1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Harapkan KTT NATO Bahas Strategi Baru di Afganistan

2 April 2008

Dalam KTT NATO di Bukarest, Jerman terutama hendak membuka dialog bagi programnya berupa misi paralel militer dan pembangunan kembali sipil di Afganistan.

Foto: AP

Konferensi Tingkat Tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO di ibukota Rumania Bukarest, yang digelar mulai hari Rabu (02/04), tidak memicu ketegangan maupun harapan berlebihan di Berlin. Karena pemerintah Jerman mengetahui, KTT NATO kali inipun tidak akan menghasilkan keputusan spektakuler.

Selain itu, pemerintah di Berlin juga tidak usah khawatir mendapat tekanan lebih lanjut dari mitranya, menyangkut desakan agar tentara Jerman juga ikut bertempur di selatan Afganistan. Pasalnya Presiden Amerika Serikat George W. Bush, sesaat menjelang KTT NATO di Bukarest, sudah menghapus tema itu dari agendanya. Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Bush menyatakan pengertiannya menyangkut posisi Jerman, yakni menyetujui penugasan di utara tapi menolak penugasan di selatan Afganistan.

Parlemen Jerman juga menanggapi positif pernyataan Bush itu. Wakil ketua fraksi Partai Sosial Demokrat, Walter Kolbow, mengatakan:

"Penambahan pasukan untuk penugasan di selatan Afganistan tidak mungkin dilakukan, dan presiden Bush kini juga menerimanya. Ini pernyataan penting menjelang KTT NATO, yang pasti dimengerti para kepala negara dan kepala pemerintahan lainnya."

Pemerintah Jerman, yang tidak perlu lagi mengurusi tema tersebut, dalam KTT NATO di Bukarest kali ini dapat lebih memusatkan diskusi menyangkut strategi Afganistan yang dirancang Berlin. Strategi ini mencakup penugasan paralel dan selaras antara misi militer dengan pembangunan kembali sipil.

Dalam tema ini, NATO harus lebih digerakkan, demikian keyakinan pemerintah Jerman. Tapi di dalam negeri, kelompok oposisi Jerman tidak melihat adanya perubahan strategi, dan menyebutnya hanya menjual kemasan baru saja.

Ketua partai Hijau, Reinhard Bütikofer menegaskan harapannya dari KTT NATO: "Titik berat baru dalam penugasan sipil, terutama pembangunan sektor kepolisian Afganistan, benar-benar menjadi fokusnya."

Disamping tema Afganistan, dalam KTT NATO di Bukrest itu juga akan dibahas penerimaan anggota baru. Dalam tema ini pemerintah Jerman memiliki posisi yang tegas. Albania, Kroasia dan Makedonia dapat diterima menjadi anggota baru NATO. Sementara Ukraina dan Georgia tidak. Alasannya, di Ukraina saat ini terdapat sebagian warga yang menolak keanggotaan NATO, sementara Georgia harus menuntaskan dahulu konflik teritorialnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan :"Negara yang terlibat konflik regional atau dalam negeri, menurut pendapat saya tidak dapat menjadi anggota NATO. Kita adalah aliansi pertahanan dan keamanan, dan tidak ada satupun anggotanya yang masih mengurusi konflik keamanan dalam negerinya."

Penolakan ini hanya sementara dan bukan sikap mendasar. Dengan posisinya itu, Jerman dengan tegas mengambil sikap berlawanan dengan keinginan AS. Namun juru bicara pemerintah di Berlin menegaskan, sikap Jerman itu bukan berarti membela posisi presiden Rusia dalam sengketanya dengan AS. (as)