1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Membantu Tapi Dibenci?

Nils Naumann22 Maret 2013

Jerman membayar bagian terbesar dalam paket bantuan krisis Euro. Meski demikian di banyak negara Euro yang dilanda krisis, Jerman banyak dikritik karena sikap kerasnya. Sasaran utama kritik adalah Angela Merkel.

epa03632217 A protestor in front of the parliament building holds a placard showing German Chancellor Angela Merkel after the Cyprus Parliament rejected the bailout deal, Nicosia, Cyprus, 19 March 2013. The parliament in Cyprus Tuesday rejected the proposed tax on bank deposits, with 36 of 56 deputies voting against the measure while 19 abstained. EPA/FILIP SINGER
Zypern Bankenkirse Proteste am 19.03.2013Foto: picture-alliance/dpa

Mungkin Angela Merkel sudah jenuh melihatnya. Dalam montase foto, ia ditampilkan dalam seragam Nazi atau dengan kumis Hitler. Sejak dimulainya krisis Euro, lawan makin sering membandingkan Jerman dengan Nazi. Juga di Siprus. Di depan parlemen di Nikosia beberapa hari lalu, ribuan orang memprotes rencana bayaran paksa nasabah bank dan banyak yang membawa plakat "anti Merkel." Misalnya bertuliskan "Merkel, kamu mencuri simpanan kami."

Banyak warga Siprus menuduh Jerman sebagai penyebab gagalnya rencana bantuan Uni Eropa yang Selasa (19/03/13) ditolak parlemen. Menteri keuangan dan Kanselir Jerman, seperti yang disebut-sebut politisi Siprus, memaksakan rencana membebani penabung kecil.

Aksi protes menjelang pemungutan suara Parlemen Siprus untuk rencana paket bantuan(19/3)Foto: AFP/Getty Images

Pemerintah Jerman memandangnya berbeda. Pemerintah Siprus menolak membebani penabung lebih besar. Karena itu paket bantuan Euro tidak bisa langsung mencapai solusi bersifat sosial, yakni pembebasan bayaran dan bayaran lebih rendah bagi penabung kecil (sampai 20 ribu Euro-red.)

Warga Siprus, menurut Andreas Armenakis dari perhimpunan Jerman-Siprus, merasa tersinggung atas tuduhan pencucian uang. Banyak yang sampai baru-baru ini tidak tahu, betapa besar ketergantungan negaranya dari arus uang. Namun kata Armenakis, "Jika solusi sudah ditemukan, semua akan kembali lebih tenang."

Takut Dominasi Jerman

Saat aksi protes paket penghematan di Yunani, Kanselir Merkel juga jadi sasaran kritik hebat. Ketika Merkel berkunjung ke Yunani untuk menetralisir suasana, demonstran memakai kostum seragam Nazi. Ketakutan dominasi Jerman di Yunani juga memiliki sejarah. Banyak penduduk tua Yunani masih ingat kekejaman pasukan Jerman saat PD II.

Harian Italia «Il Giornale» dengan judul berita Quarto Reich (03/8/2012)Foto: picture-alliance/dpa

Perdebatan krisis Euro beberapa bulan lalu juga membuat suasana di Italia panas. Sejumlah media menyerang Jerman. "Quarto Reich - Reich keempat" judul berita harian klan Berlusconi "Il Giornale." Dimana tampak gambar Angela Merkel dengan lengan kanan yang terangkat sedikit. Jerman dapat mengganti meriam dengan Euro, tulis pimpinan redaksi kala itu Alessandro Sallusti.

Silvio Berlusconi sendiri memakai kartu anti Jerman dalam kampanye pemilu awal tahun ini. PM Mario Monti dituduhnya patuh kepada Jerman, karena mengikuti politik penghematan dari Berlin. Sebaliknya ia "selalu menolak permintaan Jerman." Berlusconi mendapat sambutan. Kubunya meraih hampir 30 persen suara dan menempati posisi dua dalam pemilu.

Krisis Euro Mengubah Sikap Spanyol

Ketika Merkel tahun lalu berkunjung ke Spanyol, juga berlangsung protes. Demonstran memperingatkan Jerman yang dominan. "Tidak untuk Eropa yang kejermanan" antara lain tampak pada plakat protes. Di sejumlah plakat wajah Merkel digambari dengan swastika.

Sebetulnya di Spanyol, berbeda dengan di Yunani atau Italia, tak pernah ada sikap anti Jerman, ujar pakar politik Spanyol Fernando Vallespin. Spanyol memang tidak pernah dijajah Jerman. Spanyol selalu punya "pandangan yang ramah" terhadap Jerman.Tapi politik otoriter Merkel memicu kontroversi. "Ada keraguan besar." Setelah bertahun-tahun melakukan politik penghematan tanpa tanda-tanda berhasil, warga Spanyol kecewa. Tapi itu bukan masalah dengan warga Jerman melainkan dengan pemerintah Jerman.

Aksi protes di depan parlemen di Athena saat Merkel berkunjung ke Yunani (8/10/2012)Foto: picture-alliance/dpa

Meski banyak orang memandang kritis politik Jerman dalam mengatasi krisis, terutama warga muda di Eropa Tenggara tetap memandang Jerman menarik. Dengan tingginya tingkat pengangguran, permintaan kursus Bahasa Jerman meningkat. Banyak penganggur mengharap punya masa depan kerja di Jerman.