1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Perancis Capai Kesepahaman mengenai Politik Keuangan Uni Eropa

15 Juni 2010

Menghadapi melemahnya mata urang Euro dan kewajiban menjalankan paket stabilitas, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis, Nikolas Sarkozy mencapai sebuah kompromi hari Senin (14/8) di Berlin.

Kanselir JermanAngela Merkel (kiri) didampingi Presiden Perancis Nicolas Sarkozy ketika menghadiri konferensi pers di Berlin (14/06)Foto: apn

Sebenarnya Presiden Perancis Nikolas Sarkozy bermaksud datang ke Berlin pekan lalu, namun tiba-tiba rencana itu terpaksa dibatalkan. Penundaan itu bisa juga terkait dengan perbedaan pendapat antara Presiden Perancis dengan Kanselir Jerman, mengenai politik keuangan Uni Eropa.

Namun hari Senin (14/06) di Berlin, kedua kepala negara itu berhasil mencari jalan keluar dari ketidak-sepakatan tersebut. Kemungkinan besar karena kedua pemimpin ini mendatang tak ingin tampil di pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel, Belgia, sebagai penghambat. Keduanya ingin tampil sebagai motor perbaikan ekonomi. Presiden Sarkozy tidak menutupi, bahwa pembicaraan dengan Kanselir Merkel berjalan alot, namun di akhir pembicaraan itu kedua pihak cukup puas.

Dalam kompromi yang dicapai, tercatat kini bahwa ke depan seluruh 27 negara Uni Eropa akan lebih ketat menyelaraskan politik ekonominya. Tidak seperti usulan Sarkozy sebelumnya, yang menetapkan penyesuaian ini hanya untuk 16 negara anggota Uni Eropa yang menggunakan mata uang Euro.

Untuk itu, Sarkozy pernah mencanangkan dibentuknya sebuah sekretariat khusus, semacam rezim ekonomi yang akan mengatur dan menentukan kebijakan ekonomi Uni Eropa. Hal yang awalnya ditolak oleh Angela Merkel, tapi kemudian dikembangkan secara berbeda.

Kompromi kedua kepala negara terdapat pada keterangan tentang solusi fleksibel dan pragmatis. Karena dengan begitu dimungkinkan untuk mengadakan pertemuan darurat dengan hanya 16 pemerintahan apabila terjadi krisis, dan seandainya terlalu rumit bagi wakil ke-27 negara anggota untuk segera bertemu.

Adanya solusi seperti ini terbukti penting ketika menghadapi krisis ekonomi Yunani. Sarkozy pun tampak puas dengan kompromi ini, meskipun untuk sementara tidak akan dibentuk Badan Uni Eropa baru di Paris yang bisa mengimbangi Bank Sentral Eropa.

Sementara, saran bersama yang dinyatakan, meliputi mekanisme sanksi terhadap negara-negara Uni Eropa yang tidak mengatur anggaran belanjannya dengan baik. Misalnya, dengan mencabut hak suaranya di forum-forum penting.

Nina Werkhäuser/Edith Koesoemawiria

Editor: Hendra Pasuhuk

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait