Menlu Jerman Heiko Maas berjanji untuk segera menyediakan pasokan medis penting bagi India. Sementara itu, Prancis dijadwalkan akan mengirimkan alat bantu pernapasan dan oksigen ke India pada akhir pekan ini.
Iklan
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan pada Senin (26/04) bahwa negaranya tengah berjuang mendapatkan oksigen dan obat-obatan untuk segera dikirimkan ke India. "Gelombang kedua saat ini menghantam India dengan sangat keras. Kami juga bertindak cepat untuk menghentikan masuknya mutasi baru di Jerman," kata Maas kepada surat kabar Rheinische Post.
Mulai hari Senin (26/04), semua turis yang datang dari India, kecuali warga negara Jerman, dilarang memasuki Jerman. Para peneliti saat ini sedang mencoba untuk menentukan apakah varian khusus virus India terkait dengan peningkatan infeksi.
Maas juga memuji keterlibatan India dalam aliansi vaksin COVAX, seraya menambahkan bahwa pemerintah Jerman bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mendapatkan pasokan yang dibutuhkan India.
Iklan
Bantuan Prancis untuk India
Pengiriman bantuan medis dari Prancis ke India dijadwalkan akan dilakukan pada akhir pekan ini. Delapan generator oksigen akan dikirim, di mana setiap generator dapat membantu mengurangi beban rumah sakit berkapasitas 250 tempat tidur selama beberapa tahun, kata kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Prancis juga akan mengirimkan alat bantu pernapasan, pompa, dan wadah oksigen medis cair yang bertujuan membantu hingga 10.000 pasien per hari, menurut Kementerian Luar Negeri Prancis. Pengiriman oksigen pertama itu diharapkan tiba di India pada pekan depan.
Pemerintah Prancis mengatakan upaya tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan jangka panjang kepada rumah sakit India baik untuk krisis yang mereka hadapi sekarang maupun di luar pandemi.
India Gelar Festival Kumbh Mela di Tengah Pandemi COVID-19
Festival keagamaan umat Hindu, Kumbh Mela, diadakan di kota Haridwar hingga akhir April mendatang. Di tengah upaya pemerintah mengendalikan penyebaran COVID-19, banyak orang khawatir acara tersebut memicu lonjakan kasus.
Foto: Tanika Godbole/DW
Kerumunan yang tidak dapat terhindarkan
Festival Kumbh Mela, yang dianggap sebagai ajang pertemuan umat Hindu terbesar di dunia, dirayakan empat kali dalam kurun waktu 12 tahun. Tahun ini, festival tersebut berlangsung di kota Haridwar. Acara yang diklasifikasikan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO ini biasanya dihadiri jutaan orang sebelum masa pandemi.
Foto: Tanika Godbole/DW
Berendam di Sungai Gangga
Cuaca pagi yang dingin tidak menghentikan umat Hindu untuk berendam di Sungai Gangga. Beberapa pakar telah mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali acara tersebut, karena khawatir dapat menyebabkan lonjakan kasus infeksi corona. Namun pihak berwenang memutuskan untuk tetap melanjutkan festival tersebut, setelah menetapkan beberapa aturan dan batasan.
Foto: Tanika Godbole/DW
Hasil tes COVID-19 harus negatif
Pengunjung harus melakukan registrasi sebelum menghadiri festival dan menyerahkan hasil tes RT-PCR yang menunjukkan bahwa mereka negatif COVID-19. Para lansia, anak-anak, dan wanita hamil tidak diizinkan untuk menghadiri acara tersebut. "Kami telah mendirikan pusat pengujian antigen di setiap pintu masuk," kata Gopal Singh Chauhan, seorang pejabat di Uttarakhand.
Foto: Tanika Godbole/DW
Sedikit yang percaya pada tes COVID-19
Beberapa peziarah mengatakan kepada DW bahwa mereka tidak terlalu yakin terhadap tes COVID-19, meskipun ada kemungkinan risiko terinfeksi. "Ya, menghadiri Kumbh Mela berisiko, tetapi Anda bisa tertular di mana saja ... Banyak hal lainnya yang sudah terbuka, jadi mengapa acara ini tidak diadakan?" ucap Shalini Soni, seorang peziarah dari New Delhi.
Foto: Tanika Godbole/DW
Keberuntungan di festival Kumbh Mela
Pihak berwenang hanya akan menerapkan pembatasan tertentu pada hari-hari yang dianggap menguntungkan untuk mandi atau berendam di Sungai Gangga. Ada empat tanggal mandi yang menguntungkan atau "Shahi Snan" sepanjang festival. Shahi Snan pertama berlangsung pada 11 Maret 2021.
Foto: Tanika Godbole/DW
Tradisi mandi suci
Menurut tradisi Hindu, mandi di Sungai Gangga dapat menghapuskan dosa-dosa seseorang dan membebaskannya dari siklus hidup dan mati. Khumbh Mela dimulai pada 14 Januari dan akan berlanjut hingga 27 April 2021.
Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
Peraturan tidak ditegakkan
Banyak peserta mengatakan terdapat kerancuan dalam proses pendaftaran online. Beberapa orang melaporkan masalah teknis ketika mendaftar di situs web pemerintah, sementara yang lain mengatakan syarat untuk memberikan hasil tes RT-PCR negatif tidak diberlakukan.
Foto: Tanika Godbole/DW
Berdoa agar terhindar dari virus corona
"Saya pikir lebih banyak orang akan menghadiri festival, setelah mereka mendengar bahwa aturan tes RT-PCR tidak diperlukan," kata Pandit Mohit Dubey, seorang pendeta Hindu. “Masyarakat biasanya datang dan berdoa meminta kesehatan, keluarga, anak, usaha, atau kemajuan pekerjaan. Kali ini, banyak orang yang meminta agar Sungai Gangga membebaskan mereka dari virus corona,” ujarnya. (ha/hp)
Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
8 foto1 | 8
Perkembangan infeksi corona di Eropa
Jerman mencatat 11.907 kasus virus corona baru dan 60 kasus kematian baru pada Senin (26/04), menurut Robert Koch Institute (RKI).
Sementara itu, Italia mengizinkan sebagian restoran, bar, bioskop, dan kegiatan bisnis lainnya dibuka kembali. Parlemen Italia tengah memperdebatkan rencana pemulihan ekonomi yang didukung Uni Eropa senilai 220 miliar euro (Rp 3.846 triliun).
Yunani juga akan mencabut kebijakan karantina untuk para pendatang dari Australia, Rusia, dan beberapa negara lain, jika mereka terbukti sudah mendapatkan suntikan vaksin dan menunjukkan hasil tes negatif COVID-19. Sedangkan Belanda akan melarang penerbangan dari India untuk mencegah mutasi virus corona memasuki wilayahnya.
Kota Pamplona di Spanyol membatalkan festival tahunan San Fermin - yang terkenal dengan adu banteng - untuk kedua kalinya berturut-turut karena pandemi COVID-19.