Jerman dan Vietnam Harapkan Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
29 Februari 2008Iklan
Sejak mengenal kebijakan ekonomi berorientasi pasar, pertengahan tahun 80-an, Republik Vietnam mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar delapan persen. Ini membuat Vietnam menarik, juga bagi perusahan Jerman. Sementara ini, tercatat 280 perusahaan Jerman beroperasi di negara tersebut. Dibandingkan dengan negara lain, tingkat kehadiran Jerman di Vietnam tergolong kecil, kata Thomas Speeger dari Asosiasi Bisnis Jerman di Ho-Chi-Minh-City, dulu bernama Saigon. Speeger mengatakan, "Ada perusahaan multinasional besar seperti Siemens, DaimlerChrysler, Metro Cash & Carry. Juga ada banyak perusahan menengah, sebagian besar bergerak di bidang ekspor, misalnya untuk mebel dan barang-barang keramik. Banyak pula perusahaan kecil yang bergerak di bidang piranti lunak, juga pariwisata.“ Jerman adalah mitra dagang terbesar Vietnam di Uni Eropa dengan neraca perdagangan lebih dari tiga miliar Dollar Amerika. Volume investasi perusahaan Jerman di tahun-tahun lalu menunjukkan kenaikan tetap. Juli tahun lalu, investasi langsung dari Jerman melampaui angka 400 juta Dollar. Halangan birokratis dan kurangnya infrastruktur, termasuk dalam faktor yang membuat ragu perusahan Jerman di Vietnam. Bernd Baunack, wakil perusahaan ekspedisi Kühne + Nagel mengatakan, "Pelabuhan di Vietnam sudah mencapai batas kapasitasnya. Arus masuk kontainer diperkirakan meningkat 20 persen setiap tahun. Itu berarti, dalam lima tahun kita membutuhkan dua kali lipat kapasitas pelabuhan yang sekarang. Masalah kedua adalah sarana dan prasarana di daerah. Hanya ada satu jalur kereta api dari Ho-Chi-Minh ke Hanoi. Transportasi dengan kereta, seperti yang kita kenal di Eropa, tidak ada di sini. Vietnam juga dituntut untuk membangun infrastruktur di daerah." Sejak masuknya Vietnam ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tahun 2007, sejumlah besar hambatan soal perdagangan, kuota dan pajak sudah dipecahkan. Namun perusahaan Jerman di Vietnam berharap, Menlu Frank-Walter Steinmeier dalam kunjungan dua harinya di negeri itu bisa lebih memberi tekanan demi terciptanya kondisi dasar kerja sama yang lebih baik. Jan Nöther dari Kamar Dagang dan Industri Jerman, IHK, mengatakan, "Vietnam dan Jerman terikat dalam banyak hal. Ratusan ribu lebih orang Vietnam bermukim di Jerman, belajar atau bekerja. Banyak sekali di antara mereka yang kembali ke Vietnam, memangku jabatan penting di Vietnam, dan tentu saja dari hubungan historis ini juga ditarik manfaat ekonomis. Sejauh ini orang Jerman tidak memadai dalam memenuhi tuntutan itu, setidaknya di mata orang Vietnam. Hal itu berubah dalam dua tahun terakhir. Kami beranggapan, kunjungan seorang menteri luar negeri Jerman akan mengarah pada penguatan kerja sama ekonomi kedua negara. " Dalam kunjungannya, Steinmeier akan membuka jalan bagi sebuah proyek kerja sama penting, yaitu pendirian Universitas Jerman-Vietnam. (rp)
Iklan