Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen umumkan rencana reformasi "pendidikan politik" setelah terungkapnya ancaman teroris ekstrem kanan di tubuh Bundeswehr. Oposisi nyatakan tidak puas.
Iklan
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen setelah dihantam kritik keras dari politisi dalam komisi pertahanan di parlemen Bundestag, berusaha mengusulkan inisiatif baru. Inisiatif yang dilontarkan Rabu kemarin berupa rencana reformasi komprehensif militer Jerman untuk mengkonter masalah ekstremisme kanan.
Sebelumnya terungkap adanya sel teror neo NAZI dalam tubuh militer Jerman. Anggota kelompok ini terungkap, merencanakan untuk membunuh sejumlah tokoh terkemuka di pemerintahan Jerman, dan kemudian akan meninggalkan petunjuk palsu seolah pengungsi yang melakukan pembunuhan itu.
Von der Leyen mengatakan, akan melakukan perbaikan pendidikan politik dalam tubuh militer Jerman-Bundeswehr. Menhan Jerman itu juga mengupayakan cara kerja lebih efisien, yang menjamin pelaporan cepat jika terjadi insiden bersifat ekstrem kanan. Ia juga mengumumkan perumusan ulang dekrit yang mendefinisikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi tentara Jerman. Dekrit juga menetapkan sikap militer Jerman berkaitan dengan NAZI.
Rencana teror
Tiga pria, termasuk dua tentara anngota militer Jerman, yaitu Franco A. dan Maximilian T, ditangkap karena dituduh berencana melakukan "tindakan kekerasan yang menentang negara." Kejaksaan kini menyelidiki kedua orang letnan yang diduga keras merencanakan aksi pembunuhan beberapa pejabat tinggi pemerintahan, antara lain mantan Presiden Joachim Gauck dan Menteri Kehakiman Heiko Maas.
Untuk menjalankan rencana teror tersebut, letnan Franco A. menyamar sebagai pengungsi asal Suriah yang mengajukan permintaan suaka. Ironisnya permintaan suakanya sudah dikabulkan. Sebelum rencana mereka terungkap, keduanya sudah menarik perhatian Dinas Rahasia Militer Jerman, MAD, karena menunjukkan tendensi ekstrem kanan. Tesis Master Franco A. misalnya, menunjukkan pengaruh kuat ideologi ekstrem kanan. Walaupun keduanya sudah dicurigai, MAD tidak mengambil tindakan apapun. Hal itulah yang jadi inti kritik keras dari Komisi Pertahanan dalam Bundestag.
Politisi partai oposisi dan aktivis kini juga menuntut informasi sejauh mana ekstremisme kanan sudah menyusup dalam militer Jerman, dan apa saja langkah yang diambil MAD. Yang juga mendapat sorotan tajam adalah, kedua letnan itu bisa meninggalkan tugas untuk waktu lama tanpa ada yang curiga. Mereka juga mencuri amunisi milik militer Jerman. Amunisi curian ini ditemukan di apartemen seorang mahasiswa bernama Mathias F., yang nampaknya juga terkait sel teror ekstrim kanan. Franco A. baru ditangkap setelah kepergok menyembunyikan senjata di sebuah toilet di pelabuhan udara Wina, Austria.
Kasus inilah yang menyulut aksi penyelidikan yang berujung pada penemuan sejumlah simbol NAZI dan benda-benda peninggalan masa NAZI di beberapa barak militer di kota Donaueschingen. Christian Weissgerber, seorang mantan tentara berpaham neo NAZI mengatakan dalam wawancara dengan televisi ARD, "Bagi saya militer Jerman punya banyak anggota yang menganut ideologi nasionalis-konservatif dan rasis sehingga aneh, bahwa semua orang sekarang pura-pura seolah itu suatu hal baru."
Perang Dunia II di Eropa
1 September 1939, Adolf Hitler memerintahkan angkatan perang Jerman menyerang Polandia. Hingga 8 Mei 945 - hari pembebasan dari kediktatoran Hitler - rakyat Eropa terus terlibat perang.
Foto: AP
1939 Polandia Diserang
Polandia tak berkutik atasi serbuan angkatan perang Jerman dengan perlengkapan militer lebih hebat, dan ditaklukan hanya dalam waktu 5 minggu. Seminggu sebelum serangan pada 17 September Uni Sovyet menguasai Polandia Timur, sesuai kesepakatan rahasia dengan Kerajaan Jerman.
Foto: AP
1940 Beneluks Diserbu
Tanggal 10 Mei angkatan perang Jerman menyerbu negara-negara netral Belanda, Belgia dan Luksemburg. Dalam beberapa hari tiga negara ditaklukan. Dengan itu Jerman bisa menghindar dari lini pertahanan Perancis.
Foto: picture alliance/akg-images
1940 Perancis Diduduki
Pertengahan Juni, ibukota Perancis, Paris berhasil diduduki. Tanggal 22 Juni Perancis menyatakan takluk dan dibagi dua: Bagian yang diduduki Nazi Jerman dan Perancis-"Vichy"-yang dikuasai pemerintahan boneka di bawah jenderal Pétain.
Foto: ullstein bild/SZ Photo
1940 Inggris Dibombardir via Udara
Hitler kemudian menyerang Inggris. Pesawat pembom memporak-porandakan kota-kota di Inggris, misalnya Coventry yang jadi tumpukan puing. Perang udara juga berkecamuk di kawasan selat Chanel Antara Perancis Utara dan Inggris Selatan.
Foto: Getty Images
1941 Yugoslavia Diserang
Awal tahun Hitler memerintahkan serangan ke Yugoslavia yang menyatakan diri keluar dari pakta tiga negara. Juga Yunani dimana pasukan Inggris diposisikan tidak luput dari serbuan. Serangan besar-besaran lewat darat dan udara membuat Yugoslavia dan Yunani takluk.
Foto: picture-alliance/akg-images
1941 Uni Soviet Digempur
"Operasi Barbarossa" merupakan kode untuk menggempur Uni Soviet pada 22 Juni 1941. Propaganda Nazi menyebutnya operasi untuk memperluas wilayah ke timur. Realitanya ini perang untuk pembantaian, dimana serdadu Nazi Jerman melakukan banyak kejahatan perang.
Foto: Getty Images
1942 Kekalahan di Afrika Utara
Hitler kirim pasukan tambahan untuk "Afrikakorps" guna tingkatkan serangan terhadap serdadu Inggris di Afrika Utara. Cukup lama Inggris terdesak, hingga pertempuran hebat kedua kalinya El Alamain akhir 1942. Kini situasi terbalik, serdadu Jerman yang mulai terdesak dan Afrikakorp menyerah kalah 13 Mei 1943.
Foto: Getty Images
1943 Kapitulasi di Stalingrad
Simbol perubahan total dalam perang adalah kekalahan serdadu Jerman dalam perang di Stalingrad Februari 1943. Saat menyatakan kapitulasi, sedikitnya sudah 700.000 orang tewas dalam perang itu, mayoritasnya Tentara Merah Uni Soviet. Kekalahan ini mengguncang moral perang serdadu Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
1943 Italia Sepakati Gencatan Senjata
September 1943 tentara sekutu memasuki daratan Italia. Pemerintah di Roma menyepakati gencatan senjata. Hitler tetap memerintahkan pendudukan Italia. Serdadu Jerman menebar kengerian dan ketakutan di seluruh Italia, ketika pasukan sekutu dengan susah payah bergerak maju di selatan negara ini.
6 Juni pagi pasukan Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan negara lainnya mendarat di pantai Normandia, Perancis Utara. Pimpinan militer Jerman sudah memperhitungkan pendaratan ini, namun posisinya jauh di arah timur. Tentara Sekutu menyerbu dari arah barat dan pelan tapi pasti mendesak Hilter untuk tekuk lutut.
Foto: Getty Images
1944 Bertahan di Ardennes
Angkatan perang Jerman pada musim dingin 1944/45 melakukan serangan balasan habis-habisan di Ardennes Belgia. Mula-mula tentara sekutu terdesak, tapi pertahanan Jerman di bagian barat itu akhirnya berhasil díbobol. Tentara sekutu kini melaju menduduki satu persatu kawasan "Jerman Raya" dari arah barat maupun timur.
Foto: imago/United Archives
1945 Kapitulasi
8 Mei 1945 Nazi Jerman menyatakan kapitulasi tanpa syarat. Hitler pada 30 April bunuh diri agar terhindar dari penangkapan tentara sekutu. Eropa jadi puing dan reruntuhan akibat 6 tahun perang. Lebih 50 juta tewas akibat perang Dunia II. Jenderal Wilhelm Keitel pada Mei 1945 menandatangani pernyataan kapitulasi di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa
12 foto1 | 12
Kementrian Pertahanan Jerman menyatakan April lalu, bahwa MAD sekarang melakukan investigasi terhadap 275 tentara yang dicurigai melaksanakan aksi ekstrem kanan. Biasanya itu berupa aksi penyebaran propaganda neo NAZI atau menyebar komentar ekstrem kanan di media sosial. Sebagian juga menggunakan salam NAZI "Sieg Heil". Penggunaan terminologi seperti ini di sarana umum dilarang di Jerman.
Protes para tentara
Tapi Menteri Pertahanan von der Leyen juga mendapat tekanan dari anggota militer Jerman. Mereka memprotes keluhan von der Leyen tentang kegagalan kepemimpinan di tubuh Bundeswehr. Analis pertahanan Jerman, Sebastian Schulte mengatakan, "Memang dari dulu ada isu orang-orang yang berpaham ekstrem kanan tertarik untuk masuk militer. Isu itu memang ada. Tapi saya tidak melihat adanya jaringan ekstrem kanan yang bekerja sistematis, anti demokratis dan mengakar dalam Bundeswehr."
Schulte berpendapat, sekarang muncul sensitifitas tinggi setelah terungkapnya rencana aksi teror beberapa anggota militer, baik di media maupun dari menteri pertahanan sendiri. Dan itu membuat masalah seolah lebih besar dari sebenarnya. Schulte mengatakan dalam wawancara dengan DW, sebagai komandan tertinggi militer, jika melakukan kesalahan, von der Leyen harus mengaku dan belajar dari kesalahan. Ia kini dianggap terlalu cepat menganggap seluruh Bundeswehr buruk.
Penulis: Ben Knight (ml/as)
Seradikal Apa Ekstrem Kanan Eropa?
Perkembangan ekonomi yang terseok-seok, ketidakpuasan akan kebijakan Uni Eropa dan krisis imigran menyebabkan partai ekstrem kanan Eropa meraih sukses besar. Inilah para tokohnya serta politik mereka:
Foto: picture-alliance/dpa
Frauke Petry, Partai Alternative (Jerman)
Ketua Alternative für Deutschland AfD, Frauke Petry, menyarankan penjaga perbatasan menggunakan senjata terhadap pelintas perbatasan ilegal. AfD awalnya partai yang skeptis terhadap Uni Eropa. Sekarang mereka sudah menjadi kekuatan anti Eropa dan anti pemerintah. AfD berhasil meraih suara cukup besar dalam pemilu di sejumlah negara bagian Jerman Maret 2016.
Foto: Reuters/W. Rattay
Marine Le Pen, Front National (Perancis)
Banyak orang khawatir, bahwa Brexit dan kemenangan Donald Trump di AS bisa menjadi dorongan baru bagi partai ekstrem kanan Perancis, Front National. Partai itu didirikan 1972, dan kini dipimpin Marine Le Pen, yang 2011 mengambilalih kepemimpinan dari ayahnya, Jean-Marie Le Pen. Partai nasionalis ini menggunakan retorika populis untuk mendorong sikap anti imigran dan anti Uni Eropa.
Foto: Reuters
Geert Wilders, Partai Kebebasan (Belanda)
Pemimpin Partij voor de Vrijheid Belanda ini adalah salah satu politisi ektrem kanan paling penting di Eropa. Ia dinyatakan bersalah atas komentar penuh kebencian yang dilontarkan 2014 terhadap warga Maroko. Partainya dianggap anti UE dan anti Islam. Hadapi pemilu Maret 2017, jajak pendapat tunjukkan, partainya yang menduduki 15 kursi di majelis rendah, dapat dukungan besar.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Koning
Nikos Michaloliakos, Chrysi Avgi (Yunani)
Partai Golden Dawn adalah partai neo fasis Yunani. Pemimpinnya, Michaloliakos ditangkap September 2013 bersama sejumlah anggota lainnya, dan dituduh membentuk organisasi kriminal. Michaloliakos dibebaskan Juli 2015. Golden Dawn memenangkan 18 kursi dalam pemilu parlemen September 2016. Partai itu bersikap anti imigran dan mendukung kesepakatan dengan Rusia mengenai pertahanan.
Foto: Angelos Tzortzinis/AFP/Getty Images
Gabor Vona, Partai Jobbik (Hongaria)
Partai Jobbik yang anti imigrasi, anti LGBT, populis dan dukung proteksi ekonomi berusaha masuk dalam parlemen Hongaria tahun 2018. Sekarang mereka sudah jadi partai ketiga terbesar di Hongaria. Dalam pemilu terakhir tahun 2014, partai ini mendapat 20% suara. Partai inginkan referendum keanggotaan negara dalam Uni Eropa. Jobbik dipimpin Gabor Vona.
Foto: picture alliance/dpa
Jimmie Akesson, Sverigedemokraterna (Swedia)
Nama partainya berarti Demokrat Swedia. Setelah kemenangan Trump di AS Akesson menyatakan, di Eropa, seperti di AS, ada gerakan yang melawan "establishment" dan pandangan yang selama ini berlaku. Partai Demokrat Swedia menyerukan restriksi imigrasi, dan menentang keanggotaan Turki dalam UE juga menginginkan referendum keanggotaan Swedia dalam UE.
Foto: AP
Norbert Hofer, Freiheitliche Partei (Austria)
Hofer dari Partai Kebebasan FPÖ yang nosionalis hanya kalah 30.000 suara dalam pemilu presiden terakhir. Mantan pemimpin Partai Hijau, Alexander Van der Bellen mendapat 50,3% suara, sementara Hofer 49,7%. Pemimpin FPÖ itu menyerukan penguatan perbatasan Austria dan pembatasan sokongan finansial bagi imigran.
Foto: Reuters/L. Foeger
Marian Kotleba, ĽSNS (Slovakia)
Pemimpin partai ekstrem kanan, Partai Rakyat-Slovakia Milik Kita mengatakan, "Satu imigranpun sudah terlalu banyak." Dalam kesempatan lain ia menyebut NATO organisasi kriminal. Partai Slovakia ini ingin negaranya meninggalkan Uni Eropa dan zona mata uang Euro. Mereka menang 8% suara dalam pemilu Maret 2016, dan mendapat14 kursi dari total 150 mandat parlemen. (ml/as)