1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanJerman

Jerman Ingin Rekrut Tenaga Kesehatan dari Amerika Selatan

30 Mei 2023

Menghadapi kelangkaan tenaga kerja di sektor kesehatan, Jerman ingin merekrut sebanyak mungkin pekerja dari luar negeri, termasuk dari Amerika Selatan. Menteri Tenaga Kerja akan terbang ke Brasil dan Meksiko bulan Juni.

Foto ilustrasi tenaga kesehatan
Foto ilustrasi tenaga kesehatanFoto: Lincon Zarbietti/dpa/picture alliance

Apa yang perlu saya ketahui sebelum mencoba mendapatkan pekerjaan di Jerman? Seberapa bagus bahasa Jerman saya? Seperti apa rasanya jadi pekerja kesehatan di Jerman? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang terus bermunculan di Facebook, Instagram, dan terutama grup WhatsApp saat ini di Amerika Selatan. Karena banyak tenaga kesehatan di sana sudah mendengar tentang kelangkaan tenaga kerja di Jerman.

Thaiza Maria Silva Farias bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan warga Brasil seputar soal ini. Dia menjalani pelatihan dan bekerja sebagai perawat di Rio de Janeiro dan datang ke Jerman pada bulan Oktober 2016. Segera setelah kedatangannya, dia mendapat pekerjaan dan mulai bekerja di ruang operasi di sebuah klinik di Darmstadt.

Thaiza Maria Silva Farias, perawat asal Brasil di JermanFoto: privat

Setelah mendapat informasi tentang kekurangan staf di rumah sakit Jerman, dia tahun lalu memutuskan untuk berbagi pengalaman dan memulai Nursewelt, agen perekrutan tenaga kesehatan dari Brasil ke Jerman.

"Saya dapat memberikan bantuan profesional kepada para pelamar Brasil. Selain itu, saya tahu betul siapa yang akan berguna di klinik-klinik Jerman," kata Silvia Farias kepada DW.

Makin banyak orang membutuhkan tenaga perawat di Jerman

Nursewelt berpotensi menjadi sebuah kisah sukses, karena Silva Farias dan perusahaannya mengisi celah pasar yang semakin lama semakin besar di Jerman. Ada hampir 2 juta orang di Jerman yang membutuhkan perawatan pada tahun 1999, menurut data Kantor Statistik Federal, Statista. Pada tahun 2055, para ahli memperkirakan jumlah itu akan meningkat menjadi 6,8 juta, atau lebih tiga kali lipat.

Pada saat yang sama, jumlah tenaga kesehatan menyusut drastis. Tahun lalu, 53.300 orang di Jerman mulai mengikuti pelatihan menjadi perawat khusus, 4.000 orang lebih sedikit dari tahun 2021, penurunan sebesar 7%, kata Kantor Statistik.

Saat ini, untuk setiap pekerja perawatan mencari kerja di Jerman, ada tiga posisi terbuka. "Jelas, ada kekurangan perawat", kata Kantor Ketenagakerjaan Jerman. Menteri Tenaga Kerja Hubertus Heil menerangkan, Jerman dan Brasil adalah mitzra yang cocok dalam hal pekerjaan keperawatan dan perawatan. Dia sendiri akan akan melakukan perjalanan ke Brasil bersama Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock pada bulan Juni.

'Masalah domestik Jerman'

Perjalanan tersebut merupakan bagian dari strategi rekrutmen pekerja dari luar negeri, termasuk dari Meksiko dan Indonesia. "Kami akan sangat sensitif dalam pendekatan kami, jadi kami tidak mengambil pekerja dari negara yang masih membutuhkan mereka," kata Hubertus Heil kepada harian Jerman "Neue Osnabrücker Zeitung”.

Dia menambahkan, bagi kedua negara perekrutan itu bisa saling menguntungkan. "Kami mendapat manfaat, negara asal juga mendapat manfaat dari kami yang terlibat dalam pelatihan di sana, dan orang-orang yang datang ke Jerman mendapat manfaat dengan memiliki pekerjaan bergaji tinggi, dan bahkan mungkin kesempatan untuk memberikan dukungan keuangan kepada anggota keluarga mereka di kampung halaman."

Thaiza Maria Silva Farias mengatakan, banyak perawat di Amerika Latin akan memutuskan untuk mencoba peruntungan di Jerman, karena kualitas hidup yang lebih baik dan kehidupan yang lebih aman. Apalagi, gaji mereka di Jerman bisa enam kali lebih tinggi daripada di Brasil, sekalipun di negaranya mereka bekerja tidak hanya di satu tempat, tetapi di dua atau tiga rumah sakit sekaligus.

Dia mengatakan, para perawat Brasil biasanya mengirimkan banyak pertanyaan tentang kepindahan ke Eropa, karena melihat peluang itu sebagai fase penting dalam hidup dan rencana karier mereka. Karena itu, rumah sakit di Jerman juga harus mempersiapkan diri.

"Rumah sakit (di Jerman) harus lebih siap untuk karyawan baru mereka," katanya. "Staf di sini sering tidak memiliki kesabaran ketika orang belum berbicara bahasa Jerman dengan baik. [Perawat asing] harus mendapat waktu satu tahun untuk menguasai bahasa Jerman, dan Jerman perlu meupayakan integrasi para perawat asing lebih baik lagi."

(hp/pkp)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait