1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Hadapi Protes Besar-besaran Menentang Ultrakanan

22 Januari 2024

Protes akhir pekan di Jerman, menentang ekstremisme sayap kanan terus berlanjut dengan puluhan ribu orang turun ke jalan di Berlin, Köln dan München.

Protes di Berlin, Jerman menentang AfD dan ekstremis sayap kanan
Polisi memperkirakan 100.000 orang menerjang musim dingin untuk berunjuk rasa di pusat kota Berlin pada hari Minggu (21/01)Foto: Ebrahim Noroozi/AP Photo/picture alliance

Diperkirakan 1,4 juta orang di Jerman berdemonstrasi menentang partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), sejak hari Jumat (19/01) hingga Minggu (21/01), menurut pihak penyelenggara.

Aksi demonstrasi hingga akhir pekan tersebut diadakan di sekitar 100 lokasi di seluruh Jerman. Pada hari Minggu (21/01), aksi protes terjadi di beberapa kota besar seperti Köln, München dan Berlin. Kota-kota lainnya di Jerman, termasuk Cottbus, Dresden dan Chemnitz di bagian timur, juga berencana akan melakukan aksi serupa.

Di Berlin, sekitar 100.000 orang berkumpul di luar gedung parlemen Jerman Bundestag, menurut data kepolisian.

Sementara polisi di München mengatakan ada sekitar 80.000 orang yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi tersebut, tetapi pihak penyelenggara justru menyebut angka 200.000 orang. Aksi tersebut bahkan terpaksa harus dibatalkan akibat kerumunan yang terlalu padat dan para demonstran diminta untuk membubarkan diri.

Bahkan di Köln, pihak kepolisian setempat menyebutkan bahwa ada setidaknya 10.000 orang yang ikut berunjuk rasa.

Protes di Berlin terfokus pada gedung DPR Reichstag pada hari Minggu (21/01)Foto: Thomas Imo/photothek/picture alliance

Unjuk rasa besar di seluruh Jerman

Menurut lembaga penyiaran publik ARD, sekitar 250.000 demonstran berkumpul di berbagai kota di seluruh Jerman pada hari Sabtu (20/01), dengan membawa papan bertuliskan seperti "Bubarkan Nazi."

Setidaknya 35.000 orang berkumpul di Frankfurt pada hari Sabtu (20/01) untuk melakukan aksi "bela demokrasi" tersebut. Para pengunjuk rasa memenuhi pusat alun-alun kota, tempat di mana pihak penyelenggara berencana untuk melakukan aksi demonstrasi, bahkan hingga alun-alun kedua disebelahnya dan juga jalanan diantaranya. Tetapi polisi mengatakan bahwa aksi protes tersebut berjalan dengan damai.

Namun, pada hari Jumat (19/01), protes besar-besaran di Hamburg terpaksa harus dihentikan lebih awal karena jumlah peserta yang hadir jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Dalam unjuk rasa terbesar hinggat saat ini, polisi mengatakan ada sedikitnya 50.000 orang, tetapi pihak penyelenggara menyebutkan angka 80.000 dan mengatakan bahwa unjuk rasa terpaksa dihentikan sebelum para demonstran terus berdatangan.

Pihak polisi juga memperkirakan jumlah massa pada protes-protes lainnya, termasuk 12.000 orang di Kassel, 7.000 orang di Dortmund dan Wuppertal, 20.000 orang di Karlsruhe, sedikitnya 10.000 orang di Nuremberg, sekitar 16.000 orang di Halle/Saale, 5.000 orang di Koblenz, dan beberapa ribu orang di Erfurt.

Jumlah pengunjung di München sangat banyak, sehingga pihak penyelenggara terpaksa membubarkan aksi protes demi keamananFoto: Sven Hoppe/dpa/picture alliance

Mengapa begitu banyak orang melakukan aksi protes tersebut?

Gelombang mobilisasi terhadap partai sayap kanan yang dipicu oleh laporan 10 Januari lalu dari media investigasi Correctiv, mengungkapkan bahwa para anggota AfD telah bertemu dengan para ekstremis di Potsdam pada bulan November untuk mendiskusikan perihal pengusiran para imigran dan "warga negara yang tidak berasimilasi." Anggota konservatif partai Uni Kristen Demokrat (CDU), partai oposisi utama, juga dilaporkan turut hadir dalam pertemuan itu.

Para peserta dalam pertemuan tersebut membahas "remigrasi", sebuah istilah yang sering digunakan di kalangan kelompok ultrakanan sebagai kata kiasan mengenai pengusiran imigran dan kaum minoritas. 

Berita tentang agenda pertemuan tersebut mengejutkan banyak pihak di Jerman, di mana AfD juga berada di posisi teratas dalam jajak pendapat menjelang tiga pemilihan umum regional utama di Jerman timur, di mana partai ultrakanan tersebut mendapatkan dukungan terkuat.

Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang juga ikut berdemonstrasi pada akhir pekan lalu, mengatakan bahwa setiap rencana untuk mengusir imigran atau pun warga negara adalah "serangan terhadap demokrasi kita, dan pada akhirnya, (serangan) terhadap kita semua".

AfD mengonfirmasi kehadiran para anggotanya dalam pertemuan tersebut, tetapi menegaskan bahwa proposal remigrasi, yang merupakan bagian dari kampanye pemilu terakhirnya, tidak mencakup warga negara Jerman yang dinaturalisasi. Komentar-komentar dalam pertemuan itu disampaikan oleh seorang tokoh sayap kanan asal Austria, Martin Sellner, yang bukan merupakan anggota partai AfD.

kp/pkp (AFP, dpa)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait