1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Susun Peta Jalan 100 Langkah Bantu Warga Migran

Kathleen Schuster
10 Maret 2021

Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pemimpin negara bagian merampungkan penyusunan agenda 100 langkah untuk membantu kaum imigran berintegrasi ke dalam sistem pendidikan dan pasar kerja.

Konferensi online tentang integrasi warga migran
Konferensi online tentang integrasi warga migranFoto: Tobias Schwarz/Getty Images

Mendapatkan pekerjaan saja, belum mencukupi bagi warga asing untuk berintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Jerman. Itulah dasar pemikiran penyusunan "Peta Jalan 100 Langkah". Setelah diskusi hampir tiga tahun, pada hari Selasa (9/3) Kanselir Angela Merkel dan para pemimpin negara bagian serta kelompok masyarakat sipil mengumumkan 100 langkah sebagai bagian dari Rencana Aksi Nasional untuk Integrasi.

Program ini akan akan memperkenalkan relawan "pemandu integrasi" di bidang pekerjaan dan pendidikan. Gagasannya adalah, seorang relawan Jerman akan mendampingi warga migran yang perlu bantuan untuk memasuki dunia kerja atau dunia pendidikan yang diinginkan. "Kohesi sosial yang nyata membutuhkan lebih dari sekedar tidak adanya kebencian dan kekerasan," kata Angela Merkel di Berlin. "Itu membutuhkan juga toleransi dan keterbukaan satu sama lain", tegas kanselir Jerman itu.

Konferensi ini adalah sesi terakhir pertemuan pleno para pemangku kepentingan, sebelum Angela Merkel mengakhiri masa jabatannya bulan September tahun ini dan mundur dari politik. Merangkum pengalamannya tentang konsep integrasi selama memimpin Jerman, Merkel mengataka, pemerintahnya telah mempelajari dan menyadari bahwa " integrasi tidak hanya memengaruhi beberapa kelompok. Ini akan memengaruhi masyarakat Jerman secara keseluruhan."

Bahasa adalah salah satu hambatan utama warga migran mencari pekerjaanFoto: picture-alliance/Markus Scholz

Peta Jalan Pendampingan Warga Migran

Konferensi online ini dihadiri oleh sekitar 120 peserta, yang mewakili negara bagian, pemerintahan kota dan organisasi sipil. Ketua Komisi Integrasi, Annette Widmann-Mauz dalam konferensi pers usai pertemuan itu, menekankan pentingnya memastikan strategi integrasi yang efektif demi "mengamankan peran Jerman sebagai negara imigrasi modern yang kuat secara ekonomi untuk masa depan."

"Kita telah mencapai banyak hal selama beberapa tahun terakhir, dan sekarang kita harus melakukan segala daya agar pandemi corona tidak menjadi penyebab kemunduran untuk pencapaian itu,” katanya.

Diluncurkan pada 2018, Rencana Aksi Nasional untuk Integrasi bertujuan menyusun peta jalan integrasi pada tahun 2020-an. Sekitar 300 mitra, yang mewakili negara bagian, pemerintah kota, dan sekitar 75 organisasi migran terlibat dalam penyusunannya. Akhirnya tersusun 100 agenda yang dibagi dalam lima kategori dan berkisar dari langkah-langkah pra-integrasi hingga memperkuat kohesi sosial melalui pendidikan dan kegiatan sosial.

Fokus pada diskriminasi dan kekerasan

Diskriminasi adalah salah satu fokus utama pembicaraan hari Selasa. Merkel dan pembicara lain menekankan, serangan teror bermotif rasial seperti rangkaian pembunuhan tahun 2020 di Hanau atau pembunuhan oleh kelompok Neonazi NSU adalah kemunduran besar dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman di Jerman.

Bersamaan dengan pencegahan kekerasan, rencana aksi juga menyerukan perluasan upaya anti-diskriminasi, pelayanan pusat konseling yang dapat membantu warga migran, misalnya yang mengalami ujaran kebencian atau diskriminasi di tempat kerja karena etnis atau agama mereka.

Integrasi telah menjadi fokus banyak perdebatan sengit di Jerman dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar dipicu oleh arus masuk pengungsi antara 2015 dan 2019. Selama periode itu, Jerman menerima lebih dari 1,8 juta pemohon suaka, atau sekitar 75% dari semua permohonan suaka yang diajukan selama 10 tahun terakhir.

(hp/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait