Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier tandatangani undang-undang legalisasi pernikahan sejenis. Parlemen Jerman lewat voting sebelumnya setujui undang-undangnya. UU mulai punya kekuatan hukum tetap bulan Oktober 2017.
Iklan
Setelah disepakati parlemen dan ditandatangani presiden, undang-undang pernikahan sejenis harus dipublikasikan dalam buku perundang-undangan federal agar memiliki kekuatan tetap. Jurubicara kantor presiden di Berlin menerangkan, perlu waktu tiga bulan untuk penetapan kekuatan hukumnya. "Jadi undantg-undang mulai berlaku secara hukum mulai bulan Oktober 2017", tambah jubir kepresidenan Jerman.
Selama ini, Kanselir Jerman Angela Merkel selaku Ketua Umum partai konservatif CDU menolak usulan legalisasi pernikahan sejenis dengan alasan, pernikahan adalah "urusan antara seorang lelaki dan seorang perempuan".
Lalu dalam sebuah wawancara televisi Merkel secara mengejutkan menyatakan, menyetujui voting di parlemen tentang itu dan membiarkan anggota fraksinya "memutuskan sesuai nuraninya".
Segera setelah pernyataan Merkel tersebar lewat media, partai koalisi pemerintah SPD mendesak agar Bundestag secepatnya melakukan pemungutan suara tentang legalisasi pernikahan sejenis. Pihak oposisi Partai Hijau dan Partai Kiri langsung menyetujui usulan itu.
Legalisasi disambut baik banyak pihak
Reformasi UU pernikahan Jerman memberikan hak pernikahan penuh kepada pasangan sejenis, termasuk hak mengadopsi anak. Selama ini, pasangan sejenis tidak bisa menikah, dan hanya bisa mencatatkan status hidup bersama ke kantor catatan sipil.
Christopher Street Day (CSD) di Köln Rayakan Toleransi
Ratusan ribu orang meramaikan parade Christopher Street Day di kota Köln, Jerman. Digelar setiap minggu pertama bulan Juli, inilah pawai terbesar kaum LGBT di Eropa. Tema tahun ini: Toleransi.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Perjuangan anti diskriminasi
CSD di Köln adalah acara tahunan kaum LGBT yang terbesar di Eropa. Tahun ini, ada 85 kelompok yang ikut parade jalanan, ditonton ratusan ribu pengunjung. Penyelenggara dan peserta ingin menghilangkan diskriminasi dan stigma terhadap kaum LGBT.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Setiap awal Juli di Köln
Parade CSD mulai digelar di Köln tahun 1991 dan sejak itu diarayakan setiap tahun dengan pawai menyusuri jalan-jalan utama di pusat kota. Acara ini didukung oleh pemerintah Jerman dan pemerintahan lokal.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Kompensasi untuk korban Nazi
Pawai tahun ini juga mengenang para LGBT korban rejim Nazi Hitler. Ketika itu, orang LGBT dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi dan diharuskan memakai tanda pita hitam bagi perempuan dan pita merah muda bagi lelaki. Banyak yang kemudian dibunuh.
Foto: picture alliance/R. Goldmann
Pawai, pesta dan Konser musik
Pesta CSD di Köln dimulai dengan pawai dan berakhir dengan pesta besar dan konser musik di tempat-tempat publik. Tahun ini diramaikan dengan band Inggris, Erasure.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Bir melawan diskriminasi
Menteri Kehakiman Jerman, Heiko Maas, menengguk segelas bir khas Köln yang dinamakan "Kölsch". Pesan Maas dalam pidatonya: "Tidak ada lagi diskriminasi." Sebelum tahun 1994, homoseksualitas antara lelaki menurut UU Jerman dilarang. Parlemen Jerman tahun 1994 menghapus UU yang dikenal sebagai Paragraf 175 itu.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Jerman ijinkan pernikahan sejenis
Tahun ini, perayaan LGBT makin meriah karena parlemen Jerman baru saja mengesahkan pernikahan sejenis, akhir Juni 2017. Komite panitia CSD 2017 menuntut pemerintah Jerman secepatnya mengeluarkan peraturan pemerintah untuk prosedur pernikahan sejenis, agar segera dapat dilaksanakan di kantor-kantor catatan sipil.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Banjir sponsor dari kalangan bisnis
Banyak perusahaan yang sekarang ingin menjadi sponsor CSD Köln. Misalnya maskapai penerbangan Eurowings, dengan motto: "Bersama Kami Lebih Dekat ke Pelangsi". Hampir satu juta pengunjung CSD Köln bisa dicapai dengan promosi seperti ini. Untuk Eurowings bisnis yang menguntungkan.
Foto: picture alliance/dpa/H.Galuschka
Berawal dari New York
Tradisi pawai CSD berawal dari New York. Paawai ini mengenang insiden Kerusuhan Stonewall tahun 1969, ketika aktivis LGBT berkumpul di Stonewall Inn, sebuah bar di Christopher Street. Mereka menggelar protes menentang diskriminasi masa itu terhadap kaum LGBT. Ketika polisi memaksa mereka bubar, terjadi bentrokan dan kerusuhan. (Teks: Friedel Taube/hp,rn)
Foto: imago stock&people
8 foto1 | 8
"Jalan menuju kesetaraan kini terbuka," tulis tokoh Partai Hijau Renate Kuenast di akun twitter sebelumnya. Partai Hijau memang telah berkampanye dan memperjuangkan hak-hak kelompok LGBT selama puluhan tahun.
Tetapi tidak hanya kalangan oposisi yang bersorak dengan prakarsa baru itu. Dari partai CDU sendiri ada beberapa politisi yang terus terang mengakui mereka adalah homoseksual dan kini merayakan rencana legalisasi pernikahan sejenis. Namun kebanyakan politisi konservatif menolak hal itu.
Kanselir Angela Merkel dalam wawancara mengatakan, dia berubah pikiran setelah bertemu dengan pasangan lesbian yang merawat delapan anak asuh mereka dengan penuh kasih sayang.
Inilah Negara Islam yang Legalkan Gay dan Lesbian
Kendati legal, kaum gay dan lesbian di negara-negara ini tidak serta merta bebas dari diskriminasi. Tapi inilah negara-negara Islam yang mengakui hak-hak kaum gay dan lesbian.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Turki
Sejak kekhalifahan Utsmaniyah melegalkan hubungan sesama jenis tahun 1858, Turki hingga kini masih mengakui hak kaum gay, lesbian atau bahkan transgender. Namun begitu praktik diskriminasi oleh masyarakat dan pemerintah masih marak terjadi lantaran minimnya perlindungan oleh konstitusi. Namun begitu partai-partai politik Turki secara umum sepakat melindungi hak kaum LGBT dari diskriminasi.
Foto: picture-alliance/abaca/H. O. Sandal
2. Mali
Mali termasuk segelintir negara Afrika yang melegalkan LGBT. Pasalnya konstitusi negeri di barat Afrika ini tidak secara eksplisit melarang aktivitas homoseksual, melainkan "aktivitas seks di depan umum". Namun begitu hampir 90% penduduk setempat meyakini gay dan lesbian adalah gaya hidup yang harus diperangi. Sebab itu banyak praktik diskriminasi yang dialami kaum LGBT di Mali.
Foto: Getty Images/AFP/J. Saget
3. Yordania
Konstitusi Yordania tergolong yang paling maju dalam mengakomodir hak-hak LGBT. Sejak hubungan sesama jenis dilegalkan tahun 1951, pemerintah juga telah menelurkan undang-undang yang melarang pembunuhan demi kehormatan terhadap kaum gay, lesbian atau transgender. Pemerintah misalnya mentolelir munculnya cafe dan tempat hiburan di Amman yang dikelola oleh kaum LGBT.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Indonesia
Undang-undang Dasar 1945 secara eksplisit tidak melarang aktivitas seksual sesama jenis. Indonesia juga tercatat memiliki organisasi LGBT tertua di Asia, yakni Lambda Indonesia yang aktif sejak dekade 1980an. Kendati menghadapi diskriminasi, presekusi dan tanpa perlindungan konstitusi, kaum gay dan lesbian Indonesia belakangan tampil semakin percaya diri buat memperjuangkan hak mereka.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Rudianto
5. Albania
Kendati bermayoritaskan muslim, Albania dianggap sebagai pionir di tenggara Eropa dalam mengakui hak-hak kaum LGBT. Negeri miskin di Balkan ini juga telah memiliki sederet undang-undang yang melindungi gay dan lesbian dari praktik diskriminasi.
Foto: SWR/DW
6. Bahrain
Negara pulau di tepi Teluk Persia ini telah melegalkan hubungan sesama jenis sejak tahun 1976. Namun begitu Bahrain tetap melarang lintas busana di ruang-ruang publik. Terutama sejak 2008 pemerintah bertindak tegas terhadap pelanggaran aturan berbusana. Bahrain juga berulangkali dilaporkan mendakwa warga asing yang menawarkan layanan seksual sesama jenis di wilayahnya.
Foto: Getty Images
7. Palestina (Tepi Barat)
Resminya praktik hubungan sesama jenis masih dilarang di Jalur Gaza. Tapi tidak demikian halnya dengan Tepi Barat Yordan sejak dilegalkan tahun 1951. Ironisnya aturan yang melarang LGBT di Jalur Gaza tidak berasal dari pemerintahan Hamas, melainkan dari Inggris sejak zaman penjajahan.
Foto: Shadi Hatem
7 foto1 | 7
Merkel sebelumnya menentang pernikahan resmi pasangan sejenis karena kekhawatiran tentang "kesejahteraan anak" dalam keluarga dengan orangtua sejenis. Karena itu Partai CDU juga menolak pasangan sejenis mendapat hak adopsi anak.
Merkel selanjutnya mengatakan, dia ingin soal legalisasi pernikahan sejenis diputuskan di parlemen, dan setiap anggota parlemen dibebaskan untuk memutuskan sendiri berdasarkan nuraninya, tanpa perlu menuruti garis partai dan tanpa ada paksaan dari fraksi.
Kalangan pengamat menilai, Angela Merkel ingin menyingkirkan tema pernikahan sejenis dari kampanye pemilu untuk pemilihan parlemen 24 September mendatang.
Asia Perlahan Rangkul LGBT
Beberapa negara di Asia, perlahan mulai membuat langkah-langkah kecil dalam merangkul kalangan lesbian, gay, biseksual dan transjender(LGBT).
Foto: picture-alliance/dpa/R. B. Tongo
Taiwan
Mahkamah Konstitusi Taiwan membuka jalan yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Parlemen punya waktu dua tahun untuk ubah undang-undang yang sebelumnya melarang pernikahan sesama jenis. Keputusan itu menjadikan Taiwan sebagai negara Asia yang tergolong paling toleran bagi kelompok LGBT.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Chiang Ying-ying
Thailand
Thailand sejak lama dipandang sebagai benteng toleransi LGBT di Asia Tenggara. Negara ini telah mencabut larangan terhadap gay yang bertugas di militer. Sejak 1956, LGBT dilegalkan. Tidak ada larangan hukum untuk adopsi anak di antara pasangan gay. 2016, pasangan gay AS menangkan hak asuh atas bayi yang dilahirkan ibu penyewa rahim di Thailand, yang batal serahkan bayinya, saat tahu mereka gay.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Sangnak
Vietnam
Tahun 2013, Vietnam menghapus denda yang dikenakan pada pernikahan homoseksual dan mengizinkan pasangan sesama jenis untuk tinggal bersama. Dua tahun kemudian, Vietnam melegalkan pernikahan sesama jenis. Vietnam juga melegalkan pergantian kelamin bagi kalangan transjender.
Foto: picture-alliance/dpa
Cina
Menjadi gay tidak ilegal di Cina dan sejak tahun 2001, homoseksualitas sudah tidak lagi diklasifikasikan sebagai gangguan mental. Meski demikian, prasangka dan diskriminasi terhadap kaum LGBT masih terus berlanjut.
Foto: picture-alliance/dpa/Imagechina/Q. Peng
Jepang
Seks homoseksual legal sejak 1880, meski di masyarakat secara umum LGBT masih dianggap tabu. Pasangan gay menikmati hak serupa hetereseksual, seperti kemudahan untuk menyewa apartemen. Survei tahun 2015 dari Universitas Hiroshima Shudo: 51% dari 1.300 responden dukung perubahan undang-undang negara untuk mengizinkan pernikahan sesama jenis.
Foto: DW/S. Assimenios
Kamboja
Tidak ada hukum yang melarang aktivitas LGBT di Kamboja. Sejak 2003, aktivis mulai gelar acara merayakan hak LGBT, dengan festival film dan pameran seni.
Meski demikian, kritikus mengatakan bahwa kaum gay dan lesbian masih terpinggirkan secara sosial. Bahkan tahun 2007, Perdana Menteri Hun Sen mengatakan dia "kecewa" bahwa anak angkatnya adalah seorang lesbian.
Foto: Getty Images
Korea Selatan
Homoseksualitas tidak ilegal di Korea Selatan, namun tidak ada undang-undang yang melarang diskriminasi. Tahun 2013, seorang sutradara film gay dari Korea Selatan secara simbolis menikahi pasangan jangka panjangnya dalam upaya untuk menyampaikan pesan bahwa minoritas seksual harus diberi hak yang sama.
Foto: Reuters/K. Hong-Ji
Nepal
Berabad-abad berstatus monarki religius, Nepal merangkul demokrasi dan sekularisme. Meski berjuang melawan kemiskinan dan lemahnya infrastruktur, bangsa yang konservatif secara sosial dan mayoritas Hindu ini melangkah maju dengan mengakui hak-hak gay dan minoritas, menjadi negara Asia Selatan pertama yang melegalkan homoseksualitas tahun 2007.
Foto: picture alliance/AP
Israel
Israel merupakan negara pertama di Asia yang mengeluarkan peraturan anti-diskriminasi untuk LGBT. Israel sangat melindungi kaum minoritas ini. Pasangan LGBT dapat mengadopsi anak dan melakukan inseminasi buatan. Namun hal ini menggusarkan kelompok Yahudi konsevatif. Tahun 2015 pernah terjadi serangan terhadap parade gay di Israel. (Ed: ap/as/rtr/berbagai sumber)
Foto: picture-alliance/AP Photo/O. Balilty
9 foto1 | 9
Tekanan oposisi dan mitra koalisi
Sebelumnya, Partai Sosialdemokrat SPD, Partai Hijau, Partai Kiri (Die Linke) dan Partai Liberal FDP menetapkan dalam agenda pemilunya, mereka hanya akan masuk dalam koalisi pemerintahan, jika pernikahan sejenis disetujui.
Dengan berbalik menyetujui pernikahan sejenis, Angela Merkel membuka makin banyak opsi bagi partainya CDU untuk membentuk koalisi pemerintahan setelah pemilu. Namun dia tidak mengira, partai-partai lain akan menuntut voting di parlemen minggu ini juga.
Inilah Masjid Liberal Pertama di Jerman
Imamnya seorang perempuan dan tak berjilbab. Di masjid ini, laki laki dan perempuan salat di saf yang sama. Sunni, Syiah, anggota komunitas LGTBQ - kesemuanya diterima di masjid ini tanpa prasangka.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sohn
Dibidani pengacara kelahiran Turki
Seorang pengacara kelahiran Turki. Seyran Ates meresmikan "Masjid Liberal" ini di Berlin, Jerman. Dia mendeklarasikan diri sebagai imam perempuan di masjid ini. Berlatar belakang profesi pengacara, dia bertahun-tahun berjuang melawan kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan demi kehormatan dan pernikahan paksa.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sohn
Membantu kaum perempuan tertindas
Keluarga Seyran Ates pindah dari Turki ke Jerman saat ia berusia 6 tahun. Dia kuliah jurusan hukum dan bekerja sebagai pengacara di Berlin. Dengan dana sendiri, dia berhasil membuka kantor konsultasi untuk perempuan Turki. Seyran Ates yang kini berusia 54 tahun menjalani pendidikan sebagai imam. Tahun 2017, Seyran mewujudkan impiannya, membuka sebuah masjid di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
Potret keberagaman
Nama masjid itu: "Masjid Ibn-Ruschd-Goethe". Nama tersebut diambil dari nama pemikir Arab Ibnu Rusyd, yang juga dikenal sebagai Averroes (1126 - 1198) dan nama pemikir dan penyair Jerman Johann Wolfgang von Goethe. Lokasi masjid berada di lantai tiga gedung Gereja Protestan Sankt-Johannes-Kirche di kawasan Moabit, di ibukota Jerman. Di dekatnya ada rumah makan India dan Vietnam.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
Tak ada yang bernikab ataupun burka
Meski terbuka untuk umum, Islam yang dipraktikkan di Masjid Ibn-Ruschd-Goethe menurut pendirinya adalah Islam dengan pendekatan "historis-kritis". Tidak nampak, perempuan yang datang dengan nikab atau burka ke masjid ini. Menurut imam di masjid ini, nikab atau burka tidak banyak hubungannya dengan agama, melainkan lebih pada suatu pernyataan politis.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Gambarini
Dialog antar agama
Menurut Seyran, Islam harus mampu memperbarui dirinya. Karena makin banyak umat muslim yang kini merindukan Islam yang damai, yang memelihara dialog dengan agama-agama lain. Namun masjid dengan pemahaman semacam itu masih terlalu sedikit di Eropa.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sohn
Beribadah berdampingan
Tak seperti masjid pada umumnya, di sini laki-laki dan perempuan beribadah berdampingan. Imam perempuannya pun tidak mengenakan jilbab. Sunni, Syiah, anggota komunitas LGTBQ - semuanya diterima bersholat Jum'at di Masjid Ibn Rusyd-Goethe di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Gambarini
Dihujani kecaman
Begitu dibuka Juni 2017, keberadaan masjid ini langsung mendapat gempuran kritik. Surat kabar pro-pemerintah Turki, Sabah menyebutnya "tidak masuk akal" bahwa peribadatan berlangsung di sebuah gereja. Harian Pakistan mengkritik fakta bahwa perempuan berdampingan dalam satu saf dengan pria saat menjalankan sholat.
Foto: DW/S.Kinkartz
Siapa yang menjamin keamanan?
Pada hari pembukaan masjid, beberapa orang khawatir bahwa masjid tersebut dapat menarik para ekstrimis. Untuk menjaga keamanan, pengurus masjid menjalin kontak erat dengan polisi dan kantor jawatan kriminal negara bagian.
Foto: DW/S.Kinkartz
‘Salam, Ibu Imam‘
Imam Seyran Ates merupakan penulis buku "Selam, Frau Imamin" (Salam, Ibu Imam). Buku itu berisi kritik terhadap gejala radikalisme Islam di Jerman. Di buku itu, Seyran juga mengingatkan makna kebebasan beragama, kesetaraan hak antara lelaki dan perempuan dan hak atas orientasi seksual. Ironisnya, radikalisme berkembang, tapi umat Muslim berhaluan liberal tidak memiliki tempat di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Gambarini
9 foto1 | 9
Beberapa politisi CDU marah kepada mitra koalisinya, SPD, karena politisi teras SPD terus mendesak pemungutan suara secepatnya, didukung oleh partai-partai oposisi. Hampir dapat dipastikan, parlemen akan meloloskan legalisasi pernikahan sejenis dalam sidang hari Jumat (30/6).
Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan, lebih dari 80 persen warga Jerman mendukung pernikahan sejenis. Satu-satunya partai politik yang sekarang masih menolak pernikahan sejenis adalah partai polulis kanan "Alternative für Deutschland" (AfD).
hp/ (dpa, afp, ap)
Wajib Militer: Mimpi Buruk Transgender di Thailand
Dalam antrian perekrutan pria yang harus ikut wajib militer di Thailand selalu tampak sosok-sosok feminin. Mereka dari kelompok transgender yang tetap harus ikut wamil jika tak punya surat pembebasan.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Wajib milter semua pria di atas 21 tahun
Semua pria di Thailand yang telah berusia 21 tahun, diharuskan ikut wajib militer. Para transgender juga tak terkecuali. Thailand tak memperbolehkan warganya mengganti identitas jenis kelamin di kartu tanda penduduk, transgender yang tercatat lahir sebagai laki-laki tetap diwajibkan ikut wajib militer.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Mereka yang disebut 'kathoey'
Data Univesitas Hong Kong yang dikutip PRI menulis 1 dari 165 pria di Thailand menjadi transgender. Beberapa tahun silam, militer Thailand menganggap transgender mengalami gangguan kejiwaan. Namun setelah proses hukum di pengadilan, kini militer anggap tubuh mereka tidak konsisten dengan jenis kelamin mereka saat lahir. Kaum transgender bisa meminta surat pembebasan wamil.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Sertifikat bebas wamil
Pengecualian dari wajib militer ini hanya bisa diperoleh transgender yang sudah memiliki sertifikat pembebasan wajib militer yang diurus melalui proses hukum. Masalahnya tidak semua transgender memiliki surat pembebasan tersebut. Para aktivis hak asasi manusia terus berjuang agar transgender memperoleh pengakuan dari negara.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Tetap wajib hadir
Meski punya sertifikat pembebasan dari wajib militer, kaum transgender tetap harus datang di hari penyaringan wajib militer dan menunjukan surat pembebasan itu. Barulah para petugas percaya dan mereka tak harus ikut dalam penyaringan wamil. Sementara yang tak punya surat itu, tetap harus ikut dalam proses penyaringan.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Bersama-sama dengan pria
Penentuan wajib militer biasanya diadakan tiap bulan April. Karena banyaknya transgender di Thailand, sudah biasa terlihat para transgender yang tak punya surat pembebasan, berada di jejeran para pria yang antri dalam pemeriksaan kesehatan untuk ikut wajib militer. Sejumlah trangender mengaku sangat stres dengan kewajiban tersebut.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Pemeriksaan kesehatan
Banyak kaum transgender yang panik dalam penyaringan itu, antara lain karena dalam pemeriksaan kesehatan, pakaian mereka harus dilucuti. Seorang dokter akan membawa mereka ke ruangan tertutup atau di balik dinding. Dokter akan melihat apakah kaum transgender itu mengalami banyak perubahan fisik atau tidak.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Dipilih lewat lotre
Pendaftaran wajib militer di Thailand dilakukan dengan sistem undian. Di dalam guci tertutup mereka harus mengambil kartu. Ada dua jenis kartu di dalamnya. Kartu merah dan kartu hitam. Jika mendapat kartu merah, artinya mereka langsung langsung diproses untuk ikut wamil, sedangkan jika mendapat kartu hitam, mereka tak harus ikut wajib militer di tahun itu.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Dua tahun jalani tugas militer
Setiap tahunnya jumlah pria yang ikut wajib militer di Thailand sekitar 100 ribu orang. Mereka menjalani wajib milter selama dua tahun. Setelahnya, warga bisa kembali menjalani kehidupan biasa. Seorang warga dalam foto ini histeris, ketika berhasil lolos tidak harus menjalani wamil tahun ini.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Perjuangan mendapatkan pengakuan
Kanphitcha Sungsuk memegang foto masa kecilnya. Para pegiat HAM di Thailand terus berusaha agar transgender mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah. Jika perjuangan mereka berhasil, maka negara gajah putih itu akan mengikuti jejak India, yang 2014 telah memberi pengakuan pada jenis kelamin ketiga.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Hentikan diskriminasi !
Ronnapoom Samakkeekarom pegiat HAM Transgender Alliance for Human Rights menyerukan semua pihak agar berhenti memperlakukan transgender sebagai bahan lelucon, termasuk saat mereka antri wamil. Menurutnya para trangender ini merasa tertekan karena kerap didiskriminasi, dilecehkan dan mengalami tindak kekerasan. Ed: ap/as(bbg sumber)