Pemerintah Jerman berjanji akan perangi sikap anti orang asing, setelah kerusuhan anti pengungsi yang dipicu kelompok neo nazi masuki hari ke-2. Polisi pasang zona keamanan di tempat penampungan pengungsi dekat Dresden.
Iklan
Militan ekstrim kanan menyerang polisi, kelompok anti Neo Nazi dan pengungsi dengan bom molotov, petasan dan lemparan botol kosong pada hari ke-dua serangan mereka ke tempat penampungan pengungsi di Heidenau dekat Dresden. Sambil meneriakan yel-yel "Heil Hitler" sekitar 200 anggota Neo Nazi, kebanyakan dalam kondisi mabuk menyerang polisi, demikian lapor kantor berita Reuters
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengecam keras serangan yang dilancarkan kelompok Neo Nazi di kawasan timur Jerman itu. "Di saat kita menyaksikan gelombang manusia yang datang meminta bantuan, dalam waktu bersamaan juga meningkat rasa kebencian, pelecehan dan kekerasan terhadap para pencari suaka. Hal itu merupakan aib yang memalukan Jerman," ujar de Maizere. Ia juga melontarkan ancamannya, para pelaku akan menerima konsekuensi hukum sepenuhnya.
Sebagai respons atas pernyataan mendagri Jerman itu, Menteri Kehakiman Heiko Maas menegaskan, "Tidak ada toleransi terhadap sikap xenophobia atau anti orang asing serta rasisme di Jerman." Sejumlah tokoh politik Jerman jauh hari sudah memperingatkan akan meningkatnya sentimen anti pemohon suaka. Hingga kerusuhan Heidenau tercatat sudah 150 tempat penampungan atau bakal penampungan pemohon suaka di seluruh Jerman menjadi sasaran serangan pembakaran.
Merkel dan Hollande bahas krisis
Menimbang makin parahnya krisis pengungsi di Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande bertemu di Berlin hari Senin (24/08/15) untuk mencari solusi dan menyusun strategi bersama. Eropa saat ini menghadapi krisis pengungsi paling berat dalam 50 tahun terakhir. Kedua tokoh politik utama Eropa itu hendak mendesak Uni Eropa lebih serius menangggulangi tema tersebut.
.
Sementara itu Macedonia dan Serbia yang berbatasan langsung dengan Yunani, melaporkan masih berlanjutnya gelombang pengungsi yang ingin melintas batas memasuki Eropa. Petugas UNHCR menyebutkan, dalam beberapa hari terakhit sedikitnya 7.000 pengungsi asal Suriah telah diregistrasi dan diizinkan melanjutkan perjalanan ke Uni Eropa. Saat ini lebih 2.000 pengungsi lainnya masih menunggu proses registrasi.
UNHCR memperkirakan, hingga akhir tahun 2015, lebih dari 800.000 pengungsi akan memasuki kawasan Eropa lewat Laut Tengah. Saat ini saja hampir 200.000 pengungsi memohon suaka di Jerman, atau sekitar 40 persen dari keseluruhan pengungsi yang masuk Eropa. Pemerintah di Berlin menyatakan, mampu mengatasi masalah itu dalam kondisi saat ini, namun tidak akan bisa menangani secara terus menerus. Sejumlah negara anggota Uni Eropa berulangkali menuntut peranan sentral dari Komisi Uni Eropa dalam menangani krisis pengungsi.
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui Tentang Pengungsi
Badan PBB urusan pengungsi, UNHCR melaporkan sekarang di dunia ada 51 juta orang yang terpaksa meninggalkan daerah asal mereka dan jadi pengungsi. Mereka kerap lari dari penganiayaan di negara sendiri.
Foto: picture alliance/abaca
Definisi Pengungsi
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengungsi adalah: seseorang yang meninggalkan rumah atau negaranya akibat “perasaan takut karena termasuk ras, kelompok agama, nasionalitas, kelompok sosial tertentu, atau punya opini tertentu”. Definisi juga mencakup orang-orang yang lari akibat bencana alam dan bencana yang disebabkan manusia. Foto: seorang anak pengungsi Suriah di Turki.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kilic
Akibat Kekerasan dan Konflik
Menurut badan urusan pengungsi PBB, UNHCR lebih dari 51 juta orang terpaksa lari dari tempat tinggal mereka akibat kekerasan dan konflik. Jumlah ini mencakup orang yang jadi pengungsi di negara sendiri, yang terpaksa tinggalkan negaranya, juga pencari suaka. Foto: warga Republik Demokrasi Kongo yang lari akibat pertempuran antara militer dan pemberontak (2013) tiba di kota Rutshuru.
Foto: Getty Images/AFP/J. D. Kannah
Pencari Suaka
Pencari suaka adalah orang yang lari ke negara lain dan ingin dapat status pengungsi, tetapi permintaannya belum dievaluasi. Sebagian besar orang jadi pengungsi akibat alasan yang jelas, tetapi hanya sedikit dari mereka memenuhi persyaratan ketat yang diperlukan untuk mendapat status pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Jumlah Besar Persulit Penanganan
Krisis pengungsi sulit diselesaikan dan perlu waktu lama. Salah satu penyebabnya, karena jumlah pengungsi amat banyak. Sebagai perbandingan: jumlah pengungsi di dunia lebih besar daripada jumlah penduduk Spanyol, atau Canada atau Korea Selatan. Gambar simbol: seorang migran berdiri di pagar yang mengelilingi tempat penampungan pengungsi Temporary Permanence Centre (CPT) di Lampedusa, Italia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Nasionalitas Pengungsi
Hingga Juni 2014, jumlah pengungsi paling banyak berasal dari Afghanistan, Suriah dan Somalia. Jika disatukan, jumlah pengungsi dari tiga negara itu lebih dari 50% jumlah pengungsi di seluruh dunia. Foto: sebuah keluarga pengungsi Afghanistan di Pakistan.
Foto: Majeed/AFP/Getty Images
Yang Mengungsi di Negara Sendiri Lebih Banyak
Kita sering mendengar berita tentang pengungsi yang lari ke negara lain. Sesungguhnya, orang yang mengungsi di negara sendiri jumlahnya jauh lebih besar. Tahun 2013 misalnya, 16,7 juta orang mengungsi ke negara lain, sedangkan 33,3 juta orang mengungsi di negara sendiri. Grafik: jumlah pengungsi intern di beberapa negara.
Tidak Tinggal di Kamp Pengungsi
Secara umum pengungsi sering dianggap tinggal di kamp pengungsi. Sebenarnya, lebih dari dua pertiga pengungsi tinggal di luar kamp pengungsi. Mereka bermukim di kota-kota atau desa-desa, dan kerap di apartemen kecil yang penuh sesak karena digunakan beberapa keluarga. Foto: seorang perempuan dan anak-anaknya yang mengungsi dari Sudan Selatan di kamp pengungsi Kule, Ethiopia.
Foto: Getty Images/AFP/Z. Abubeker
Separuhnya Anak-Anak
Sekitar 46% dari pengungsi sedunia adalah anak-anak. Mereka terpaksa berhenti sekolah. Oleh sebab itu, UNHCR dan International Rescue Committee prioritaskan pendidikan. Sayangnya, sebagian anak tidak diizinkan orang tuanya bersekolah, karena harus membantu keluarga atau menjaga adik. Foto: Seorang ibu warga Suriah memeluk anak perempuannya setelah tiba di pulau Lesbos, Yunani.
Foto: Getty Images/AFP/L. Gouliamaki
Korban Penyiksaan
Sekitar 35% pengungsi di dunia adalah orang-orang yang selamat dari penyiksaan. Selain harus mengatasi cedera fisik, mereka kerap mengalami cedera mental akibat trauma. Ini menyebabkan penyembuhan sangat sulit, terutama selama masih dalam pengungsian.
Foto: JAMES LAWLER DUGGAN/AFP/GettyImages
Mencari Tempat Pemukiman Jangka Panjang
Jika pengungsi tidak bisa kembali ke negara asal, dan tidak bisa menetap di negara tempat mereka mengajukan permintaan suaka, UNHCR berusaha mengalihkan mereka ke negara ketiga. Tetapi jumlahnya sedikit, hanya sekitar 1%. Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak menerima pengungsi, setelah dialihkan dari tempat mereka mengajukan suaka. Foto: pengungsi Rohingya di Aceh.