Jerman Sambut Kesepakatan Atom Iran
25 November 2013"Kami akhirnya melangkah lebih dekat lagi pada tujuan utama kami, mencegah Iran memiliki sejata nuklir", kata Menlu Jerman Guido Westerwelle. Setelah perundingan bertahun-tahun, Iran akhirnya menyepakati perjanjian pengawasan program nuklir. Kesepakatan itu akan berlaku selama enam bulan. Setelah itu akan dibahas kesepakatan lanjutan.
Politisi CDU Ruprecht Polenz dalam wawancara dengan DW menerangkan, kesepakatan yang baru ini memberi waktu lebih banyak untuk membahas masalah-masalah mendesak selanjutnya. "Iran menyepakati banyak hal untuk enam bulan mendatang, terutama menyetujui untuk menerima inspeksi atom. Jadi semua kesepakatan itu bisa diawasi."
Politisi Partai Hijau Omid Nouripour juga menyambut kesepakatan itu sebagai sebuah terobosan besar. Ini bukan berarti bahwa konflik atom dengan Iran sudah selesai. Tapi ini merupakan langkah penting dalam kerjasama internasional. "Ini merupakan terobosan besar, karena sampai dua tahun lalu, orang belum bisa membayangkan mereka (kelompok 5+1 dan Iran) bisa duduk bersama dan melakukan perundingan".
Menurut Nouripour, perkembangan baru di Iran terutama didorong dengan terpilihnya Presiden Rouhani sebagai presiden. Selain itu, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Obama juga menjadi lebih terbuka untuk mendekati Iran.
Selanjutnya Omid Nouripour menjelaskan, Jerman ikut memainkan peran penting sebagai penengah dalam konflik atom Iran. "Jerman memainkan perannya dengan baik, untuk tetap mempertemukan Rusia dan Cina di satu pihak, dan Amerika di pihak lain." Eropa, yang sering terpecah dalam politik luar negeri, juga tampil dengan satu suara mendukung kesepakatan dengan Iran.
Menguntungkan pengusaha Jerman
Tujuan utama Iran menerima kesepakatan atom adalah agar sanksi terhadap negaranya diperlonggar. Negara-negara barat setuju meringankan sanksi terhadap Iran misalnya dalam sektor otomotif dan kimia. Maskapai penerbangan Iran juga akan mendapat pasokan suku cadang untuk pesawat mereka.
Politisi CDU Ruprecht Polenz menerangkan, pelonggaran sanksi terhadap Iran bisa menguntungkan para pengusaha di Jerman. "Sampai saat ini, Jerman ikut secara total dalam sanksi terhadap Iran. Kalau sekarang ada pelonggaran, otomatis akan menguntungkan bisnis dengan Iran." Namun sanksi dalam perdagangan minyak dan dalam transaksi keuangan masih tetap dipertahankan, "sampai ada kesepakatan yang permanen", kata Polenz.
Politisi Partai Hijau Omid Nouripour optimistis, Iran akan menaati kesepakatan yang dicapai saat ini. "Kesan saya, Iran sangat serius, karena kepentingan mereka juga sekarang berubah." Ruprecht Polenz melihatnya lebih kritis. Dalam beberapa bulan mendatang ini, orang akan memperhatikan apakah Iran benar-benar memenuhi kesepakatan itu, atau hanya mengulur waktu. Presiden Rouhani sudah melakukan langkah pertama, tapi Jerman berharap akan ada langkah-langkah selanjutnya. Jerman juga ingin melihat perkembangan di luar masalah atom, "misalnya perbaikan situasi hak asasi manusia", tandas Polenz.