Jerman Tangkap Dua Tersangka Teroris
8 September 2011Kepolisian Jerman menangkap dua pria yang diduga memiliki bahan-bahan kimia untuk pembuatan bom. Kedua pria tersebut ditangkap, tiga hari sebelum peringatan 10 tahun serangan teror New York 11 September. Penahanan ini dilakukan sekitar sepekan setelah menteri dalam negeri Jerman, Hans-Peter Friedrich memperingatkan bahwa ancaman teror Islamis di Jerman adalah sesuatu yang nyata dan intensif.
Juru bicara kepolisian Berlin, Thomas Neuendorf mengungkapkan, sebuah apartment kedua pria itu di Berlin digeledah untuk mencari barang bukti terkait. Pria pertama yang diduga akan melakukan aksi teror itu adalah warga Jerman keturunan Libanon berusia 24 tahun. Yang kedua adalah seorang lelaki asal Gaza, berusia 28 tahun. Berbulan-bulan lamanya, polisi telah mengawasi keduanya.
Islamic Center, atau Pusat Budaya Islam, dimana kedua tersangka teroris itu kerap menghabiskan waktu, berlokasi di pemukiman imigran, di kawasan Wedding. Dalam penyergapan, 10 mobil vans polisi mengelilingi gedung Islamic Center di area yang dulunya merupakan kawasan industri tersebut. Di gedung itu tertera papan nama “Mesjid Ar Rahman” dan “Pusat Budaya Islam bagi Pencerahan Relijius”.
Jaksa penuntut Ralph Knispel menyebutkan dua perusahaan kimia di Jerman menyampaikan peringatan kepada pihak berwenang, ketika orang-orang yang mencurigakan itu memesan bahan kimia dalam jumlah sangat besar. Pria Jerman keturunan Libanon yang menjadi tersangka utama dalam kasus ini, memesan bantal dengan gel pendingin. Jika dicampur dengan cairan asam tertentu, maka gel tersebut memiliki daya ledak tinggi.
Pekan lalu, dalam wawancara dengan ”Bild-Zeitung” dan Passauer Neue Press, mendagri Jerman Hans-Peter Friedrich mengungkapkan, terdapat sekitar seribu orang yang diidentifikasikan dapat melakukan aksi teror. Sekitar 130 orang diantaranya digolongkan berbahaya. Oleh sebab itu, mereka di bawah pengawasan aparat. Namun yang merupakan bahaya besar adalah pelaku teror individual. Mereka sukar untuk dideteksi. Para umat Muslim di Jerman diharapkan bekerjasama dengan aparat keamanan mengantisipasi hal tersebut.
ap/dw/ Purwaningsih
Editor : Pasuhuk