"Kita pasti bisa", itu kata Kanselir Angela Merkel setahun lalu. Apa itu benar? Atau penerimaan ratusan ribu pengungsi jadi beban yang tidak bisa ditanggung Jerman? Berikut hasil jajak pendapat DW.
Iklan
Foto-foto bermakna simbolis kuat bisa dilihat di media. Pria, perempuan anak-anak, sebagian besar dari Suriah, Afghanistan dan Irak berjalan kaki ke arah Eropa utara lewat apa yang disebut "rute Balkan". Ratusan ribu pengungsi datang ke Jerman mulai pertengahan 2015. Kanselir Angela Merkel menjalankan politik pembukaan pintu bagi pengungsi. "Kita pasti bisa menanggungnya." Itulah perkataan Merkel yang jadi benang merah di sepanjang politik pengungsi Jerman.
Sejauh mana politik ini mengubah Jerman? DW mengadakan jajak pendapat lewat kerjasama dengan institut riset opini "Infratest Dimap". Sekitar seribu orang yang punya hak memberikan suara dalam pemilu ikut jajak pendapat antara 15 dan 17 Agustus lalu. Empat pernyataan jadi fokusnya, dan orang menjawab setuju atau tidak setuju. Hasilnya dijabarkan berdasarkan politik partai. Sebagai acuan: Kanselir Merkel adalah Ketua Partai Kristen Demokrat (CDU) yang beraliansi dengan Partai Kristen Sosialis (CSU)
Pengungsi terlalu bebani sistem sosial dan pendidikan
Menurut perkiraan optimis, dana untuk mengurus pengungsi mencapai 15 milyar Euro per tahun. Integrasi hanya mungkin jika pengungsi belajar bahasa Jerman dan punya pendidikan. Untuk itu diperlukan guru dan pendidik. Apakah Jerman terlalu dibebani? Sebagian besar menjawab ya.
Terutama pendukung partai berhaluan kanan Alternative für Deutschland (AfD) berpendapat itu membebani Jerman. Hanya 15 dari 100 orang anggota AfD yang dimintai pendapatnya tidak setuju.
Mereka yang punya pendidikan dan mampu bekerja tentu punya peluang mendapat pekerjaan. Data demografi menunjukkan masyarakat Jerman semakin tua dan tenaga kerja muda diperlukan. Banyak perusahaan sudah merasakannya.
Tapi pengungsi belum tentu bisa jadi jawaban bagi kekurangan itu. 20% ekonomi Jerman terutama didukung bidang teknik mesin, industri kendaraan bermotor dan teknik elektro. Sedangkan di negara asal mayoritas pengungsi industri ini tidak punya tradisi. Sehingga persyaratan dan kualifikasi tidak terpenuhi. Namun demikian mayoritas orang yang ikut jajak pendapat setuju dengan Merkel.
Perekonomian Jerman akan tambah kuat
Dalam hal ini sebagian besar pendukung partai kanan AfD juga tidak melihat pengungsi membawa keuntungan bagi Jerman.
Tapi tidak peduli partai mana yang didukung, sebagian besar warga usia muda dan mereka yang punya pendidikan tinggi atau penghasilan tinggi berpendapat, pengungsi akan menguntungkan perekonomian Jerman. Sementara mereka yang berusia di atas 50 atau berpendidikan rendah berpendapat sebaliknya.
Jerman akan tambah beraneka ragam
Tidak hanya perekonomian. Kedatangan pengungsi juga punya dampak terhadap masyarakat Jerman. Sekarang saja, terutama kota-kota besar Jerman penduduknya sudah beraneka ragam. Di masa depan kecenderungan ini tambah tajam. Orang Jerman setuju atau tidak setuju?
Dalam hal ini juga bisa dilihat jelas, warga muda dan warga berpendidikan menyambut hangat keanekaragaman di masyarakatnya, tanpa melihat partai mana yang mereka dukung.
Kelompok masyarakat ini juga cenderung berpendapat, politik pengungsi Kanselir Angela Merkel tidak berkaitan dengan bertambahnya serangan teror di Jerman. Semakin tua usia warga yang diminta pendapat, dan semakin kurang pendidikannya, semakin besar kemungkinan mereka berpendapat, di Jerman akan makin banyak serangan teror.
Serangan teror akan makin banyak di Jerman
Dalam hal ini, partai yang didukung punya pengaruh besar. Hanya tujuh dari seratus pendukung AfD yang diminta pendapatnya menyatakan di Jerman serangan teror tidak akan meningkat.
Hasil akhir menunjukkan, dengan jumlah menyolok sebagian besar pendukung AfD berpendapat, politik pengungsi yang dijalankan pemerintah Jerman saat ini berdampak negatif bagi Jerman di berbagai bidang. Sebaliknya, walaupun tanpa menunjukkan jumlah menyolok, warga Jerman yang mendukung Partai Hijau berpandangan positif atas politik pengungsi Kanselir Angela Merkel
Cara Jerman Menolong Pengungsi
Hampir setiap hari ada tempat penampungan pengungsi yang dibakar di suatu tempat di Jerman. Tapi di samping berita buruk seperti itu, ada berita bagus. Yaitu bagaimana ribuan warga Jerman ulurkan tangan bagi pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Endig
Pesta Penyambutan
Pengungsi dan sukarelawan menari bersama dalam pesta penyambutan. 600 pemohon suaka di Heidenau ditempatkan di gedung bekas toko bahan bangunan, dan dilindungi pagar tinggi. Sebelumnya mereka takut meninggalkan tempat penampungan, karena kelompok ekstrem kanan mengadakan perusakan dan meneriakkan kecaman berhari-hari. Pesta diorganisir ikatan Dresden Bebas dari kelompok NeoNazi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Willnow
Selamat Datang di Sylt
Joachim Leber (tengah) membimbing keluarga dari Suriah ini. Ia adalah anggota organisasi Integrationshilfe Sylt (bantuan integrasi Sylt). Di pulau itu sekitar 120 pengungsi ditampung. Sebagian besar dari mereka berasal dari Afghanistan, Somalia dan Suriah. Sukarelawan mengajar mereka bahasa Jerman, memberi sokongan moral, dan jadi anggota keluarga. "Jerman juga dibantu setelah PD II," kata Leber.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Marks
Klub Sepak Bola Welcome United O3
Henning Eich dari klub Lok Potsdam menyambut para pemain dari klub Welcome United 03. Inilah tim sepak bola pertama Jerman yang sepenuhnya terdiri dari pengungsi. Klub ini langsung menang 3:2 dalam pertandingan lawan klub Lok Potsdam. Mereka bisa ikut main karena upaya klub SV Babelsberg . "Sepak bola menyatukan," kata Manja Thieme, yang mengurus tim internasional beranggotakan 40 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Mehlis
Sepeda bagi Pengungsi
Tobias Fleiter memompa ban sepeda bagi seorang pengungsi dari Togo. Proyek "Bikes without Borders" adalah inisiatif dua sukarelawan. Awalnya mereka hanya punya lima sepeda. Sekarang tim sudah beranggotakan 15 sukarelawan, dan sudah memperbaiki serta menyediakan 200 sepeda. Inisiatif di Karlsruhe ini beri kesempatan kepada pemohon suaka untuk punya sarana transportasi.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Aman di Jalan
Bagaimana caranya naik kereta dari A ke B? Apa artinya tanda-tanda ini? Di mana saya bisa beli karcis? Itu dipelajari pengungsi dari Suriah di Halle, negara bagian Sachsen-Anhalt, di stasiun utama kota itu. Seorang polisi juga menunjukkan, bahwa mereka harus berdiri di belakang garis putih, jika sebuah kereta datang. Jika tidak bisa berbahaya.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Ikatan Perenang Pertama bagi Pengungsi
Di Schwäbisch Gmünd, pengungsi bisa belajar berenang. Ludwig Majohr (pakai topi) memberikan pelajaran berenang. Ikatan yang baru didirikan terutama harus mendorong integrasi, demikian Majohr. "Kami para perenang saling bantu", kata sukarelawan lain, Roland Wendel. "Kami tidak menanyakan nasionalitas." Delapan orang yang sudah pensiun dari profesi mereka aktif membantu pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Bayi Pengungsi Pertama
49 sentimeter, 3.000 gram. Sophia nama bayi perempuan ini. Ia adalah bayi pertama, yang lahir di kapal angkatan bersenjata Jerman "Schleswig-Holstein". Ibunya, Rahmar Ali dari Somalia, jadi pengungsi yang beruntung mendapat bimbingan dokter menjelang melahirkan. "Dalam momen seperti inilah orang merasakan telah melakukan sesuatu yang berguna," kata seorang tentara, yang hadir saat Sophia lahir.
Foto: Reuters/Bundeswehr/PAO Mittelmeer
#WelcomeChallenge
Dengan tagar ini, lewat YouTube dan Facebook sekelompok orang yang memberikan bantuan sukarela menyerukan lebih banyak orang untuk ikut aktif. Mereka yang menolong, sumbangkan foto aksinya. Koki kenamaan Sarah Wiener juga diminta membantu. Ia membawa 150 porsi sup dan roti ke tempat penampungan di Berlin dan membaginya dengan senyum.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Fischer
Bahasa Jerman untuk Sehari-Hari
Sebagi salah satu sukarelawan, Karl Landherr mengajarkan bahasa Jerman kepada seorang pemohon suaka di Thannhausen, Bayern. Landherr yang pensiunan kepala sekolah bersama beberapa rekan juga membuat buku untuk belajar bahasa Jerman bagi pengungsi. Bukunya berorientasi pada hidup sehari-hari, berisi banyak tips, dan sekarang digunakan di seluruh Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Aktif di Tempat Penampungan Pakaian
Di tempat penampungan pengungsi di Berlin semua tempat penuh. Sebelumnya sudah ada tiga tempat baru yang dibuka. Salah satunya adalah sekolah Teske di Berlin Schöneberg yang tidak digunakan. Gedung ini bisa tampung 200 orang. Banyak sukarelawan juga aktif di sini, misalnya untuk mengatur tempat penampungan pakaian hasil sumbangan.