Jerman menggelar upacara peringatan resmi pada Minggu (18/04) untuk mengenang mereka yang meninggal akibat virus corona. DW menengok kembali ke setahun lebih sejak wabah menyebar di Jerman dan akibat yang ditimbulkannya.
Iklan
Di Jerman, hampir 80.000 orang telah meninggal akibat COVID-19. Kini, sudah lebih dari setahun sejak Jerman mengonfirmasi dua kematian pertama akibat virus corona pada 9 Maret 2020, yakni seorang perempuan berusia 89 tahun di kota Essen, dan pria berusia 78 tahun di Heinsberg, kota yang terdampak parah pada awal pandemi.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier memimpin upacara peringatan resmi di Berlin bagi mereka yang kehilangan nyawa akibat virus corona pada Minggu (18/04). Sebelumnya, pada awal tahun, Steinmeier menyarankan ide menempatkan lilin di jendela untuk mengenang mereka yang meninggal akibat virus corona.
Tidak ada kesempatan untuk mengucapkan perpisahan
Salah satu pengalaman paling menyakitkan di masa pandemi corona adalah saat tidak dapat mengunjungi kerabat yang dirawat di rumah sakit dan dalam kasus terburuk harus melihat mereka meninggal sendirian dari kejauhan.
Iklan
Direktur pemakaman Birgit Scheffler menceritakan pengalamannya melibatkan sesuatu yang hampir mustahil selama pandemi, yakni menghibur orang yang berduka sambil menjaga jarak.
Scheffler mencoba memberikan dukungan kepada kliennya di saat duka, serta membantu mereka agar dapat tegar.
Jerman secara khusus berusaha melindungi kaum lansia dan paling rentan terhadap virus corona karena tak hanya rumah sakit yang kewalahan, tetapi juga panti jompo.
Saat Jerman berhasil menekan jumlah kematian yang relatif rendah selama bulan-bulan pertama pandemi, situasinya berubah menjadi jauh lebih serius pada akhir tahun lalu. Salah satu wilayah yang paling terpukul adalah Sachsen.
Negara dengan Kuota Vaksinasi Corona Tertinggi di Dunia
Sejumlah negara ngebut melakukan vaksinasi corona untuk meredam pandemi Covid-19 secara efektif. Yang mengejutkan, sejumlah negara kecil mencapai kuota vaksinasi per kapita tertinggi di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/Geisler-Fotopress
Israel Terdepan
Israel berada di peringkat paling atas sebagai negara dengan kuota vaksinasi corona per kapita tertinggi sedunia. 96% dari seluruh populasi yang jumlahnya 8,6 juta orang minimal sudah mendapat dosis pertama vaksin (posisi 08/03/21). Sukses negara Yahudi itu untuk mengerem pandemi Covid-19 mendapat acungan jempol. Kini kehidupan publik berangsur normal, tapi prokes tetap dijalankan.
Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Uni Emirat Arab di Posisi Dua
Uni Emirat Arab (UEA) menyusul di posisi kedua dengan kuota vaksinasi per kapita mencapai 62 per 100 penduduk. Sekitar 6,8 juta dari lebih 9 juta penduduk UEA sudah mendapat vaksin corona dosis pertama. UAE menggunakan vaksin Sinovac buatan Cina untuk program vaksinasi massal gratis. Saat ini Dubai mulai "roll out" vaksinasi dengan vaksin buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Getty Images/AFP/K. Sahib
Inggris
Inggris mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita pada kisaran 31 per 100 orang. Dengan jumlah populasi hampir 86 juta orang, berarti lebih dari 28 juta warga Inggris sudah mendapat vaksin corona. Aktual ada tiga jenis vaksin yang digunakan, yakni buatan BioNTech-Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.
Foto: Victoria Jones/AFP/Getty Images
Amerika Serikat
Amerika Serikat juga ngebut memerangi pandemi Covid-19, setelah terganjal beberapa bulan oleh politik Trump. Aktual kuota vaksinasi per kapita mencapai 23,5 per 100 orang. Artinya hingga saat ini sudah lebih dari 76 juta dari total 331 juta populasi AS mendapat minimal satu dosis vaksin buatan BioNTech-Pfizer atau Moderna. Presiden terpilih Joe Biden mendapat vaksinasi sebagai aksi simbolis.
Foto: Tom Brenner/REUTERS
Serbia
Serbia, salah satu negara bekas Yugoslavia dengan populasi 7 juta orang juga ngebut dengan program vaksinasi massal. Kuotanya mencapai 22 per 100 orang (posisi 4/3/21) Menteri kesehatan Serbia, Zlatibor Loncar secara simbolis mendapat vaksinasi anti Covid-19 buatan Sinopharm, Cina di Beograd akhir Januari silam.
Foto: Nikola Andjic/Tanjug/ Xinhua News Agency/picture alliance
Chile
Negara kecil di Amerika Selatan, Chile juga melakukan vaksinasi massal dengan cepat. Negara dengan populasi sekitar 19 juta orang itu sudah mencapai kuota 19,2 per 100 penduduk. Presiden Sebastian Pinera mendaat suntikan vaksin perdana secara simbolis pertengahan Februari lalu di kota Futrono. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac buatan Cina.
Bahrain menjadi negara di kawasan Teluk berikutnya yang mencatatkan kuota tinggi vaksinasi corona dengan 17,8 per 100 orang. Registrasi vaksinasi di negara kecil berpenduduk sekitar 1,6 juta orang itu dilakukan menggunakan aplikasi mobile. Vaksinasi menggunakan dua jenis vaksin dalam program ini, yakni vaksin buatan Sinopharm dan buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Imago/Sven Simon
Denmark
Denmark negara kecil di Eropa dengan populasi 5,8 juta mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita 11 per 100 warga. Jika dilihat angka mutlaknya relatif kecil, hanya sekitar 600 ribu warga yang mendapat vaksinasi. Tapi dilihat dari kuota per total populasi angka itu cukup tinggi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat vaksin Sinovac buatan Cina saat memulai kampanye vaksinasi massal di Ankara pertengahan Januari silam. Saat ini kuota vaksinasi di Turki mencapai sekitar 11 dari 100 warga di negara dengan populasi 82 juta orang itu.
Foto: Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/REUTERS
Jerman
Jerman belakangan catat pertambahan kasus covid-19, menjadi lebih dari 2,5 juta orang dan lebih dari 72.000 korban meninggal. Walau vaksin BioNTech berasal dari Jerman, namun pembagiannya tergantung Uni Eopa. Jerman baru mencatat 7,9% vaksinasi corona bagi 83 juta penduduknya. Strategi vaksinasi dikritik sebagai amat lamban dan kurang efektif. Penulis Agus Setiawan (as/pkp)
Foto: Markus Schreiber/AP Photo/picture alliance
10 foto1 | 10
Petugas pemakaman sangat kewalahan, dan peti mati menumpuk di rumah duka. DW pun mengunjungi krematorium di Sachsen.
Situasi di rumah sakit dan unit perawatan intensif sangat kesulitan selama berbulan-bulan. Reporter DW Andrea Grunau mengamati hal ini saat mengikuti perawat Andrea Krautkrämer, yang bekerja di unit perawatan intensif di barat kota Koblenz.
"Anda melakukan segala daya Anda dan itu tidak cukup," katanya. "Anda berjuang dengan setiap pasien. Dan Anda berharap."
Sejak awal tahun, jumlah kematian di Jerman telah menurun. Ini bisa menjadi keberhasilan awal peluncuran vaksinasi di negara tersebut. Namun, jumlahnya sedikit meningkat lagi sejak Paskah.
Para ahli juga memperingatkan tentang meningkatnya jumlah infeksi, tempat tidur perawatan intensif yang semakin penuh dan Jerman mungkin masih akan melihat banyak orang meninggal akibat virus corona.