Masuki Musim Dingin, Jerman Siapkan Upaya Redam COVID-19
12 November 2021
Wakil Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan langkah-langkah pencegahan yang lebih berat di tengah peningkatan kasus. Pemerintah negara bagian juga akan membahas upaya lanjutan dalam mengatasi gelombang keempat COVID-19.
Iklan
Wakil Kanselir Olaf Scholz pada Kamis (11/11) mengatakan Jerman harus menerapkan langkah-langkah baru untuk bertahan selama musim dingin dalam menghadapi penyebaran virus corona. Upaya ini muncul setelah terjadinya peningkatan kasus harian yang cukup tinggi.
"Kita harus membuat negara kita bertahan selama musim dingin," kata Scholz, yang juga merupakan menteri keuangan dan calon pengganti Kanselir Angela Merkel. "Yang kita butuhkan sekarang adalah negara bersatu dalam satu tujuan, sehingga kita bisa melewati musim dingin ini."
Jerman melaporkan pada Kamis (11/11), ada lebih dari 50.000 kasus baru infeksi virus corona. Angka tersebut merupakan rekor harian baru. Sebelumnya, satu minggu lalu, jumlah kasus mencapai lebih dari 33.000.
"Virus itu masih ada di antara kita dan mengancam kesehatan warganya," kata Scholz, seraya menambahkan bahwa para pejabat harus terus menegakkan langkah-langkah pencegahan, seperti penggunaan masker dan protokol kesehatan.
Imbauan tetap waspada
“Sejauh ini belum banyak warga yang memanfaatkan peluang vaksinasi, sehingga kita harus terus berhati-hati,” tambahnya.
Dia menyampaikan pendapat dalam debat Bundestag mengenai usulan amandemen Undang-Undang Perlindungan Infeksi, yang memungkinkan para pejabat untuk menerapkan langkah-langkah seperti penguncian dan penutupan perbatasan.
Scholz juga menyerukan kampanye yang lebih luas untuk vaksinasi. "Semua harus dilakukan untuk memastikan jutaan warga mendapat vaksinasi booster, minggu ini dan bulan depan," katanya.
Pusat vaksinasi juga harus dibuka kembali dan "dibiayai oleh dana federal" untuk dapat memberikan vaksinasi pertama dan booster.
Kisah Perempuan Tangguh Relawan Pengurus Jenazah Korban Covid-19
Liezha Yuvita Sikku adalah salah satu dari sedikit perempuan relawan yang mengurus dan memakamkan korban COVID-19. Ia ingin membayar nikmat kehidupan yang masih dimiliki.
Foto: Privat
Selalu siap sepanjang waktu
Liezha Yuvita Sikku (32) di Klaten, Jawa Tengah, terjun sebagai salah satu relawan pemusalaraan jenazah dan pemakaman korban COVID-19. Perempuan yang dipanggil Vita ini mengatakan tugasnya tidaklah mudah. Memakai APD saja menurutnya bisa memakan waktu 30 menit sampai 1 jam. Dalam foto, Vita (kiri) baru saja selesai memakai perlengkapan APD sambil bercakap dengan rekannya.
Foto: Privat
Membayar nikmat kehidupan dari Tuhan
Vita menjadi satu dari sedikit relawan pemulasaran Jenazah Covid-19 di Kabupaten Klaten. Dalam sebuah status di instagramnya, ia mengatakan bahwa menjadi relawan dan mengurus jenazah terpapar COVID-19 adalah cara membayar nikmat kehidupan yang diberikan oleh Tuhan kepadanya yang masih bernyawa.
Foto: Privat
Tidak pilih-pilih penugasan
Vita melakukan semua penugasan, termasuk selalu siap ketiga dipanggil di tengah malam atau bahkan dini hari. Dia tidak hanya mengurus jenazah sebelum dimasukkan ke dalam peti, tetapi juga ikut memakamkan dan mendoakan jenazah tersebut.
Foto: Privat
Tetap bekerja mengelola website
Menjadi relawan dengan jam tugas yang tidak menentu, tidak hanya tengah malam tetapi juga sampai dini hari, tidak menjadikan Vita melupakan tugasnya sebagai pengelola website di Balai Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Di siang hari, dia tetap berkantor sesuai jam kerja.
Foto: Privat
Satu dari sedikit relawan perempuan
Vita adalah satu dari sedikit relawan perempuan untuk mengurus jenazah korban pandemi di desanya, bahkan di tingkat kabupaten. Meski begitu, dia mengaku diperlakukan sama dengan relawan lainnya dan tidak ada diskriminasi. Di foto, Vita (kanan tengah) sedang berkoordinasi dengan sesama rekan yang kebanyakan adalah laki-laki.
Foto: Privat
Bertugas di dapur umum
Tidak hanya bertugas di pemulasaraan jenazah. Ibu dua orang anak ini juga berperan di dapur umum seperti berbelanja dan memasak untuk rekan-rekan relawan di Forum Relawan Klaten Selatan (Forkles). Ia bergabung di Forkles sejak Juni 2021 saat jumlah korban wabah corona COVID-19 sedang berada di puncaknya di Klaten.
Foto: Privat
Sering pulang malam dan pernah dicurigai tetangga
“Dulu pernah saya dicurigai, sudah jauh dari suami, pulangnya malam, dini hari, bahkan tidak pulang. Tetangga mempertanyakan apa yang saya lakukan,” tutur Vita sambil tersenyum. Menurut Vita, kecurigaan seperti itu sudah lumrah dan biasa dia hadapi. “Saya tetap aktif ikut PKK juga, menjaga hubungan dengan tetangga, menjadi relawan, dan bekerja,” ujarnya. (ae)
Foto: Privat
7 foto1 | 7
Scholz menambahkan bahwa persyaratan "3G", yang menetapkan bahwa orang harus divaksinasi, pulih, atau memiliki tes negatif, harus diterapkan di semua tempat kerja. Saat mengunjungi restoran, teater atau bioskop, persyaratan "2G" (vaksinasi atau pemulihan) harus berlaku jika memungkinkan, kata Scholz.
Perdana menteri negara bagian gelar rapat pekan depan
Meski sempat tertunda, pada pekan depan perdana menteri negara bagian Jerman akan berkumpul untuk membahas situasi virus corona dan langkah-langkah terkait.
"Akan ada diskusi dengan perdana menteri negara bagian minggu depan," kata Scholz.
Kanselir Angela Merkel yang tetap menjabat dalam kapasitas sementara dan terbatas, telah menyerukan pertemuan dengan 16 perdana menteri negara bagian dan pemerintah federal.