1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Ingin Perbatasan Internal Uni Eropa Tetap Terbuka

Wesley Rahn
29 Juli 2020

Pemerintah Jerman tidak setuju ada pengawasan ketat lagi di perbatasan internal Uni Eropa. Sekalipun ada banyak kasus baru infeksi Covid-19 muncul di berbagai tempat di beberapa negara.

Foto palang di perbatasan Jerman-Ceko
Perbatasan Jerman-CekoFoto: picture-alliance/dpa/CTK Photo/S. Kubes

Berkaitan dengan meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran baru Covid-19, bahkan disebut-sebut sebagai infeksi ”gelombang kedua", Jerman ingin agar perbatasan internal Uni Eropa tetap terbuka tanpa pengawasan ketat seperti yang terjadi beberapa bulan lalu.

Lembaga Jerman untuk pengawasan pandemi, Robert-Koch-Insitut (RKI) baru-baru ini memang menetapkan beberapa kawasan risiko baru di Uni Eropa, antara lain kota metropolitan Barcelona dan pulau wisata Mallorca di Spanyol dan kawasan Luxemburg.

Tapi Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan tidak setuju jika ada kontrol ketat lagi di perbatasan.

"Saya tidak bisa membayangkan melakukan kembali kontrol perbatasan di seluruh Jerman," kata Horst Seehofer adalam konperensi pers hari Selasa (28/7). Dia menambahkan, kontrol perbatasan seperti yang pernah diberlakukan Prancis, Swiss, Austria dan Denmark akan membawa "masalah politik besar".

Tes Covid-19 di bandara Köln/BonnFoto: DW/L. Hänel

Tanpa kontrol perbatasan, dengan tes Covid-19 di bandara-bandara Jerman

Namun Mendagri Jerman Horst Seehofer menegaskan, tidak melakukan pengawasan di perbatasan bukan berarti tidak ada lagi pemantauan dan pengawasan wabah corona. Jerman sendiri sekarang sedang mempersiapkan sarana tes Covid-19 di bandara-bandara. Nantinya semua orang yang datang dari kawasan berisiko tinggi akan diwajibkan melakukan tes Covid-19 langsung di bandara saat kembali memasuki Jerman.

Politisi Senior Partai Demokrat Kristen CDU, Ralph Brinkhaus, mengatakan kepada DW bahwa kebebasan bergerak di Zona Schengen tanpa pengawasan perbatasan telah menjadi "DNA"-nya Uni Eropa. Karena itu, kontrol perbatasan benar-benar sebuah pengecualian dalam situasi-situasi khusus dan adanya "ancaman yang nyata."

Brinkhaus mengingatkan, siapa pun yang bepergian ke daerah berisiko tinggi perlu "kehati-hatian yang ekstrem", dan penting bagi pelancong yang kembali ke Jerman untuk segera melakukan tes Covid-19.

"Ini juga masalah tanggung jawab individu, dan bukan hanya masalah hukum," katanya seraya menambahkan bahwa menjadi tugas politisi dan media untuk menjelaskan kepada publik bahwa bahaya Covid-19 belum berlalu.

Tanggung jawab Anda terhadap masyarakat

Andrew Ullmann, anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal FDP mengatakan kepada DW, para pejabat perlu mengirim pesan yang lebih tegas tentang pentingnya menjaga jarak dan memperhatikan protokol kesehatan.

"Kesan saya tentang Jerman, apalagi saat liburan musim panas sekarang, adalah bahwa tampaknya banyak orang yang lupa (risiko corona) dan senang berpesta-pora lagi," katanya.

Ullmann menambahkan, meningkatnya angka infeksi di Jerman belakangan ini memang bukan berasal dari ”kasus impor", yang dibawa oleh orang-orang yang kembali dari berlibur di luar negeri, melainkan justru dari kegiatan berkumpul dan berpesta di dalam negeri.

"Jerman adalah negara dan masyarakat bebas, tapi semua ada harganya. Dan harga (kebebasan) itu adalah tindakan bertanggungjawab Anda terhadap masyarakat", pungkas politisi partai FDP itu.

(hp/as)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait