Jerman Salip Jepang Jadi Ekonomi Terbesar Ketiga di Dunia
15 Februari 2024
Data ekonomi resmi Jepang menunjukkan bahwa negara ini telah tergelincir ke dalam resesi teknikal dan kini berada di belakang Jerman sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia.
Iklan
Jerman mengambil alih posisi Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, demikian menurut data resmi pada hari Kamis (15/02/2024).
Hal itu terjadi karena menurut angka-angka terbaru dari Tokyo, perekonomian Jepang tergelincir ke dalam resesi.
Data pemerintah menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Jepang untuk tahun 2023 mencapai 4,2 triliun dolar, sementara Jerman mencapai 4,5 triliun dolar menurut angka terbaru.
Yen merosot lebih dari 18% terhadap dolar pada tahun 2022 dan 2023. Ini termasuk depresiasi 7% tahun lalu, yang sebagian terjadi karena Bank of Japan (BOJ) mempertahankan suku bunga negatif.
Sementara untuk euro yang digunakan di Jerman, kurang lebih stabil terhadap dolar secara keseluruhan pada periode yang sama.
Peringkat Negara Paling Dermawan Sedunia
Organisasi bantuan Charities Aid Foundation merilis daftar negara yang paling dermawan dan gemar berbagi. Posisi Indonesia melorot tajam. Temuan CAF itu juga tidak menjamin korelasi antara kekayaan dan sifat murah hati.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Myanmar
Negeri yang baru terbebas dari junta militer ini mencatat skor tertinggi dalam kesediaan menyumbangkan uang. Sedikitnya 92% penduduk Myanmar rajin memberikan uang buat kaum papa dan 55% diantaranya gemar meluangkan waktu untuk kegiatan sosial secara sukarela. Padahal Bank Dunia menempatkan Myanmar dalam level negara berpenghasilan menengah bawah.
Foto: DW/S. Hofmann
2. Amerika Serikat
Tahun lalu Amerika Serikat masih mencatatkan diri sebagai bangsa paling dermawan di dunia. Tapi kini negeri paman sam itu harus menyerahkan tempat kehormatan itu kepada negara berkembang di ASEAN. Satu-satunya indikator yang menempatkan AS di posisi teratas adalah kesediaan membantu orang tak dikenal (76%), yang merupakan skor tertinggi di daftar 10 besar World Giving Index.
Foto: imago/CHROMORANGE
3. Selandia Baru
Selandia Baru mencuat berkat kesediaan yang tinggi untuk menyumbangkan uang (73%) dan membantu orang tak dikenal (65%). Sementara dalam hal bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial, negeri kepulauan ini mencatat skor 45%.
Foto: Sandra Mu/Getty Images
4.Kanada
Kanada adalah negara industri lain yang masuk dalam daftar sepuluh besar negara paling dermawan. Negeri di utara Amerika ini mencatat skor 69% untuk kesediaan membantu orang tak dikenal, 67% untuk menyumbangkan uang dan 44% untuk bekerja secara sukarela.
Foto: Mehrnaz Barirani
5. Australia
Kebijakan imigrasinya yang ketat membuat Australia sering dipandang sebagai negara kaya yang enggan membagi kemakmurannya. Tapi tudingan itu disanggah oleh Indeks Kedermawanan 2015. Dalam daftar ini Australia mencatat skor 66% buat kesediaan membantu orang tak dikenal, 72% untuk sumbangan uang demi kegiatan sosial dan 40% untuk kerelaan bekerja tanpa dibayar.
Foto: Matthew Samson
6. Inggris
Inggris termasuk satu dari lima negara G20 yang berada di posisi 20 besar. Ketika negara kepulauan itu mencatat kesediaan besar buat menyumbangkan uang demi kegiatan sosial (75%) dan membantu orang tak dikenal (63%), cuma segelintir penduduk yang mau meluangkan waktu untuk bekerja sukarela di kegiatan sosial (32%).
Foto: picture alliance / dpa
7. Belanda
Serupa seperti Inggris, penduduk Belanda tergolong dermawan memberikan sumbangan berupa uang (73%) atau membantu orang tak dikenal (59%). Tapi hal yang sama tak berlaku jika menyangkut bekerja secara sukarela buat kegiatan sosial (36%).
Foto: picture-alliance/Ton Koene
8. Sri Lanka
Kendati tergolong miskin, Sri Lanka merupakan langganan dalam daftar 10 besar negara paling dermawan sedunia. Tahun ini negara pulau di Samudera Hindia itu berada di posisi delapan, mencatat skor tertinggi dalam hal membantu orang tak dikenal (60%). Sedangkan dua indikator lain menempatkan Sri Lanka di posisi tengah, yakni kesediaan memberikan sumbangan uang (59%) dan bekerja sukarela (48%).
Foto: Getty Images/AFP/L. Wanniarach
9. Irlandia
Irlandia termasuk segelintir negara di 20 besar yang mencatat kemunduran. Kendati begitu negara di utara Eropa itu tetap mendarat di posisi sembilan, dengan 67% penduduk rajin menyumbangkan uang dan 59% lainnya terbiasa membantu orang tak dikenal. Cuma dalam hal kesediaan meluangkan waktu buat bekerja secara sukarela saja Irlandia masih mencatat skor rendah, yakni 41%.
Foto: Getty Images
10. Malaysia
Berbeda dengan Irlandia, jiran Malaysia merupakan negara yang paling banyak mencatat kemajuan dalam Indeks Kedermawanan 2015. Sebanyak 62% penduduk mengaku tidak jengah membantu orang tak dikenal, sementara 58% yang lain rajin menyumbangkan uang dan 37% terbiasa bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
22. Indonesia
Sejatinya sifat gemar berbagi adalah ajaran nenek moyang Indonesia. Tapi tahun ini posisi Indonesia merosot dan terlempar dari daftar 20 besar. Ketika 68% penduduk rajin memberikan uang buat kaum yang tak mampu, cuma 38% yang bersedia membantu orang tak dikenal dan 32% yang bersedia bekerja untuk kegiatan sosial tanpa dibayar.
Foto: picture alliance/dpa/A. Rante
11 foto1 | 11
India siap salip Jerman dan Jepang?
Ekonomi Jerman dan Jepang menghadapi masalah utama yang kurang lebih sama yaitu kekurangan tenaga kerja, penurunan angka kelahiran, dan populasi yang menua, tetapi Jepang tampaknya menghadapi masalah yang lebih parah dibanding Jerman.
Iklan
Data menunjukkan bahwa meskipun ekonomi tumbuh 1,9% secara keseluruhan, tahun lalu ekonomi Jepang mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
Kontraksi dua kuartal berturut-turut biasanya dianggap sebagai definisi resesi teknis.
Selama bertahun-tahun, Jepang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah AS, sampai akhirnya disalip oleh Cina pada tahun 2010.
Dan India, negara dengan mayoritas 1,4 miliar penduduknya berusia di bawah 35 tahun, dan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, diproyeksikan akan melompati Jerman dan Jepang untuk menjadi yang terbesar ketiga di dunia di belakang Amerika Serikat dan Cina, mungkin dalam waktu dekat.
Baik Jepang, dengan populasi sekitar 125 juta orang, dan Jerman yang jauh lebih kecil dengan populasi sekitar 83 juta orang, dikenal di seluruh dunia sebagai pengekspor barang-barang manufaktur kelas atas, dengan contoh yang paling jelas adalah sektor otomotif.
Perkiraan BOJ bisa berubah?
Data terbaru dari Jepang ini kemungkinan besar akan mempengaruhi perkiraan BOJ yang sebelumnya menyebut bahwa kenaikan upah akan mendorong konsumsi dan memungkinkan bank sentral untuk menghentikan stimulus.
"Ada risiko bahwa perekonomian dapat menyusut lagi pada kuartal Januari-Maret karena melambatnya pertumbuhan global, lemahnya permintaan domestik, dan dampak dari gempa bumi di Jepang bagian barat," kata Takuji Aida, kepala ekonom Credit Agricole, kepada kantor berita Reuters.
"BOJ dapat dipaksa untuk menurunkan secara tajam perkiraan PDB-nya yang cerah" untuk tahun 2023 dan 2024, tambahnya.
Meski begitu, beberapa analis mengatakan bahwa pasar tenaga kerja Jepang yang ketat dan rencana belanja perusahaan yang kuat, telah membuat rencana BOJ untuk keluar dari kebijakan moneter yang sangat longgar tetap bertahan.
"Meskipun kontraksi kedua berturut-turut dalam PDB di Q4 akan menunjukkan bahwa ekonomi Jepang sekarang dalam resesi, survei bisnis dan pasar tenaga kerja menceritakan kisah yang berbeda," kata Marcel Thieliant, kepala Asia-Pasifik di Capital Economics, kepada Reuters.
"Bagaimanapun juga, pertumbuhan akan tetap lesu tahun ini karena tingkat tabungan rumah tangga telah berubah menjadi negatif," tambahnya.