narkoba dan penangkapan sewenang-wenang. Pemerintah Polandia dikritik karena makin membatasi kebebasan pers. Warga Polandia memprotes aturan baru pemerintah di Warsawa untuk terus membatasi kebebasan pers.
Foto: Attila Husejnow/SOPA Images/ZUMAPRESS.com/picture alliance
Saya adalah Charlie
12 orang dibunuh dalam serangan teror di kantor majalah satire Prancis Charlie Hebdo, tahun 2015. Ratusan ribu orang di seluruh dunia berdemonstrasi untuk kebebasan berbicara dan pers menggunakan tagar “Saya adalah Charlie”. Pada November, jurnalis musik Guillaume Barreau-Decherf dibunuh saat serangan teroris di teater Bataclan, Paris yang tewaskan ratusan penonton.
Foto: picture-alliance/dpa
Jurnalis Turki diserang di Berlin
Jurnalis Turki di Jerman, Erk Acarer, pengkritik Presiden Recep Tayyip Erdogan, diserang oleh tiga orang tak dikenal di kediamannya pada 7 Juli 2021. Dalam Bahasa Turki, Acarer menceritakannya di Twitter: “Saya diserang menggunakan pisau dan dipukuli di rumah saya di Berlin.“ Tiga orang pelaku juga mengancam akan datang kembali kalau dia tidak berhenti melakukan reportase.
Foto: twitter/eacarer
Wartawan dengan pembatasan?
Bukan hanya kasus yang membahayakan nyawa wartawan yang ditakuti. Namun, sering wartawan yang dihambat saat bertugas, seperti oleh pengunjuk rasa yang murka, polisi atau pihak berwenang. Pada foto terlihat polisi antihuru-hara Prancis menghadang seorang pekerja pers saat demonstrasi menentang peraturan keamanan yang baru.
Foto: Siegfried Modola/Getty Images
10 foto1 | 10
Kekerasan terhadap jurnalis karena corona?
Laporan tentang tindakan kriminal terhadap jurnalis sebelumnya diungkap oleh BKA ketika merespons penyelidikan parlemen yang dilakukan oleh Partai Kiri.
Penyelidikan tersebut juga secara khusus meminta data tentang jumlah tindakan kriminal yang berkaitan langsung dengan protes pembatasan virus corona di Jerman. Terungkap jumlahnya sebanyak 64 kejahatan, dengan 15 di antaranya melibatkan kekerasan.
Dalam hal ini, Saxony masih menjadi negara bagian dengan jumlah kejahatan terbanyak, dengan 34 kejahatan.
"Catatan kejahatan terhadap profesional media mencapai titik tertinggi baru yang menyedihkan pada tahun 2022. Ini juga berlaku untuk kejahatan yang dilakukan sehubungan dengan protes terkait COVID-19,” kata Petra Sitte, juru bicara kebijakan media dari Partai Kiri.
"Bahkan jika kesempatan untuk protes semacam itu hilang, sikap radikal dan anti-pers dari kelompok tertentu akan menjadi masalah yang terus berlanjut,” tambahnya.
Sitte pun menyerukan adanya strategi terstruktur dari negara bagian untuk melindungi kebebasan pers dan mereka yang bekerja untuk media-media di Jerman, dan meminta adanya evaluasi berkelanjutan dari situasi tersebut.