1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Merkel: Jerman Perlu Aturan Penanganan COVID-19 Lebih Keras

8 Desember 2020

Kanselir Angela Merkel mengatakan tindakan penanganan COVID-19 saat ini tak akan bisa membuat Jerman ‘‘selamat‘‘ dari penyebaran virus selama musim dingin. Beberapa negara bagian bahkan menetapkan langkah lebih ketat.

Kanselir Jerman Angela Merkel
Walikota Berlin Michael Mueller (kiri), Kanselir Angela Merkel (tengah), PM Bayern Markus Söder (kanan)Foto: Markus Schreiber/AP/picture alliance

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada anggota Partai Kristen Demokrat (CDU) pada Senin (07/12) bahwa Jerman memerlukan tindakan yang lebih keras untuk memperlambat penyebaran COVID-19.

Merkel mengatakan daerah-daerah dengan tingkat penyebaran virus corona yang tinggi, diperlukan untuk memperketat pembatasan kontak sosial sebelum Natal.

Jerman berada dalam "situasi yang sangat sulit" dan tidak akan bisa "melewati musim dingin" dengan tindakan saat ini, menurut sumber-sumber yang tak ingin disebutkan namanya dari pertemuan CDU.

"Kita hanya akan diam di tempat dengan prinsip harapan," kata Merkel seperti dikutip oleh sumber tersebut. Merkel juga dilaporkan mengeluh tentang "terlalu banyaknya pembahasan tentang penjualan wine... daripada tentang perawat dan pengasuh."

Meskipun Jerman mendapat pujian sebagai negara yang baik dalam menangani pandemi di awal tahun ini, kini tingkat infeksi COVID-19 selama lebih dari sebulan terus meningkat.

Aturan yang lebih ketat di Bayern

Juru bicara Merkel, Steffen Seibert, sebelumnya menyambut baik langkah Bayern pada Minggu (06/12) untuk meningkatkan aturan lockdown-nya. Pemerintah negara bagian di München juga mengatakan akan membatasi pertemuan Malam Tahun Baru.

"Ini adalah hari-hari yang mengkhawatirkan," kata Seibert, sembari mencatat bahwa tingkat infeksi "tidak menurun" tetapi justru meningkat di beberapa daerah. Dia mengatakan Jerman "jauh dari kata membaik."

"Jelas dan juga perlu bagi masing-masing negara bagian untuk memikirkan tindakan mana yang dapat digunakan untuk mengekang infeksi baru," katanya, sembari menyebut pengetatan lockdown yang direncanakan Bayern mulai Rabu sebagai langkah yang "baik dan benar."

Perdana Menteri Negara Bagian Bayern Markus Söder pada Senin (07/12) mendesak para pemimpin federal dan negara bagian Jerman untuk mengadakan pertemuan tingkat nasional lainnya sebelum Natal, karena tingkat infeksi kasus virus corona di seluruh negeri masih tinggi. 

Perdebatan antar negara bagian

Namun, Perdana Menteri Negara Bagian Thuringia Bodo Ramelow dari partai Kiri menentang pembahasan baru sebelum masa liburan.

"Kita sudah punya peraturan hingga 10 Januari 2021," katanya kepada media Frankfurter Allgemeine Zeitung. "Semua orang tahu, apa yang harus dilakukan."

Merkel dan para pemimpin negara bagian telah sepakat pada pekan lalu untuk memperpanjang pembatasan hingga 10 Januari 2021. Fasilitas budaya dan olahraga serta restoran dan bar telah ditutup sejak awal November. Namun, sekolah dan toko-toko tetap buka. Jika sebelumnya ada pembatasan pertemuan orang, untuk masa Natal dan Tahun Baru ada pengecualian pertemuan hingga 10 orang.

Negara bagian timur Saxony mengumumkan akan mengadakan pertemuan pada hari ini, Selasa (08/12), untuk menyetujui aturan yang lebih ketat. Perdana Menteri negara bagian Hesse, Volker Bouffier, memperingatkan kemungkinan memberlakukan pembatasan jam malam.

Perbedaan aturan masing-masing negara bagian ini sudah biasa dalam sistem pemerintahan Jerman. Namun, sistem federal Jerman yang berarti bahwa negara bagian memiliki kelonggaran untuk menetapkan aturan mereka sendiri, kerap membuat tindakan terkoordinasi dari pusat menjadi lebih rumit.

pkp/rap (dpa, Reuters, AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait