1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Dukung Reformasi Kawasan Arab

30 Januari 2012

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle melakukan lawatan ke Timur Tengah untuk mendorong proses perdamaian dan reformasi di kawasan.

Guido Westerwelle di YordaniaFoto: dapd

Lawatan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle selama lima hari sampai 2 Februari ke empat negara di Timur Tengah dilakukan dalam situasi aktual yang amat kritis. Yakni di saat meningkatnya aksi kekerasan di Suriah, naiknya ketegangan dengan Iran serta macetnya proses perdamaian Israel-Palestina. Selain itu, reformasi demokrasi di Mesir dan Yordania, dua negara singgahannya, belum diketahui bagaimana hasil finalnya.

Tema utama lawatan Westewelle kali ini, adalah berusaha mendorong dilanjutkannya proses perdamaian di Timur Tengah, serta memberikan dukungan bagi proses demokratisasi di kawasan Arab. Menlu Jerman itu juga berusaha mendukung kiprah Liga Arab, untuk menuntaskan konflik di Suriah.

Konflik Israel-Palestina terus berkobar.Foto: picture-alliance/dpa

Mengawali lawatannya di Timur Tengah, Westewelle berkunjung ke Yordania. Di Amman ia bertemu rekan sejabatnya, Nasser Judeh , untuk mengumpulkan informasi menyangkut pembicaraan informal antara Israel dan Palestina yang digelar awal Januari lalu di ibukota Yordania.

Namun pembicaraan baru tsb kelihatannya kembali mengalami kebuntuan. Sengketa masih tetap menyangkut masalah lama, terutama terkait tema perbatasan, keamanan serta pembangunan pemukiman Yahudi di kawasan Palestina yang diduduki. Menlu Westerwelle melontarkan imbauannya : “Pembicaraan yang dimulai di Amman antara Israel dan Palestina tidak boleh terhenti, untuk itu diperlukan langkah untuk membangun saling kepercayaan diantara kedua pihak“.

Sejak lama Yordania bertindak sebagai juru penengah antara Israel dan Palestina. Menlu Yordania Judeh menegaskan, walaupun banyak upaya perdamaian sebelumnya mengalami kegagalan, namun usaha akan diteruskan.

Dorong reformasi Mesir

Gereja Koptik MesirFoto: DW

Hari Senin (30/1), Westerwelle melanjutkan lawatannya ke Mesir. Setahun setelah tumbangnya rezim Hosni Mubarak, di Kairo ia terutama hendak bertemu perwakilan dewan militer serta pimpinan partai Ikhwanul Muslimin yang memenangan pemilu parlemen. Selain itu juga digalang pertemuan dengan kelompok minoritas Kristen Koptik.

Westerwelle juga mengunjungi Yayasan Konrad-Adenauer di Kairo. Pengadilan Mesir akhir Desember lalu mengeluarkan perintah penggeledahan terhadap sejumlah kantor organisasi non pemerintah, termasuk yayasan Jerman tsb.

Sesaat menjelang kedatangannya di Mesir, Westerwelle menegaskan pentingnya proses demokratisasi di Mesir : “Ini sebuah situasi bersejarah saat ini. Karena itulah kami memberikan semangat kepada semua yang terlibat, untuk melanjutkan jalan ke arah reformasi dan partisipasi politik.“

Solusi dua negara

Dalam tema proses perdamaian antara Israel dan Palestina, menteri luar negeri Jerman itu tetap mendukung solusi dua negara. Westewelle mengimbau kedua pihak yang bertikai, untuk kembali ke meja perundingan. “Tidak ada alternatif bagi penuntasan konflik, selain membahas solusi pendirian dua negara“, katanya saat singgahannya di Amann.

Menlu Westerwelle akan melanjutkan lawatannya ke Israel dan kawasan Palestina hari Selasa (31/1). Di Yerusalem, ia direncanakan menandatangani sebuah kesepakatan, untuk bantuan bagi monumen Holocaust Yad Vashem. Tema pembicaraan di sana, diperkirakan juga menyangkut sengketa atom dengan Iran dan proses reformasi setahun setelah gerakan musim semi Arab.

Agus Setiawan/afp/dpa/dapd

Editor : Dyan Kosternans

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait