1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

AstraZeneca Hanya untuk Orang di Bawah 65 Tahun

29 Januari 2021

Jerman mengatakan ada kekurangan data mengenai keefektifan vaksin AstraZeneca untuk lansia. Perusahaan berbasis di Inggris itu juga tengah berselisih dengan UE karena mengingkari kesepakatannya dengan blok tersebut.

Pertanyaan muncul soal kemanjuran vaksin AstraZeneca
Pertanyaan muncul soal kemanjuran vaksin AstraZenecaFoto: Jason Cairnduff/REUTERS

Komisi vaksinasi Jerman STIKO mengatakan pada hari Kamis (28/01) bahwa suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya boleh diberikan kepada orang yang berusia 64 tahun ke bawah.

Panel ahli medis mengatakan kurangnya data mengenai keefektifan vaksin untuk kelompok lansia menjadi alasannya.

"Saat ini tidak ada cukup data untuk menilai kemanjuran vaksin untuk orang yang berusia 65 tahun ke atas," kata komite ilmiah dalam keputusan yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Jerman.

"Vaksin AstraZeneca, tidak seperti vaksin mRNA, hanya boleh diberikan kepada orang berusia 18-64 tahun pada setiap tahap," jelas keputusan tersebut.

Inggris bela AstraZeneca

AstraZeneca dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan tanggapan terkait temuan STIKO.

Seorang juru bicara perusahaan yang berbasis di Inggris itu mengatakan data uji klinis terbaru untuk vaksinnya "mendukung kemanjuran pada kelompok usia di atas 65 tahun."

Sementara Boris juga mendukung penggunaan vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama dengan Universitas Oxford tersebut. Dia mengatakan tidak setuju dengan penilaian Jerman terhadap vaksin tersebut.

"Otoritas kami sendiri telah memperjelas bahwa menurut mereka vaksin Oxford AstraZeneca sangat baik dan mujarab," kata Boris.

Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia

Kekurangan dosis

Sebelumnya pada hari Rabu (27/01), Uni Eropa menyuarakan rasa frustrasinya dengan AstraZeneca, mengatakan bahwa raksasa farmasi itu mengingkari kesepakatan untuk memasok blok itu dengan dosis vaksin.

Kekecewaan dengan AstraZeneca muncul ketika Jerman mengakui bahwa mereka menghadapi kekurangan vaksin yang dapat berlanjut hingga April, Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan pada hari Kamis (28/01).

Akibatnya, Spahn mengatakan akan ada pertemuan pada hari Senin (01/02) pekan depan antara Kanselir Angela Merkel, 16 perdana menteri negara bagian, dan tokoh senior dalam industri farmasi.

Spahn telah menyerukan pertemuan puncak seperti itu mengingat pemerintah sedang "mengerjakan asumsi setidaknya 10 minggu lagi yang berat karena kekurangan vaksin," tulisnya di Twitter.

Proses vaksinasi Jerman mendapat kendala minggu lalu ketika AstraZeneca memangkas pengiriman dosis awal yang diharapkan ke negara-negara UE sekitar 60%.

rap/gtp (AFP, Reuters, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait