1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Songsong Masa Depan dengan Tenaga Surya

Christian Pricelius
31 Mei 2021

Berkat biaya pembuatan yang semakin berkurang, industri tenaga surya makin naik daun. Juga di Jerman, walaupun di sana matahari tidak terlalu sering bersinar.

gambar menunjukkan lahan yang dipenuhi panel surya
Foto: Michael Nitzschke/imageBROKER/picture alliance

Di daerah pedesaan sekitar ibukota Jerman, Berlin, taman panel surya terbesar di Jerman sedang didirikan. Lima ratus ribu modul ditempatkan di atas kerangka dari logam. Selain itu, seratus ribu tiang penopang harus ditempatkan, dan 250 km kabel harus dipasang. Untuk proyek itu, perusahaan energi Jerman EnBW mempekerjakan 150 orang.

Harald Schmoch, yang menjabat manajer proyek mengungkap, di negara bagian Brandenburg, di mana Berlin berlokasi pihaknya jelas punya potensi untuk menyelesaikan proyek berskala besar seperti ini. "Tapi yang penting bukan ukuran, melainkan kemampuan dan hasil kerjanya," tandas Schmoch.

Taman tenaga surya ini ukurannya sebesar 225 lapangan sepak bola. Namun demikian, fasilitas bagi taman tenaga surya di Eropa bisa dibilang kecil, karena proyek semacam ini harus bersaing dengan lahan pertanian. Sedangkan di kawasan kering di India, misalnya, beberapa taman tenaga surya bisa menyediakan cukup listrik untuk lima ratus ribu rumah tangga.

Panel Surya Pangkas Emisi Karbon

04:00

This browser does not support the video element.

Tapi taman tenaga surya saja, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga. Di Jerman, ada 19 juta gedung apartemen dan rumah. Itu berarti banyak atap yang bisa digunakan untuk panel-panel tenaga surya. Bahkan sekarang sudah ada cabang industri sendiri yang khusus mengurus pemasangan. 

Tinggal di rumah bertenaga surya

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ini adalah Bio-Solar-Haus. Direkturnya, Hubert Becher menjelaskan, zaman sekarang, sistem ini tidak mahal lagi, dan secara ekonomis menguntungkan, karena sebenarnya tidak ada ongkos pemeliharaan. Ia menambahkan, "Instalasi jadi begitu murah sekarang, sehingga dari keuntungannya, biaya yang dikeluarkan segera tertutup."

Mark Schwarz adalah salah satu pemilik rumah, yang atapnya dilengkapi sistem panel tenaga surya. "Sering kali, sistem menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan," kata Mark Schwarz. Salah satu yang membuat ini menguntungkan dari segi finansial adalah, ongkos pemanasan rumah atau air sangat rendah.

Listrik gratis

Ongkos perlengkapannya juga sudah terganti hanya dalam beberapa tahun. Setelah itu, listrik yang diperoleh, pada dasarnya, gratis.

Karena sejumlah keuntungan ini, energi surya diperkirakan akan semakin berkembang di Jerman. Sehingga nanti tahun 2038, ketika pembangkit listrik tenaga batu bara yang terakhir di Jerman dihentikan fungsinya, jumlah sistem tenaga surya di atap rumah, jumlahnya sudah akan lima kali lipat dari jumlah saat ini, dan bisa menutupi kebutuhan energi. 

Kedepannya bahkan diperkirakan, energi surya akan memenuhi seperempat dari produksi energi di Jerman.

Sumber energi baru sudah jadi pilar

10 tahun lalu, perusahaan pengoperasi EnBW, jadi salah satu produsen energi dari tenaga nuklir di Jerman. Kini mereka pegang peranan dalam proyek taman tenaga surya terbesar di Jerman. Mereka masih mengoperasikan beberapa instalasi yang menggunakan tenaga batu bara, tetapi ini dalam waktu dekat akan tinggal sejarah saja.

Manajer proyek, Harald Schmoch mengungkap, sumber energi baru ini harus bisa memenuhi kekosongan. Ini sudah jadi pilar utama portofolio perusahaannya. Sejak 2012, mereka sudah melihat perkembangan dalam semua segmen baru yang bersifat berkelanjutan, baik di darat maupun di lautan, dan juga tenaga surya. "Semua teknologi ini akan memenuhi sekitar separuh produksi energi tahun 2025," papar Harald Schmoch.

Panel surya buatan Cina yang digunakan EnBW semakin banyak berdatangan, baik siang maupun malam. Diharapkan taman tenaga surya akan mulai beroperasi dalam waktu dekat. (ml/ap)