Keputusan Jerman tutup perbatasan ke Austria untuk cegah arus pengungsi paksa Uni Eropa gelar sidang darurat. Pemerintah Jerman nyatakan langkah itu diperlukan demi kepentingan keamanan.
Iklan
Menteri dalam negeri Jerman Thomas de Maiziere hari Minggu (13/9) mengumumkan Jerman menerapkan pemeriksaan keamanan darurat di perbatasan ke Austria terkait arus pengungsi dari Timur Tengah. "Targetnya mengurangi arus pengungsi ke Jerman dan agar mereka tiba dalam kondisi manusiawi", ujar menteri dalam negeri Jerman itu.
Langkah ini diperlukan bagi keamanan dalam negeri, tambah de Maiziere. Aturan tersebut langsung diberlakukan dan lalu lintas kereta dari Austria ke Jerman dihentikan hari Minggu malam. Polisi kini mengadakan pemeriksaan dokumen perjalanan di perbatasan kedua negara. Sejauh ini, berdasar kesepakatan Schengen, warga bebas bergerak di negara penandatangan tanpa dibatasi kontrol perbatasan.
Kanselir Austria, Werner Faymann mengimbau agar pemeriksaan di perbatasan dilakukan secara manusiawi. Faymann menambahkan, ia akan melakukan kunjungan ke Berlin Selasa (15/9) untuk mendiskusikan tema ini dengan kanselir Jerman, Angela Merkel. Juga Hongaria dan Serbia dilaporkan sudah mengambil langkah drastis menutup perbatasan negara, untuk cegah gelombang tak terkendali pengungsi dari Timur Tengah dan negara Afrika.
Eropa Mulai Tutup Pintu Perbatasan Bagi Pengungsi
Jerman yang paling ramah terima pengungsi kini kewalahan dan terapkan lagi pemeriksaan ketat di perbatasan, Hungaria dan Serbia pasang pagar kawat berduri. Sementara Austria dan Denmark terapkan buka tutup perbatasan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
Kroasia Tutup Perbatasan ke Serbia
Kroasia yang juga kewalahan menahan serbuan pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan negara Afrika, menutup tujuh dari delapan pintu perbatasannya ke Serbia. Pemerintah di Beograd memptotes tindakan itu, karena kini ribuan pengungsi terdampar di Serbia. Pelan tapi pasti, Eropa kini mulai memasang tirai besi untuk menahan arus pengungsi.
Foto: Reuters/A. Bronic
Pagar Kawat Berduri di Hongaria
Hongaria memasang pagar kawat berduri untuk menutup perbatasannya ke Kroasia sepanjang 41 Kilometer. Sebelumnya Hongaria juga sudah memasang pembatas pagar kawat berduri untuk menutup perbatasan ke Serbia. Akibat penutupan perbatasan itu gelombang pengungsi kini mencari rute-rute alternatif untuk masuk ke Jerman atau Austria,
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ujvari
Slovenia Perkuat Penjagaan Perbatasan
Polisi menangkap pengungsi yang berusaha naik kereta secara ilegal di perbatasan Slovenia-Kroasia. Slovenia memperkuat penjagaan di perbatasan untuk cegah arus pengungsi yang melintasi negara ini. Akibat penutupan perbatasan di berbagai negara, para pengungsi kini memilih rute baru menuju kawasan Schengen yang juga mulai menutup pintunya denagn menerapkan aturan suaka lebih ketat.
Foto: Getty Images/AFP/J. Makovec
Kontrol Perbatasan
Arus pengungsi tak terkendali ke Jerman memaksa pemerintah menerapkan lagi pemeriksaan dokumen di perbatasan. Mendagri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, selain demi keamanan dalam negeri, alasan penutupan perbatasan adalah agar pengungsi mendapat fasilitas lebih manusiawi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Lalulintas Kereta Austria-Jerman Dihentikan
Seluruh lalulintas kereta dari Austria ke Jerman dihentikan segera setelah Berlin umumkan kontrol perbatasan. Ribuan pengungsi, kebanyakan berasal dari Suriah, tertahan di stasiun kereta Wina. Uni Eropa menyatakan memahami kebijakan Jerman dan memanggil anggota untuk bersidang darurat.
Foto: Reuters/H.-P. Bader
Hongaria Kerahkan Tentara
Tentara Hongaria kini dikerahkan menjaga perbatasan di Roszke. Langkah Budapest ini merupakan reaksi dan antisipasi terhadap kebijakan terbaru Jerman. Sepekan lalu Kanselir Angela Merkel masih nyatakan pengungsi "welcome" di Jerman.
Foto: Reuters/D. Ruvic
Kawat Berduri Perbatasan Serbia-Hongaria
Pagar kawat berduri di perbatasan Hongaria ke Serbia yang masih ada celahnya, kini akan ditutup total. Hongaria kewalahan dan tak punya anggaran sebagai negara transit ratusan ribu pengungsi asal Suriah, Afghanistan, Irak dan negara Afrika menuju Jerman, Austria dan Swedia. Serbia yang juga jadi rute transit alami kondisi serupa.
Foto: Reuters/B. Szabo
Austria Buka-Tutup Perbatasan
Austria yang juga salah satu tujuan utama pengungsi, juga berulang kali lakukan kontrol perbatasan dengan cara buka-tutup. Tujuannya menahan arus pengungsi yang terus membludak. Akibatnya kemacetan lalulintas panjang terjadi di jalan bebas hambatan di perbatasan ke Hongaria.
Foto: Reuters/H.P. Bader
Denmark Tolak Pengungsi
Pemerintah Denmark dengan tegas menolak kedatangan pengungsi. Penutupan perbatasan ke Jerman dilakukan dan lalulintas kereta juga dihentikan. Ratusan pengungsi ini dikawal polisi, berjalan kaki melintasi jalan bebas hambatan melewati Denmark, menunju Swedia yang ramah terhadap pengungsi seperti Jerman dan Austria.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Nolte
Polandia Tolak Kuota Pengungsi
Ribuan warga Polandia gelar aksi protes menentang rencana pembagian kuota penampungan pengungsi. Walau tidak terimbas langsung krisis pengungsi dan PM Polandia Donald Tusk nyatakan siap terima pengungsi secara sukarela, tapi pemerintahan di bawah dia juga menggalang inisiatif tolak kuota pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
10 foto1 | 10
Uni Eropa menanggapi kebijakan Jerman itu, dengan langsung panggil ke 28 anggotanya untuk menggelar sidang darurat di Brussel Senin (14/9 ) ini. Selama beberapa bulan terakhir ini Uni Eropa bersikap pasif hadapi krisis pengungsi yang terutama melanda Yunani, Italia, Hongaria, Austria, Jerman dan Swedia. Silang sengketa diantara negara anggota adalah usulan kuota penampungan pengungsi yang diusulkan presiden komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker pekan silam.
Sejauh ini negara-negara Uni Eropa di kawasan timur, yakni Polandia, Republik Ceko, Slowakia dan Hongaria sudah menyatakan menolak kuota menampung pengungsi dengan alasan tidak memiliki anggaran dan prasarana. Pekan lalu sedikitnya 63.000 pengungsi kebanyakan dari Suriah, sudah masuk ke Jerman lewat ibukota negara bagian Bayern, München. Pemerintah Jerman menyatakan, kewalahan dan kekurangan tempat penampungan yang manusiawi.