Jerman Keluarkan Peringatan Perjalanan Untuk Washington
8 Januari 2021
Kementerian Luar Negeri Jerman memperingatkan warganya di AS untuk menghindari pusat kota Washington, setelah insiden penyerbuan gedung Capitol. Secara umum, warga Jerman diminta waspada jika berada di AS.
Iklan
Kementerian Luar Negeri Jerman hari Kamis (8/1) memperbarui peringatan perjalanan bagi warganya untuk kawasan pusat kota Washington, setelah insiden penyerbuan dengan kekerasan ke Kongres AS di gedung Capitol. Jerman pertama kali mengeluarkan peringatan kepada warganya di AS pada Rabu malam.
Di situs internetnya, Kementerian Luar Negeri menulis bahwa aksi-aksi protes pendukung Trump kemungkinan bisa berlanjut, termasuk aksi protes dengan menggunakan senjata api, "terutama selama masa transisi hingga dilantiknya pemerintahan baru AS pada 20 Januari 2021.
"Patuhi jam malam dan hindari area pusat kota secara luas, terutama di sekitar area Capitol Hill di Washington, DC. Hindari keramaian, di mana ada kemungkinan kekerasan."
Selanjutnya Kementerian Luar Negeri mengingatkan warganya agar "mengikuti media lokal untuk update situasi terkini. Ikuti instruksi aparat keamanan." Sekalipun situasi saat ini sudah terkendali, pemerintah Jerman tetap memperingatkan warganya yang berada di AS, bahwa situasi bisa berubah cepat sewaktu-waktu.
Iklan
Empat orang tewas dalam insiden rusuh Capitol
Peringatan itu muncul setelah massa pro-Trump menerobos barikade polisi dan menyerbu gedung Capitol. Anggota Kongres harus berlindung di dalam gedung dan beberapa tokoh terpenting diamankan oleh pengamanan internal.
Insiden di Capitol juga menelan korban jiwa. Empat orang diberitakan tewas. Seorang perempuan penerobos barikade ditembak mati aparat keamanan, tiga orang lainnya meninggal dalam "keadaan darurat medis" yang belum dapat dijelaskan. Polisi juga mengatakan menemukan dua bomn rakitan "yang berfungsi". Jika tidak dijinakkan oleh tim pengaman, keungkinan jumlah korban dan kerusakan jauh lebih besar.
Massa penyerang berkumpul dan bergerak menuju Capitol setelah Presiden AS Donald Trump dalam pidato video mendesak para pendukungnya untuk berbaris ke Capitol. Media sosial Facebook dan Twitter sempat memblokir akun media sosialnya yang memiliki jutaan pengikut, karena dianggap menyerukan kekerasan dan menyebarkan kebohonhan tentang hasil pemilohan presiden.
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
Setelah insiden penerobosan ke Capitol dan aksi kekerasan terjadi, Trump pada sempat menyerukan pendukungnya untuk tidak lagi melakukan aksi kekerasan dan pulang dengan damai.
Presiden AS itu juga untuk pertama kalinya menyebutkan bahwa dia menjamin transisi kekuasaan akan terjadi. Tetapi Trump tetap menegaskan bahwa dia telah memenangkan pemilihan presiden Nobember lalu dan hanya melalui "kecurangan" kemenangan itu "direbut" dari dirinya.