1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Jerman Ingin Lindungi Warga Afghanistan yang Bantu Militer

Farah Bahgat
19 April 2021

Saat Jerman bersiap untuk menarik pasukan militernya dari Afghanistan, Menteri Pertahanan Jerman mengatakan negaranya memiliki "kewajiban yang mendalam" untuk melindungi mereka yang mungkin sekarang dalam bahaya.

Annegret Kramp-Karrenbauer
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer sedang berbicara kepada seorang prajurit BundeswehrFoto: Sabine Oelbeck/Bundeswehr/dpa/picture alliance

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan ingin memberikan perlindungan kepada warga Afghanistan yang telah membantu militer Jerman selama perang di Afghanistan, katanya kepada kantor berita Jerman DPA.

Komentarnya datang ketika NATO dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan penarikan militer dari Afghanistan tahun ini. Keputusan penarikan pasukan itu memicu kekhawatiran bahwa beberapa orang Afghanistan berada dalam bahaya karena telah membantu pasukan asing.

Pasukan Jerman dikerahkan ke Afghanistan sebagai bagian dari misi Dukungan Tegas NATO untuk melatih pasukan Pertahanan Nasional Afghanistan. 

Jerman akan menarik misi Dukungan Tegas NATO pada pertengahan Agustus, sedangkan AS akan menarik pasukannya dari Afghanistan pada 11 September.Foto: Hoshang Hashimi/AP Photo/picture alliance

Bagaimana Jerman bisa membantu?

Jerman telah membuat prosedur untuk menerima staf lokal Afghanistan yang membutuhkan perlindungan, namun masih ada sejumlah kasus yang diperdebatkan.

Menurut Kementerian Pertahanan, 781 orang telah disetujui untuk tinggal sejak 2013. Namun, Kramp-Karrenbauer ingin proses yang ada dipercepat.

Surat kabar Welt am Sonntag, mengutip Kementerian Dalam Negeri, melaporkan bahwa Jerman berencana untuk mendirikan kantor di Kabul dan mungkin juga satu kantor di Mazar-e-Sharif di Afghanistan utara untuk membantu proses ini. 

'Kewajiban yang mendalam‘

"Yang kami maksud adalah orang-orang yang telah bekerja bersama kami, bahkan dengan risiko keselamatan mereka sendiri, selama bertahun-tahun dalam beberapa kasus, dan juga berjuang bersama kami dan memberikan kontribusi pribadi mereka," kata Kramp-Karrenbauer seperti dikutip oleh DPA.

"Saya merasa ini merupakan kewajiban yang mendalam dari Republik Federal Jerman untuk tidak meninggalkan orang-orang ini tanpa perlindungan saat kita akhirnya akan meninggalkan negara itu."

Kramp-Karrenbauer menambahkan bahwa membantu personel lokal juga merupakan kewajiban semua pasukan internasional di Afghanistan untuk menjamin keamanan staf Afghanistan. 

Kebangkitan Taliban menjadi ancaman

Sejak AS dan NATO mengumumkan keputusan penarikan pasukan, banyak kelompok hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan atas nasib Afghanistan.

Mereka takut bahwa kelompok Islamis Taliban akan merebut lebih banyak kekuasaan di negara itu. Namun, negara-negara Barat telah menyadari potensi kekacauan yang membayangi Afghanistan pasca penarikan pasukan, dan berjanji untuk mendukung rakyat negara itu.

Taliban ingin pasukan asing ditarik pada 1 Mei sesuai kesepakatan dengan mantan Presiden AS Donald Trump.

Thomas Silberhorn, anggota parlemen Jerman dan Sekretaris Negara Parlemen di Kementerian Pertahanan Jerman, baru-baru ini mengatakan kepada DW bahwa NATO telah melakukan "pekerjaan yang cemerlang" dalam mempersiapkan militer Afghanistan untuk mengamankan negaranya sendiri.

Jerman akan menarik misi Dukungan Tegas NATO pada pertengahan Agustus, sedangkan AS akan menarik pasukannya pada 11 September.

Saat ini ada sekitar 10.000 tentara NATO di Afghanistan, termasuk hampir 1.100 tentara Jerman. 

(pkp/hp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait