1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Jerman Butuh Imigran

Klaus Ulrich8 Januari 2014

Masuknya imigran dari negara Uni Eropa yang paling miskin, Bulgaria dan Rumania ramai didiskusikan di Jerman. Apa mereka datang karena miskin atau mereka akan hidupkan pasar tenaga kerja?

Altenpflegerinnen aus Bosnien in Deutschland
Dua perawat orang tua di Jerman, yang berasal dari Eropa Timur.Foto: DW/B. Fazlagic-Sestic

Tahun 2013 berakhir dengan harapan baik adanya perbaikan di pasaran tenaga kerja Jerman. Jumlah pengangguran bertambah hanya sedikit dibanding tahun-tahun lalu di waktu sama. Sekarang kuota pengangguran 6,7%.

Situasi cukup baik di pasaran tenaga kerja ini mencerminkan kemampuan inovasi tinggi ekonomi Jerman. Demikian dijelaskan pakar ketenagakerjaan Gerhard Bosch dari Universitas Duisburg-Essen, dalam bincang-bincang dengan DW. Di samping ekspor yang melejit, kesenangan warga Jerman untuk berbelanja naik akibat perbaikan gaji.

Investasi dan Jumlah Pengangguran

"Tapi masalahnya, di tahun 2013 tidak banyak investasi, karena perusahaan khawatir akan situasi jangka panjang", kata Bosch. Tetapi dengan diambilnya keputusan pemerintah baru, perbaikan akan ada, karena lebih banyak dana akan dikucurkan bagi infrastruktur dan pendidikan. Konsumsi barang juga akan bertambah karena penambahan uang pensiun dan upah minimal.

Pekerja musiman yang memanen asparagus di daerah BrandenburgFoto: picture-alliance/dpa

Pakar Badan Tenaga Kerja di Nürnberg memperkirakan 2014 jumlah pengangguran akan menurun sedikit, sampai rata-rata 2,9 juta. Sedangkan Institut Perekonomian Jerman, yang dekat dengan pihak perusahaan skeptis. Memang jajak pendapat di antara ikatan besar ekonomi Jerman pada pergantian tahun menunjukkan, situasi keseluruhan cukup baik. Kata kepala institut, Michael Hüther. Tetapi pekerjaan baru tidak tercipta, paparnya.

Debat Soal Imigran

Badan Tenaga Kerja Jerman tidak khawatir akan kemungkinan bertambahnya pencari kerja dari Bulgaria dan Rumania, setelah pasar tenaga kerja Jerman resmi terbuka juga bagi warga dari kedua negara tersebut 1 Januari 2014. Di tahun-tahun lalu, sudah banyak orang dari sana yang bekerja di Jerman. Baik sebagai pekerja musiman di sektor pertanian, maupun di bidang kesehatan, perawatan dan tata boga, yang sangat kekurangan pekerja.

"Sebagian besar warga Bulgaria dan Rumania yang tinggal di Jerman adalah imigran pekerja, bukan imigran miskin," kata Herbert Brücker dari Institut untuk Pasaran Tenaga Kerja dan Penelitian Profesi. Sementara Martin Wansleben, kepala Kamar Dagang Industri dan Perdagangan Jerman (DIHK), memperingatkan kerugian ekonomi akibat debat aktual soal imigran.

Wansleben memaparkan, akibat perkembangan demografi, Jerman perlu 1,5 juta tenaga kerja berkualifikasi tinggi dari luar negeri dalam tahun-tahun ke depan. Mereka akan membantu memastikan perkembangan ekonomi dan menstabilkan sistem sosial. Menurut Wansleben, diskusi aktual menunjukkan masih banyak langkah yang harus diambil dalam hal ini. Semua pihak, termasuk politik, gereja, pemberi kerja dan lainnya harus mengembangkan kebudayaan menyambut baik imigran.

Kanselir Angela Merkel bersama sejumlah pekerja asing yang sedang mengikuti pelatihan dan program integrasi di Jerman.Foto: Getty Images

Peluang bagi Integrasi

Sekitar 155.000 warga Rumania dan Bulgaria kini bekerja di Jerman. Kuota pengangguran pendatang dari negara itu lebih sedikit, dibanding imigran dari negara lain. Karena sekarang bisa bekerja di berbagai bidang, kesempatan berintegrasi bagi mereka jadi lebih besar, tandas Heinrich Alt, dari dewan pimpinan Kantor Tenaga Kerja Jerman.

Namun demikian Heinrich Alt, yang bertanggungjawab di bidang 'job center' yang juga mengurus jaminan sosial, tidak menyangkal adanya masalah. Karena imigran dari kedua negara itu terkumpul di daerah-daerah tertentu, yakni Duisburg, Dortmund, Berlin, Mannheim, dan Offenbach. Di sana timbul masalah, dan yang tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah daerah.

Sekitar 10 sampai 20% imigran dari Bulgaria dan Rumania bekerja di daerah yang masalahnya banyak. Tetapi mereka tidak mendapat tunjangan. Di lain pihak, pendapatannya juga tidak dikenakan potongan asuransi sosial. Namun demikian, dilihat secara keseluruhan, pekerja dari Rumania dan Bulgaria memberikan kontribusi bagi dana pensiun dan sistem asuransi serta tunjangan pemerintah Jerman. Demikian ditegaskan Herbert Brücker, dari Institut untuk Pasaran Tenaga Kerja dan Penelitian Profesi.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait