1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jihad Islam Nyatakan Bertanggung Jawab Atas Serangan Bom di Sanaa

17 September 2008

Untuk kedua kalinya dalam kurun waktu lima bulan, kedubes AS di Yaman menjadi sasaran serangan bom. Rabu 17/9, pelaku serangan bunuh diri meledakkan dua kendaraan bermuatan bahan peledak pada gerbang kedubes di Sanaa.

Mobil hancur di dekat kedubes AS di Sanaa setelah serangan, Rabu 17/9Foto: AP

Serangan hari Rabu itu merupakan salah satu yang paling berdarah dalam sejarah Yaman. Menurut keterangan Departemen Dalam Negeri negara Afrika itu, ke-16 korban tewas adalah enam tentara dan empat warga sipil Yaman, serta enam penyerang. Masih belum diketahui berapa jumlah orang yang cedera. Pemerintah Amerika di Washington, seraya mengutuk serangan itu mengatakan, tak ada warga AS yang menjadi korban. Presiden Amerika Serikat George W. Bush dalam pernyataan atas insiden itu:

"Ada sejumlah aparat keamanan yang tewas dalam serangan itu. Kami mengirimkan belasungkawa kami kepada keluarganya. Serangan ini mengingatkan bahwa kita sedang dalam perang melawan ekstrimis yang sengaja membunuh orang-orang tak berdosa demi mencapai tujuan ideologinya.Salah satu tujuan ektrimis ini adalah membunuh supaya AS kelabakan dan kemudian menarik diri dari semua wilayah di dunia. Namun pesan kami adalah, kami akan membantu pemerintah berbagai negara untuk mengatasi ekstrimis. Kami ingin membantu terciptanya kehidupan normal. Agar para ibu dapat membesarkan putra dan putrinya dalam lingkungan yang damai, sehingga mereka dapat mewujudkan harapan dan impian mengenai dunia yang lebih baik."

Demikian diutarakan Bush dalam pertemuannya dengan Jenderal David Petraeus di Washington . Petraeus hari Selasa melepaskan jabatannya sebagai panglima AB AS di Irak dan mulai akhir bulan September ini dia akan memimpin Komando Sentral yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah dan Asia Selatan.

Menurut keterangan saksi mata para pelaku bunuh diri mula-mula menembaki sejumlah polisi Yaman yang menjaga kedubes AS. Kemudian seorang pelaku meledakkan diri dan mobilnya di depan gerbang utama. Sejumlah roket juga dikatakan telah ditembakkan ke gedung kedubes. Departemen Dalam Negeri Yaman menyebutkan bahwa ledakan kedua di depan pintu pejalan kaki berasal dari mobil lainnya. Sementara penyerang lainnya tidak berhasil mendekati kedubes.

Tak lama sesudah serangan, sebuah kelompok radikal Yaman yang menamakan diri Jihad Islam mengaku sebagai pelaku serangan. Kelompok yang sebelumnya tidak begitu dikenal ini mengancam akan melancarkan serangan lain terhadap perwakilan Inggris, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Sanaa. Namun juru bicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack menunjuk Al Qaida:

"Cukup jelas bahwa serangan itu meninggalkan jejak serangan Al Qaida. Jenis serangan yang sudah kita lihat sebelumnya. Kendati peta berbagai kelompok, unit khusus, atau jaringannya bisa kabur. Terkadang dilakukan oleh suatu subkontraktor atau kelompok yang bersahabat dengan Al Qaida. Dan mereka bisa menggunakan berbagai nama yang berbeda-beda. betapapun, saya belum bisa menyimpulkan keterkaitannya yang persis sekarang ini."

Ini kedua kalinya kedubes AS di Yaman menjadi sasaran serangan. Bulan Maret lalu, mereka menjadi target serangan granat. Al-Qaida mengaku bertanggung jawab atas serangan yang tidak mengenai sasaran itu. Sebelumnya lagi, pada tahun 2000, pelaku serangan bunuh diri Al Qaida menabrakkan sebuah perahu karet bermuatan bom ke kapal perusak AS "US Cole" di Aden, Yemen. Serangan itu menewaskan 17 tentara AS. Sejak beberapa tahun ini, Al Qaida sangat aktif di Yaman, negeri yang merupakan salah satu sekutu penting AS dalam perang melawan terorisme. (cs)