Militer Jerman harus lebih banyak ditugaskan pro-aktif di luar negeri. Menteri Pertahanan Kramp-Karrenbauer sebutkan banyak negara sekutu mendesak Berlin lebih memainkan peran penting di bidang keamanan global.
Iklan
Menteri Pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer dalam pidatonya yang disampaikan pada Kamis (07/11) di Universitas Bundeswehr di kota München, Jerman mengatakan, Jerman sangat diuntungkan dari tatanan global dan harus berbuat lebih banyak lagi di tingkat dunia.
Kramp-Karrenbauer menambahkan, permintaan dari negara mitra semakin meningkat, agar Berlin lebih berperan aktif di bidang keamanan global.
"Negara kita, dengan kekuatan ekonomi, teknologi, serta posisi geostrategis dan kepentingan global, tidak bisa hanya menjadi penonton," katanya. "Jerman harus berpartisipasi dalam pergaulan internasional dan mendorong kemajuannya", tambahnya.
Menhan Jerman itu juga berjanji untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2 persen dari PDB pada tahun 2024, yang merupakan target NATO. Kenaikan ini akan membuat Jerman menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Cina.
Kepentingan strategis
Dalam wawancara sebelumnya dengan media Süddeutsche Zeitung, menhan Kramp-Karrenbauer mendesak pemerintah di Berlin untuk lebih mengambil peran aktif terkait dengan penugasan militer di luar negeri.
"Jerman harus secara terbuka menerima fakta bahwa seperti juga semua negara lain di dunia, memiliki kepentingan strategis sendiri," ujar Kramp-Karrenbauer kepada Süddeutsche Zeitung. Dia mengatakan berencana membentuk sebuah dewan keamanan nasional, sebagai pengakuan atas kepentingan strategis Jerman.
Militer Jerman Bundeswehr Dalam Misi NATO
Sejak Jerman Barat bergabung dengan NATO, militer Jerman Bundeswehr telah dilibatkan dalam berbagai misi dan operasi NATO. Sejak tahun 1990, Bundeswehr juga dikerahkan untuk misi "out of area".
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Peran militer Jerman di NATO
Republik Federal Jerman Barat resmi bergabung dengan aliansi trans-Atlantik NATO pada tahun 1955. Namun baru setelah penyatuan kembali tahun 1990, militer Jerman dikerahkan dalam misi "out of area" NATO. Sejak itu, Bundeswehr telah ditempatkan di beberapa kawasan di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Bosnia-Herzegovina, misi NATO pertama Bundeswehr
Tahun 1995, pertama kali Bundeswehr terlibat dalam misi "out of area" NATO sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian di Bosnia-Herzegovina. Selama penempatan tersebut, tentara Jerman bergabung dengan anggota pasukan NATO lainnya untuk menjaga keamanan setelah terjadinya Perang Bosnia. Misi ini mencakup lebih dari 60.000 tentara dari negara anggota dan mitra NATO.
Foto: picture alliance/AP Photo/H. Delic
Menjaga perdamaian Kosovo
Sejak dimulainya misi perdamaian yang dipimpin NATO di Kosovo, sekitar 8.500 tentara Jerman telah ditempatkan di negara itu. Tahun 1999, NATO melancarkan serangan udara terhadap pasukan Serbia yang dituduh melakukan tindakan brutal terhadap separatis etnik Albania dan penduduk sipil. Sekitar 550 tentara Bundeswehr sampai sekarang masih ditempatkan di Kosovo.
Foto: picture-alliance/dpa/V.Xhemaj
Patroli di Laut Aegean
2016, Jerman mengerahkan kapal perang "Bonn" untuk memimpin misi NATO di Laut Aegean. Tugasnya termasuk melakukan "pengintaian, pemantauan dan pengawasan penyeberangan ilegal" di perairan teritorial Yunani dan Turki itu pada puncak krisis pengungsi di Uni Eropa.
Foto: picture alliance/AP Photo/M.Schreiber
Lebih satu dekade di Afghanistan
2003 parlemen Jerman menyetujui pengiriman pasukan Bundeswehr ke Afghanistan dalam misi PBB International Security Assistance Force (ISAF). Jerman saat itu menjadi kontributor ketiga terbesar dan ditunjuk sebagai Komando Markas Regional Utara. Lebih 50 tentara Jerman tewas selama misi ini. Sekarang masih ada hampir 1.000 tentara Jerman yang ditempatkan di Afghanistan sebagai kekuatan pendukung.
Foto: picture alliance/AP Photo/A.Niedringhaus
Panser Jerman untuk Lithuania
Sejak 2017, 450 tentara Bundeswehr telah dikirim ke Lithuania sebagai bagian dari bantuan penjagaan keamanan perbatasan setelah Rusia menduduki Krimea. Selain Jerman, pasukan Kanada, Inggris dan AS juga bergabung dalam satuan pertahanan kolektif NATO di sayap timur.
Foto: picture alliance/dpa/M. Kul
Mengambil alih tongkat komando VJTF
Bundeswehr akan memimpin pasukan gerak cepat baru NATO mulai tahun 2019 yang dinamakan Very High Readiness Joint Task Force (VJTF). Kebijakan baru NATO ini adalah reaksi langsung atas agresi Rusia di Krimea.
Foto: S. Gallup/Getty Images
7 foto1 | 7
Tanggung jawab bersama
Namun usulan Menhan Kramp-Karrenbauer ini ditanggapi dengan hati-hati oleh para anggota kabinet lainnya. Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan gagasan militer Jerman yang lebih aktif, membutuhkan dukungan kuat dari sekutu Eropa.
"Di atas semua itu, kita harus mendefinisikan tanggung jawab kita di tingkat Eropa," kata Maas kepada lembaga penyiaran publik ZDF. "Itu berarti bahwa kita tidak hanya mengurus masalah secara sendirian, tetapi lebih sebagai bagian dari Eropa yang berperan utama dalam persaingan di antara negara-negara adidaya."
Jerman seringnya tidak mengambil posisi terdepan dalam keterlibatan militer asing. Penyebab utamanya karena adanya pembatasan konstitusional, untuk mencegah terulangnya kekejaman seperti yang dilakukan NAZI selama Perang Dunia II.
Namun kini negara-negara sekutu Jerman, termasuk AS, terus mendesak negara itu untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab terkait keamanan kolektif di wilayah NATO dan Uni Eropa.