1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Gerak Cepat Deportasi Pengungsi

23 Oktober 2015

Jerman siap deportasi cepat pengungsi yang ditolak permohonan suakanya. Aturan baru mempercepat proses permohonan suaka. Krisis pengungsi juga memicu naiknya kasus serangan bermotif rasisme di Jerman.

Symbolbild Abschiebung
Foto: picture-alliance/dpa/Seeger

Paket Hak Suaka yang baru saja disepakati pemerintah Jerman, akan diterapkan secepatnya. Mulai 24 Oktober 2015 pengungsi yang ditolak permohonan suakanya akan dideportasi secepatnya keluar Jerman. Selain itu pemerintah akan mempercepat proses permohonan suaka. Untuk memperlancar tindakan, Berlin mempertimbangkan penggunaan pesawat militer Transall untuk mengangkut balik pengungsi ke negara asalnya, demikian laporan media-media Jerman.

Koordinator nasional masalah pengungsi, Peter Altmeier mengkonfirmasi laporan media itu. “Kami menghendaki pemohon suaka yang ditolak, dan tidak memiliki lagi klaim untuk berada di Jerman, dideportasi dengan lebih cepat dan lebih baik lagi, tahun ini juga“, tegas Altmeier. Media melaporkan Jerman yang kini dalam situasi darurat dipaksa untuk mempercepat aturan yang lebih tegas.

Mulai pekan depan akan dilakukan deportasi besar-besaran. Tindakan deportasi tidak akan diumumkan secara terbuka lagi seperti saat ini, karena terbukti memberi kesempatan kepada pengungsi untuk menyembunyikan diri. Kebanyakan pengungsi yang diusir dimasukan kategori "pengungsi ekonomi“ yang datang dari kawasan bekas Yugoslavia.

Serangan rasisme marak

Sementara itu, aksi kekerasan terhadap para pengungsi dan pemohon suaka di Jerman dilaporkan juga terus meningkat. Hingga bulan September silam tercatat lebih 500 serangan kekerasan bermotif rasisme, yang berarti kasusnya naik sekitar 50 persen dibanding tahun silam.

Dalam razia terhadap kelompok ekstrim kanan di kota Bamberg Kamis (22/10), polisi menyita sejumlah bahan peledak. Diperkirakan kelompok neonazi itu akan melancarkan serangan pembakaran terhadap tempat penampungan pengungsi.

Serangan pembakaran tempat penampungan pengungsi seperti di Weissach ini makin kerap terjadiFoto: picture-alliance/dpa/SDMG/Friebe

Krisis pengungsi juga memicu sentimen negatif terhadap kebijakan "Refugees Welcome" dari kanselir Angela Merkel. Makin banyak rakyat awam mendukung gerakan kelompok radikal kanan yang anti warga asing dan anti Islam seperti Pegida. Pekan ini, aksi demo Pegida di kota Dresden didukung lebih 20.000 warga. Padahal sebelumnya pamor gerakan ini mulai pudar, dan hanya ratusan orang yang mendukung aksi demo.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan belum lama ini menunjukkan, hampir dua pertiga responden meminta pembatasan jumlah kuota pengungsi. Responden menganggap pengungsi lebih sebagai risiko ketimbang sebagai peluang. Jerman saat ini menampung lebih 300.000 pengungsi dan jumlahnya diprediksi akan naik hingga satu juta pengungsi hingga akhir tahun ini.

Pulang sukarela

Harian Jerman Die Welt melaporkan jumlah pengungsi dan pemohon suaka yang secara sukarela pulang kembali ke daerah asalnya pada tahun 2015 ini hingga bulan September, tercatat 22.400 orang. Sementara itu dalam kurun waktu yang sama sebanyak 11.500 pengungsi yang ditolak permohonan suakanya dideportasi secara paksa. Die Welt juga mengungkapkan, banyak pengungsi yang terpaksa balik kembali ke negaranya, tapi tidak tercatat dalam statistik.

Kursus integrasi antara lain belajar bahasa masih handapi kendalaFoto: picture-alliance/dpa

Juga terdapat kesulitan mengintegrasikan pemohon suaka ke dalam masyarakat. Jumlah lembaga kursus bahasa yang gratis masih harus ditingkatkan. Juga seringkali kursus integrasi bukan jaminan bawhwa imigran bisa diterima dengan cepat dalam masyarakat. Tahun ini tercatat 190.000 pengungsi yang ikut kursus integrasi. Anggaran untuk itu menurut laporan media mencapai jumlah 1,4 milyar Euro.

As/vlz(dpa,rtr,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait