Parlemen Jerman setujui usulan kabinet untuk ikut misi anti IS. Tentara Jerman tidak akan ikut bertempur. Mereka hanya akan jalankan misi sebagai pengintai.
Iklan
Parlemen Jerman, Bundestag dengan suara mutlak menyetujui misi anti Islamic State (IS) di Suriah. Namun tentara Jerman tidak akan ikut bertempur, melainkan hanya bertugas sebagai pengintai dalam misi internasional melawan IS. Untuk itu Jerman akan mengirim 1.200 tentara, pesawat pengintai Tornado dan sebuah kapal perang. Langkah Jerman ini diputuskan setelah adanya seruan Presiden Perancis Francois Hollade, yang menggalang kekuatan beberapa negara untuk bersama-sama melawan IS. Itu diupayakan Hollande setelah terjadinya serangan teror di Paris 13 November lalu.
Misi Jerman didukung dana 134 juta Euro. Dengan adanya persetujuan parlemen, dua jet pengintai Tornado sudah akan dikirimkan pekan depan ke markas militer Incirlik di Turki, sementara kapal perang Jerman sudah bergerak untuk bergabung dengan kapal induk Perancis, Charles de Gaulle.
"Tujuannya adalah memerangi dan meredam IS, dan menghancurkan tempat mereka bersembunyi dan kemampuan mereka untuk melancarkan operasi teror di seluruh dunia," demikian dikatakan Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen kepada wartawan di Berlin, Kamis kemarin, sebelum bertolak ke Ankara, Turki untuk membicarakan masalah logistik dan perincian lainnya.
Reaksi netizen
Sejumlah Netizen sudah memberikan reaksi atas keputusan Bundestag. Misalnya tweet yang mengedepankan bahwa tidak ada yang bertanya kepada rakyat Suriah sebelum mengirim tentara ke sana.
Ada juga yang merujuk pada perkataan jurubicara ikatan angkatan bersenjata Jerman, bahwa korban tewas juga bisa ada di pihak Jerman, karena itu penempatan berbahaya, walaupun Jerman tidak akan ikut bertempur.
Inggris sudah lancarkan serangan udara
Inggris juga ikut dalam serangan udara terhadap Islamic State (IS) di Suriah. Serangan pertama dilancarkan Kamis (03/12). Yang jadi sasaran adalah sebuah lahan minyak yang dikuasai IS. Serangan tersebut dilaksanakan hanya beberapa jam setelah parlemen Inggris menyetujui rencana yang diajukan PM Inggris David Cameron. Pernyataan serangan diberikan juru bicara Departemen Pertahanan Inggris Kamis, setelah sidang parlemen Rabu malam.
Serangan tersebut dilancarkan oleh empat jet tempur tornado, dan dipusatkan pada enam sasaran di lahan minyak Omar yang berlokasi di bagian timur laut Suriah. Dua jet pertama lepas landas sekitar pukul setengah dua belas malam waktu Inggris, dan dua berikutnya lepas landas sejam setelahnya. Tiap jet membawa tiga bom Paveway.
"Serangan itu adalah pukulan berat atas sumber minyak yang sangat penting bagi teroris Daesh," kata Menteri Pertahanan Michael Fallon, yang menggunakan sebutan Daesh bagi IS. Pemerintah Perancis menyambut baik serangan udara pertama Inggris tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah tanda solidaritas Eropa, sesuai janji yang diberikan setelah terjadinya serangan teror di Paris 13 November lalu.
Presiden Perancis, Francois Hollande sudah mengatakan sebelumnya, langkah Inggris dan Jerman jadi isyarat bahwa Eropa akan melangkah bersama menghadapi IS.
ml/yf (twitter, dpa, ap)
Inilah Aktor Utama Perang Suriah
Konstelasi konflik Suriah kini makin rumit. Perang dipicu ketidakpuasan rakyat atas rezim di Damaskus. Tapi di belakang layar juga ada negara lain yang ikut terlibat, baik yang punya kepentingan atau tunggangi konflik.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Kots
Bashar al Assad
Presiden Suriah ini bersama rezim di Damaskus adalah penyebab utama pecahnya perang saudara yang dimulai 2011. Rakyat yang tak puas atas kepemimpinannya 4 tahun silam menggelar berbagai aksi protes yang dijawab dengan tembakan peluru tajam. Sumbu peledak perang adalah tewasnya beberapa remaja yang menggambar grafiti anti Assad di tahanan aparat keamanan.
Foto: AP
Pemberontak Suriah
Mereka menamakan diri kelompok oposisi. Dalam kenyataanya mereka adalah kelompok militan yang punya berbagai agenda, dan kebetulan punya satu sasaran, yaitu menumbangkan rezim Bashar al Assad. Kelompok paling menonjol adalah Free Syrian Army, serta Front al Nusra yang merupakan cabang al Qaida di Suriah. Akibat perang saudara, 300.000 tewas dan lebih 12 juta warga Suriah mengungsi.
Foto: Reuters
Islamic State (IS)
Walaupun baru muncul awal tahun 2014, IS merupakan kelompok bersenjata paling kuat dan ditakuti. Kelompok Sunni ini didukung pakar militer bekas pasukan elit Saddam Hussein dari Irak. Anggotanya berdatangan dari berbagai negara Eropa. Kebanyakan anak muda, militan, radikal, dan punya keahlian di bidang militer maupun teknologi informatika. IS kini menguasai kawasan luas di Suriah dan Irak.
Foto: picture-alliance/Balkis Press
Arab Saudi
Merupakan negara pendukung kelompok pemberontak Sunni di Suriah. Arab Saudi terutama ingin menumbangkan rezim Assad dan meredam hegemoni penunjang kekuasaanya, yaitu Iran. Mereka sekaligus juga memerangi IS agar tidak semakin kuat. Riyadh punya kepentingan agar Suriah tidak runtuh, yang akan menyeret Libanon dan Irak serta seluruh kawasan ke situasi chaos.
Foto: picture-alliance/AP/Manish Swarup
Iran
Sebagai negara pelindung kaum Syiah, Iran mendukung milisi Hisbullah di Libanon yang bertempur membela rezim Al Assad. Iran juga mengirim tentara serta penasehat milternya ke Damaskus. Mula-mula kehadiran Iran tidak dianggap. Tapi perkembangan situasi menyebabkan pemain besar lainnya kini mulai merangkul pemerintah di Teheran untuk solusi krisis Suriah.
Foto: AP
Turki
Ankara takut terbentuknya negara Kurdistan di Suriah. Karena itu dengan segala cara hal ini hendak dicegah. Turki juga "melatih" pemberontak Suriah dengan dibantu biaya AS. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berseteru dengan Assad. Selain itu kaum Kurdi di Irak juga makin kuat karena mendapat dukungan Iran. Inilah yang membuat Turki mengerahkan militernya ke perbatasan atau melewatinya.
Foto: AP
Amerika Serikat
Keterlibatan Washington di kawasan dimulai 2003 dengan tumbangkan penguasa Irak, Saddam Hussein. Vakum kekuasaan picu runtuhnya Irak dan destabilisasi keamanan hingga ke Suriah. Kondisi ini yang juga ciptakan Islamic State (IS) yang mampu kuasai kawasan luas di Irak dan Suriah. AS juga membiayai pelatihan pemberontak "moderat" dengan dana 500 juta US Dolar, sebagian menyeberang ke Al Qaida.
Moskow dikenal sebagai pendukung rezim di Damaskus. Akhir 2015 Rusia memutuskan lancarkan serangan udara terhadap IS. Operasi militer ini memicu kecaman di kalangan NATO. AS dan Turki mengklaim serangan udara Rusia ditujukan ke kelompok pemberontak anti Assad. Insiden penembakan jet Rusia oleh militer Turki makin panaskan situasi.