Jerman Desak Aktivis Iklim Tak Bahayakan Diri Saat Protes
22 September 2021
Aktivis muda pro-iklim melakukan aksi mogok makan selama berminggu-minggu dan mengancam meningkatkan aksi mereka untuk tidak minum. Mereka menuntut bertemu calon kanselir di masa depan jelang pemilihan parlemen Jerman.
Iklan
Pemerintah Jerman mendesak sekelompok aktivis muda pro-iklim yang melakukan mogok makan selama berminggu-minggu di Berlin untuk tidak membahayakan kesehatan mereka.
Desakan tersebut disampaikan oleh seorang juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel pada Senin (20/09), setelah para pengunjuk rasa yang saat ini menolak untuk makan, juga mengancam akan berhenti minum.
Para aktivis muda ini mengatakan bahwa mereka akan terus mogok makan sampai kandidat utama yang mencalonkan diri untuk menggantikan Merkel setelah pemilihan minggu ini setuju untuk membahas krisis iklim dengan mereka pada Kamis (23/09) malam.
Tekanan meningkat saat pemilihan semakin dekat
Tiga kandidat yang dimaksud adalah Annalena Baerbock dari Partai Hijau, Armin Laschet dari Partai CDU dan Olaf Scholz dari Partai SPD. Mereka adalah yang baru-baru ini unggul dalam jajak pendapat pemilu.
Pemilu Jerman 2021: Inilah Para Kandidat Utama
Enam fraksi di parlemen Jerman Bundestag sudah memperkenalkan kandidat utamanya untuk menggalang kampanye menuju pemilu 26 September mendatang. Siapa berpeluang menggantikan Angela Merkel?
Armin Laschet (CDU)
Armin Laschet (60 tahun) adalah ketua CDU dan saat ini menjabat sebagai perdana menteri Nordrhein Westfalen (NRW), negara bagian dengan penduduk terpadat di Jerman. Di parlemen, CDU bergabung dengan partai kecil CSU dan membentuk fraksi CDU/CSU. Laschet dikenal sebagai pendukung utama Angela Merkel. Dia dikenal sebagai politisi yang berusaha merangkul semua dan siap berkompromi.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Fischer
Annalena Baerbock (Partai Hijau)
Annalena Baerbock, 40 tahun, adalah salah satu ketua Partai Hijau sejak 2018. Ahli hukum lulusan London School of Economics ini dikenal sebagai pekerja keras yang kompeten. Lawan politiknya mengatakan dia kurang cocok memimpin Jerman karena belum punya pengalaman di pemerintahan. Tapi di bawah pimpinannya, popularitas Partai Hijau terus naik dan sekarang berada di peringkat kedua setelah CDU.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
Olaf Scholz (SPD)
Olaf Scholz, 62 tahun, punya segudang pengalaman di pemerintahan. Saat ini dia menjabat sebagai Menteri Keuangan sekaligus wakil kanselir. Mantan walikota Hamburg ini memang tidak jago pidato, tetapi selalu siap dengan data dan analisa. Tapi dalam jajak pendapat, popularitas SPD terus turun, bahkan jauh tertinggal dari Partai Hijau.
Foto: Imago Images/R. Zensen
Christian Lindner (FDP)
Pemimpin Liberaldemokrat FDP berusia 42 tahun ini selalu siap tampil prima di depan kamera. Dia masuk FDP pada usia 16 tahun dan memimpin partai itu sejak 2013. Lindner bermaksud menggiring partainya ke dalam koalisi pemerintahan setelah pemilu September nanti. Tapi untuk memiliki daya tawar, FDP harus memenangkan suara di atas 10 persen.
Janine Wissler dan Dietmar Bartsch (Partai Kiri Die Linke)
Partai kiri mengajukan dua kandidat utama, Janine Wissler (39 tahun) dan Dietmar Bartsch (63 tahun). Wissler dikenal sebagai tokoh sayap kiri, sedangkan Bartsch lebih moderat dan sudah lama lalu lalang di panggung politik. Sayap kiri di Partai Kiri mengambil posisi jauh lebih radikal dari kubu moderatnya. Mereka misalnya menuntut pembubaran NATO dan penarikan pasukan Jerman dari luar negeri.
Partai ultra kanan AfD memilih Alice Weidel (42) dan Tino Chrupalla (46) sebagai kandidat utama. AfD pada pemilu lalu berhasil menembus ambang batas 5 persen dan masuk parlemen. Mereka terutama akan mengangkat isu pengungsi dan politik migrasi. Kedua politisi yang terpilih sebagai kandidat utama mendapat dukungan besar dari kelompok-kelompok yang berhaluan lebih radikal. (hp/gtp)
Foto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance
6 foto1 | 6
Perubahan iklim menjadi topik utama selama kampanye pemilihan Jerman, terutama setelah negara ini dilanda banjir dahsyat.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh media publik ZDF bulan lalu menunjukkan bahwa perubahan iklim dan lingkungan adalah masalah yang paling mendesak bagi 43% responden, menempatkannya di atas masalah pandemi virus corona dan migrasi.
Juru bicara pemerintah Jerman khawatir
Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara kanselir Steffen Seibert mengatakan bahwa perubahan iklim adalah masalah yang "sangat penting", tetapi diskusi harus dilakukan tanpa "membahayakan dirinya sendiri."
"Tindakan yang membahayakan kesehatan, seperti mogok makan ini, serta ancaman untuk tidak minum lagi, harus menjadi perhatian bagi kaum muda yang ikut dalam protes," kata Seibert.
Kantor berita Jerman DPA mengatakan Seibert menolak mengomentari apakah Merkel berencana untuk campur tangan.
Ribuan aktivis iklim, termasuk juru kampanye muda yang terkemuka Swedia Greta Thunberg, diperkirakan akan ambil bagian dalam protes di Berlin pada Jumat (24/09), dua hari sebelum Jerman memilih parlemen baru.
Beberapa aktivis ada yang telah menerima perawatan medis setelah pingsan selama aksi mogok makan. Aksi ini dimulai di ibu kota pada 30 Agustus.
Ketiga calon kanselir sebelumnya telah menyerukan agar aksi mogok makan diakhiri, dan menawarkan untuk bertemu para aktivis setelah pemilihan.